Konflik
ini, saya juga pernah mengalaminya, sekitar satu setengah tahun yang lalu.
Bedanya dulu saya jadi peran utama, sekarang saya jadi pembantu, salah, peran
pembantu maksudnya.
Konflik
dalam pekerjaan itu sering terjadi, kalaupun mungkin belum pernah merasakan, ya
mungkin belum atau mungkin sudah pernah tapi tidak dirasakan sebagai konflik.
Dasar
konflik ini simpel si menurut saya, miskom alias miss communication, tapi
karena ada kompor, jadi yang sebelumnya cuma secuil bisa jadi segedhe saya!:p
Dalam tim,
tak semua orang kadang suka sama kita, mungkin ada juga yang kurang sreg sama
kita, entah karena alasan logis atau yang tak logis. Kalau saya menyimpulkan si
intinya adalah persaingan, ada yang lebih ingin terlihat baik jadi saat ada
yang terkesan lebih baik dia akan mulai panas.
Itu
kesimpulan saya si, nggak berniat fitnah lo.
Konflik
ini, tentang dua orang dalam satu tim, intinya si miskom tadi, tapi salah
seorang yang berkonflik bisa dengan mudahnya memutarbalikkan fakta yang ada,
bisa mengubah kalimat a menjadi anti a, dan memang si orang ini sudah terkenal
seperti itu. Orang yang satunya, kebetulan berprinsip yang kuat dan memang
patuh pada aturan yang ada, jadi sekalinya ada yang ngelanggar aturan, dia ga
bisa nerima. Dan konflik ini lebih mirip perang mulut, tapi apa yang diomongkan
oleh salah satu yang berkonflik ini memang terkesan ndak mengenakkan, dia suka
menyimpulkan hal yang salah dan menyebarkannya tanpa mengklarifikasinya lebih
dulu. Sama halnya dengan orang satunya, bilangnya cuek, tapi sepertinya masih
saja memasukkan ke hati dan menjelaskan apa yanh sebenernya terjadi, yang
tentunya berbeda dengan apa yang disebarkan orang satunya.
Sayanya si
sebenernya males dengerin yang seperti itu, bagi saya, jauh lebih penting saya
liat keseharian mereka, karena itulah yang mencerminkan sifat asli mereka, dari
situlah tampak kejadian yang sebenarnya dan siapa yang salah.
Seperti
yang saya alami satu setengah tahun yang lalu, gegara miskom sayanya dimusuhi,
dikata-katain bahkan sampai dicurigain.
Beberapa
kali saya nangis, beberapa kali saya kecewa, bahkan beberapa kali saya pengen
resign, tapi beberapa kali pula saya mampu bangkit lagi, karena saya masih
punya Allah dan saat itu masih ada bintang di sisi saya, masi ada bintang yang
menguatkan saya, masi ada bintang yang selalu berhasil bikin saya tersenyum.
Bintang
selalu memberikan sisi lain dari apa yang saya liat.
Seperti
ketika saya ingin membalas perilaku tidak menyenangkan seseorang, bintang
bilang kalau saya harusnya tidak membalasnya, tapi saya harus jadi yang lebih
baik dari dia dan harus lebih bersabar
Atau ketika
saya bilang saya bosan dengan keadaan miskom seperti ini, dia selalu
menyemangati saya
Atau lagi,
ketika dia bilang dia ingin punya musuh, katanya si musuh itu sebenernya jauh
lebih baik dari sahabat, kenapa, karena dia sering banget nyari kesalahan kita,
dia sering banget ngeluangin waktu buat nyari kekurangan kita dan dia bilang ke
kita, sakit si memang, tapi coba de pikir, dia itu justru sangat perhatian sama
kita, dan dia ngasi tahu kekurangan kita dan secara tidak langsung dia ngasi
kesempatan kita untuk memperbaiki diri kita, dan itu semua gratis. Jadi buat
apa kita marah sama musuh kita? Harusnya kita berterimakasih pada musuh kita,
karena dialah kita bisa memperbaiki diri kita.
Saya
speechless ketika bintang bilang seperti itu, pengennya si ngebantah, mana ada
musuh yang baik, tapi saat saya nyoba berfikir lagi, apa yang dikatain bintang
memang bener.
Lagipula,
saya percaya nggak ada sesuatu yang jelek terus atau yang baik terus, semua itu
psti ada kadarnya, kadar baik dan jeleknya. Saat sesuatu terlihat jelek, pasti
ada sisi baiknya, meski mungkin cuma sepersen atau bahkan nol koma berapa
persen. Seperti halnya musuh itu tadi.
Bohong si
kalau saya bilang saya ndak sakit ati, tapi saat saya coba tenang dan
introspeksi, saya sadar, untuk apa sakit ati terhadap sesuatu yang tidak saya
lakukan?
Saya juga
menyadari dan membuat teori sendiri, bahwa kalau ada penyataan yang tidak baik
tentang kita dan kita marah, itu tandanya mungkin memang pernyataan itu bener.
Uupppsss, sori si kalo salah, namanya juga masi teori saya.
Dulu saya
dikatain tukang fitnah, penuh iri dan
dengki dan semacamnya.
Ya sakit
ati si, apalagi dulu saya orangnya gampang tersinggung dan ga suka kalo dituduh
sesuatu yang ga saya lakukan, tapi bintang dengan bahasanya mampu membuat saya
sadar, kalau saya ndak ngelakuin apa yang dituduhin, kenapa harus sakit hati?
Kenapa harus emosi? Mau sesakit apapun saya, saya juga tettep dikatain seperti
itukan?
Jadi yang
bisa saya lakukan adalah be patience. Dan kalaupun yang dituduhkan itu bener,
ya lebih baik saya mintamaaf dan berusaha untuk tidak melakukannya lagi. Tapi
bukannya yang namanya tuduhan itu biasanya ga bener?
Jadi
yasudahlah, senyum aja, liat permainan yang ada, pokoknya selama kamu benar,
ndak perlu sakit hati untuk sesuatu yang tidak pernah kamu lakuin.
Ini kalimat
saya lo, berdasar pengalaman.
Saya ndak
ngerti apa jadinya saya kalau ndak ada bintang saat itu, mungkin saya ndak
bakalan bisa bikin kalimat kayak diatas, mungkin saya ndak bakal bisa tersenyum
dan cuek dengan pernyataan yang memojokkan saya. Dan mungkin akan banyak ati
yang saya makan.
Oia lupa,
waktu itu juga ada adek saya, dia memberi saran yang menurut saya good idea,
jadi katanya saat ada orang yang menuduh kita macem2, kita hanya perlu jawab
ya, kalo lewat sms, bales aja dengan huruf y, kalo ketemu, anggukin kepala aja.
Bayangin deh, ketika ada orang yang dengan semangatnya nuduh macem2 dan kamu
pasrah, apa yang dia rasakan? Pasti dia merasa makin jengkel kan? Itu kuncinya,
jadi biar dia makin jengkel iyain aja de. Toh kalopun aslinya tidak, ga perlu
ngebela diri sampe berbusa ko, cepat atau lambat semua orang juga pasti tahu
kalau itu salah. Semoga waktunya cepat.
Ketika
akhirnya ketemu lagi dengan konflik ini, saya tersenyum, apalagi ketika melihat
seorang yang dituduh merasa sok cuek padahal raut mukanya masi kesel. Mungkin
saya dulu juga kayak gitu kali ya mukanya.
Jadi berasa
nostalgia yang ganti peran.
Sabar ya
Mbak, semoga beneran bisa cuek, bisa ga masukin telinga dan hati tuduhan yang nggak
bener itu. InsyaAllah kebenaran itu akan selalu jadi benar meski diputer jadi
kayak gimanapun!:)
Dan kamu
bintang, aku kangen kamu, kangen waktu kamu ngasi another point of view, meski mungkin sekarang aku uda bisa liat
sisi lain itu sendiri, tapi pasti akan lebih banyak sisi lain yang terlihat
kalau ada kamu juga di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar