Jumat, 26 April 2013

25 bulan ke 4 tahun ke 24

Tanggal ini terjadinya sekali setahun makanya sering disebut hari istimewa sama banyak orang. Tanggalnya sih setahun dua belas kali, tapi kalau bulannya Cuma sekali setahun.
Konon katanya 24 tahun yang lalu, ibu saya berjuang untuk membuat saya bias melihat indahnya dunia ini. Selama ini ibu ceritanya kalau saya lahir di usia kehamilan yang masih 7 bulan dan lahirnya dalam perjalanan ke ruang operasi, jadi udah mau dioperasi gitu, eh ternyata sayanya sudah keluar gitu, alhamdulilah

Lalu malam ini saya nodong ibu untuk cerita kejadian 24 tahun yang lalu,
24 tahun yang lalu, jam 7 pagi ayah saya berangkat ke Surabaya, lalu jam 8 ibu saya control ke rumah sakit, dan langsung nggak boleh pulang sama dokternya karna katanya saya sudah siap lahir. Kata ibu sih mungkinsalah ngitung, jadi memang sudah 9 bulan, bukan 7 bulan seperti perhitungan sebelumnya. Ibu langsung menghubungi ayah, sayanya ndak ngerti ya cara ngubunginnya, secara jaman dulu ndak ada hape, ndak mungkin juga lewat surat, mungkin lewat telepati kali ya, dan kata ibu ayah langsung ke rumah sakit.
Ibu yang niatnya memang Cuma control, ndak bawa persiapan apa-apa, makanya baju dan lain-lain baru dating setelah ayah saya dating, sekitar jam 12an katanya. Ibu mulai mules dan kontraksi teratur sejak jam 10 katanya, lalu karena kakak saya dilahirkan secara operasi, maka direncakan operasi siang ini, namun ibu sama ayah masih berusaha saya dilahirkan normal, minta doa banyak orang kata Ibu. Lalu ayah yang sejak dulu takut yang namanya rumah sakit, masuk rumah sakit Cuma bawa bedak lalu keluar lagi, jadi ibu jadi sigle fighter, katanya sih.
Terus akhirnya jam 2 saya lahir, katanya sih pas ibu mau dibawa ke ruang operasi, jadi bukan dalam perjalanannya, tapi dalam proses menuju kesana, soalnya kata ayah, ayah masih mau menandatangani persetujuan operasi sayanya sudah keluar, 3 kilo 52 cm kata ibu dengan perjuangan sekitar 6 jam. Kata Ibu sih itu sudah lama, karena ngelairin adik saya lebih cepet, tapi ngelairin kakak saya lebih lama lo
*bangga yang geje

Katanya lagi, pas saya lahir, biaya rumah sakitnya gratis, kalau pas ngelairin adek saya malah bayar, karena anak ketiga. Mungkin karna itu juga kali ya saya jadi orang yang hemat, ya entah hemat, medit atau emang nggak punya yang sih
*ngeles


Lalu ceritanya berlanjut ke tujuh bulan sebelumnya, jadi kebetulannya saya lahir bulan romadhon, begitu juga kakak saya, tapi pas jaman kakak saya, ibu saya itu ndak puasa, ndak boleh sama orang-orang tua soalnya. Lalu pas hamil saya, ibu banyak banget puasanya, ampir ndak pernah bolong katanya, jadi nama saya ada –na-nya, karena na itu artinya banyak, kata ibu. Lalu ndak minum obat sama sekali, makanya pas hamil ibu sering banget mual-muntah bahkan sampai tidur di kamar mandi karna keseringen muntahnya. Mungkin karna ini juga kali ya saya jadi ndak suka minum obat, karena sejak hamil ibu ndak suka minum obat
*maaf ya Ibu
Ibu juga cerita kalau selama hamil saya, ibu sering banget makan buah pir, makanya kulit saya mulus dan kuning, padahal orang tuanya item, kata Ibu si. Padahal sayanya malah lebih bangga kalau item, mirip ayah saya soalnya =D
Buah pir jaman itu harganya 20 ribu sekilo, padahal gajinya ibu Cuma 10ribu per bulan dan ayah 75 ribu per bulan, makanya tiap kali makan sepotong buah pirnya, ibu sambil ngitung sepotong ini harganya seribu. (masih) kata Ibu, ndak papalah mahal demi kamu, buktinya kulit kamu bagus kan
Kayaknya keren nih ya buat bahan penelitian, pengaruh buah pir terhadap warna kulit.

24 tahun kemudian,,,
Hari ini nggak banyak yang ngucapin selamet ulang tahun, kecewa si, tapi saya yakin kok kalau mereka doain saya meski ndak diucap langsung ke saya
*pede

Tahun ini (masih) Alhamdulilah masih dapat surprise, tahun ini dua orang cuek yang saya kenal justru ngucapin selamat ulang tahun sama saya, ternyata mereka cuek yang perhatian, haha
Kalau tahun lalu, nggak ada surprise sih, malah saya yang kasih surprise, saya pertama kali pakai gamis ke kampus, dan sekelas heboh ngeliat saya, katanya tumben saya jadi cewek, perasaan saya sejak lahir cewek de
2 tahun yang lalu, lebih keren lagi, pagi saya di bojonegoro, siang saya main sama temen kantor di Surabaya dan malamnya makan malam sama adek-adek kos di malang, besok paginya udah kerja aja di jombang, keren kan?

Alhamdulilah masih bias hidup sampai usia 24 tahun, alhamdulilah untuk semua yang telah diberikan sampai usia 24 tahun ini.
Alhamdulilah  masih bias jadi orang yang kayak sekarang
Banyak yang berubah dalam 24 tahun hidup ini, dan perubahan ini masih akan berjalan, semoga saja perubahannya akan semakin membaik
Banyak pelajaran hidup yang saya dapatkan,
Belajar sabar dari setiap penolakan
Belajar ikhlas dari setiap pemutusan
Belajar bersyukur dalam setiap keadaan

Sebenernya saya jarang sekali ditolak, sering nolak malah, another post kali ya, jadi sekarang setelah penolakan-penolakan yang terjadi, saya belajar sabar, dan itu ndak mudah lo
Selain ditolak, akhir-akhir ini, sering juga mengalami yang namanya pemutusan, pemutusan hubungan baik tepatnya, kadang sepihak, kadang dua pihak juga. Sakit rasanya, tapi saat ikhlas sudah ada, kadang sakitnya mulai tak terasa.
Dan karena sekarang punya teori keseimbangan, maka sekarang juga belajar selalu bersyukur dalam tiap keadaan
Ada banyak bagian dalam hidup saya,
Bagian terberat selama 24 tahun ini itu ketika belajar ikhlas, karena melepas sesuatu yang samapi sekarang masih saya sayangi itu susah, tapi saya percaya kok, kalau semua pasti ada balasannya.
Bagian tersakit selama 24 tahun ini adalah ketika kenyataan tak sesuai harapan, tapi sekarang, ketika itu terjadi lagi, sudah tak merasakan sakitnya, karena InsyaAllah, saya percaya kalau tak ada yang sia-sia, harapan memang perlu untuk sebuah kehidupan, tapi kita tak pernah tahu harapan itu adalah jalan terbaik untuk kita atau tidak.
Bagian terbahagia adalah ketika menyadari masih banyak orang yang menyayangi saya, dengan cara mereka masing-masing
Bagian yang ingin diulang adalah ketika saya kerja di sari husada dulu, banyak banget pelajaran disana, another post juga kali ya =p
Bagian paling menyenangkan, ndak ada, karena semua menyenangkan, ketika saya punya adek kos yang bias saya marahi tapi mereka ndak berani marahin saya, ketika saya punya geng elit, ketika saya punya sahabat ekstrim, ketika saya menjadi dua orang dari kebiasaan sholat reminder, ketika saya setahun ndak minta uang sama sekali ke orang tua, ketika saya mulai menyukai bikin kue dan kukis dan paling penting adalah ketika saya ada di posisi saya sekarang, jadi bagian dari keluarga ini.
Bagian ternekat adalah ketika saya nyetir mobil sendiri dari bojonegoro-jombang-kediri-mojokerto dan malang
Bagian paling bodoh adalah ketika 2 tahun galau gara-gara kehilangan seseorang, bodohnya karena kelamaan sih
Bagian paling konyol adalah ketika saya, ehm entah deh, banyak juga kayaknya, factor saya geje soalnya
Bagian yang pengen saya perbaiki adalah ketika saya males nggak ilang-ilang dan ketika saya berusaha jadi cewek yang bener tapi nggak bener-bener
Bagian yang paling saya suka adalah saya merasa lebih baik 2 tahun ini, karena merasa nggak keras lagi si
Dan bagian yang paling membuat saya senyum hari ini adalah ketika sahabat yang cuek itu ngucapin dan doain saya.

Hidup itu belajar, dan sampai sekarang saya sadar kalau saya masih butuh banyak belajar. Termasuk belajar menerima kalau  tak semua orang sependapat dengan saya, dan juga menerima kalau pendapat saya belum tentu bener. Karena menurut saya, paling berat adalah menerima kalau apa yang kita yakini benar atau kita harapkan ternyata salah. Bener sih kalau kita harus memegang prinsip, harus memperjuangkan pendapat kita, tapi yang lebih penting adalah ketika kita mampu melihat dari semua sisi dan bener-bener bias memahami kalau kita belum tentu benar. Hidup bukan semata-mata tentang kita, hidup juga tentang orang yang berhubungan dengan kita =)

Jumat, 19 April 2013

Perhatian

Punya teman perhatian itu,,,

Kadang menyebalkan tapi lebih banyak menyenangkannya
Menurut saya sih
Saya suka diperhatikan, berartikan mereka sayang sama saya, tapi saat perhatiannya terkesan "berlebihan" males juga si kadang. kadang lo ya, nggak selalu

Saya lebih suka saat seorang nyeletuk,
Kamu ini mesti, kalo makan cepet, makan itu dinikmati po'o
Kamu ini mesti kalo diajak nongkrong, minumannya diabisin sendiri, kalo minumanmu abis, mana enak nongkrongnya, ada juga orang ngerasanya kamu pengen pulang
Kamu ini mesti, kalo abis ngeliatin jalan suka senyum-senyum sendiri
Kamu ini mesti kalo pose selalu seperti itu, senyum dikit ngapa
Sakit ati si ada pas mereka bilang seperti itu, tapi kalo mereka ndak bilang, mana saya tahu kalo kelakuan saya yang seperti itu mengganggu mereka?
Selanjutnya, saat saya jalan lagi sama mereka, saya mulai mengurangi hal-hal yang mereka kritikkan itu
Perubahan itu terkadang terlalu simpel sampai kita sendiri tak sadar kita berubah, tapi perubahan itu juga ndak harus kok, saya ndak harus berubah seperti celetukan teman-teman itu, tapi bukannya lebih baik saya menghormati mereka? Dan salah satu caranya adalah dengan mencoba mendengarkan celotehan manis mereka

Tapi terkadang manusia malu atau bahkan tidak suka nyeletuk apa yang dia tidak suka tentang seseorang ke orangnya langsung, biasanya karena takut si orang tersinggung, tapi bukannya lebih baik disampaikan langsung ya daripada menyampaikan ke orang lain alias nggosipin di belakang
#uppss
Bukannya suudzon juga si, tapi ada juga orang yang berfikiran bahwa dia tidak sanggup untuk mengkritik langsung, jadi perlu perantara orang lain, yang mungkin lebih kompeten menyampaikan ke orang itu.
Mungkin, we never know, yang jelas pasti ada alasan kenapa orang itu melakukan itu, positive thinking sajalah, and realistis juga
Realistiskan kalau banyak orang yang suka ngomongin dibelakang?
Bukan niat nyebar aib si, Cuma ngajakin buat ndak ngomongin di belakang aja, karena itu ndak baik lo, ghibah ya namanya kalo ga salah.
Selama pengamatan saya si, biasanya cewek itu lebih suka mendem apa yang mereka ndak suka tentang seseorang atau malah menceritakannya ke orang lain daripada nyeletuk langsung ke orang itu. Kalau sepenangkapan saya si, seperti ada rasa takut kalau misal kita menyakiti hati orang itu saat kita nyeletuk langsung kejelekan orang itu ke dia langsung, jadi seringnya perempuan itu mendem sendiri uneg-unegnya atau justru malah menceritakannya ke orang lain. Nah ini yang sering jadi masalah baru, saat menyampaikan ke orang lain ini, terkadang tak sesuai aslinya, jadi orang lain sering salah menilai itu sendiri.
Mbulet ya? :p

Terus apa coba hubungannya dengan perhatian?
*keseringen melebar kemana-mana kalau nulis*

Terkadang saat orang lain yang kurang sreg sama perbuatan kita lebih suka bilang sama orang lain dan tidak ngomong sendiri ke kita, saat itulah terlihat perhatian seseorang kepada kita. Dan ketika seseorang yang bisa berani langsung nyeletuk kalau dia ndak suka sama perbuatan kita, saat itulah kita tahu seberapa perhatian dia ke kita, (masih) menurut saya si

point pertama, ketika dia yang "memastikan" kalau sikap kita itu ndak baik ke orang lain, dan orang lain ini langsung "mengiyakan" tanpa mencari tahu kebenarannya, berarti baik dia atau orang lain itu bukan termasuk orang yang perhatian sama kita. Kalau diantara mereka ada yang menyempatkan diri untuk mencari tahu kebenarannya, berarti dia termasuk orang yang perhatian sama kita. Kebenaran disini bukan berarti membenarkan apa yang kita lakukan, tapi hanya memastikan kalau kita melakukannya. Misalnya seperti celetukan diatas,
Kamu ini mesti kalo diajak nongkrong, minumannya diabisin sendiri, kalo minumanmu abis, mana enak nongkrongnya, ada juga orang ngerasanya kamu pengen pulang
Bisa jadi yang sampai ke orang ketiga adalah, kamu ini nggak asik diajak nongkrong, kalau seperti itu dan orang ketiganya percaya, kan bisa jadi ndak ada yang mau jalan sama saya, eh?
Disinilah letak perhatiannya, saat seseorang, entah orang yang nyeletuk atau orang ketiga itu mencari kebenarannya, saat itulah ketahuan kalau dia perhatian sama kita. Mencari tahu apa benar kalau saia memang ndak enak diajak nongkrong, karena tiap orang pasti punya alasan untuk tiap apa yang dilakukannya, meski terkadang apa yang mereka lakukan menyalahi apa yang menurut kita benar. Tiap orang kan punya keistimewaan masing-masing, tergantung kitanya mau menerima keistimewaan itu atau endak, kalaupun ndak kan nggak harus kita nyebarin, biar orang lain yang menilai orang itu sendiri, ndak perlulah kita nambahi atau mengurangi sesuatu. Menceritakan boleh, tapi usahakan sesama mungkin dengan keadaan aslinya.
*sok bijak

Yang kedua, seseorang yang berani langsung nyeletuk kalau dia ndak suka sama perbuatan kita,berarti dia perhatian sama kita. Ndak banyak lo orang yang mau dan mampu nyeletuk langsung gitu, kalau dia mau dan mampu, menurut saya si dia perhatian sama kita, dia ndak mau kita semakin terlihat ndak baik dengan kebiasaan ndak baik kita itu, makanya dia mengingatkan.

Tapi dalam semua hal, yang terlalu itu ndak baik, begitu juga terlalu perhatian, saking perhatiannya tiap apa yang kita lakuin dan ndak sesuai sama apa yang dia inginkan dia selalu nyeletuk dan ngritik, seperti itu kadang bikin kuping panas dan bikin pengen makan hati bermangkok-mangkok
*eh?
seperti celetukan-celetukan yang saya terima akhir-akhir ini

ayo, sekarang udah banyak yang nyebar undangan lo, kamu kapan? niar aku bisa segera balikin buwuhan
 jadi orang itu jangan selalu mikirin sekolaaah mulu, perempuan itu ujung-ujungnya mesti ke dapur juga, jadi jangan terlalu serius lah sekolah sampai lupa nikah
\kamu ini nyari apa si? dikasi kesempatan dapet yang mapan malah nyari yang biasa-biasa aja\

Dulu nih ya, masih gampang tersinggung kalau mereka udah mulai nyeletuk ke arah itu, tiap kali ngobrol dan mulai ngomongin masalah nikah, saya sering kabur, tapi saar berusaha kabur, malah mereka makin keras nyeletuknya, alhasil saya jarang bisa kabur
Males nggak sih kalau kayak gitu? 
Males pake banget awalnya, tapi kalau udah biasa mah malesnya ilang kok
*menurut saya sih*
Intinya dibalikin ke niat awl mereka, mereka hanyalah seorang yang memperhatikan kita, mereka mengingatkan kita akan sesuatu yang kadang terlupa oleh kita. Ya meskipun kadang mereka tak mengerti kenapa kita melakukannya, tapi kita juga harus nyoba buat mengerti lah kenapa mereka melakukan itu pada kita