Jumat, 19 April 2013

Perhatian

Punya teman perhatian itu,,,

Kadang menyebalkan tapi lebih banyak menyenangkannya
Menurut saya sih
Saya suka diperhatikan, berartikan mereka sayang sama saya, tapi saat perhatiannya terkesan "berlebihan" males juga si kadang. kadang lo ya, nggak selalu

Saya lebih suka saat seorang nyeletuk,
Kamu ini mesti, kalo makan cepet, makan itu dinikmati po'o
Kamu ini mesti kalo diajak nongkrong, minumannya diabisin sendiri, kalo minumanmu abis, mana enak nongkrongnya, ada juga orang ngerasanya kamu pengen pulang
Kamu ini mesti, kalo abis ngeliatin jalan suka senyum-senyum sendiri
Kamu ini mesti kalo pose selalu seperti itu, senyum dikit ngapa
Sakit ati si ada pas mereka bilang seperti itu, tapi kalo mereka ndak bilang, mana saya tahu kalo kelakuan saya yang seperti itu mengganggu mereka?
Selanjutnya, saat saya jalan lagi sama mereka, saya mulai mengurangi hal-hal yang mereka kritikkan itu
Perubahan itu terkadang terlalu simpel sampai kita sendiri tak sadar kita berubah, tapi perubahan itu juga ndak harus kok, saya ndak harus berubah seperti celetukan teman-teman itu, tapi bukannya lebih baik saya menghormati mereka? Dan salah satu caranya adalah dengan mencoba mendengarkan celotehan manis mereka

Tapi terkadang manusia malu atau bahkan tidak suka nyeletuk apa yang dia tidak suka tentang seseorang ke orangnya langsung, biasanya karena takut si orang tersinggung, tapi bukannya lebih baik disampaikan langsung ya daripada menyampaikan ke orang lain alias nggosipin di belakang
#uppss
Bukannya suudzon juga si, tapi ada juga orang yang berfikiran bahwa dia tidak sanggup untuk mengkritik langsung, jadi perlu perantara orang lain, yang mungkin lebih kompeten menyampaikan ke orang itu.
Mungkin, we never know, yang jelas pasti ada alasan kenapa orang itu melakukan itu, positive thinking sajalah, and realistis juga
Realistiskan kalau banyak orang yang suka ngomongin dibelakang?
Bukan niat nyebar aib si, Cuma ngajakin buat ndak ngomongin di belakang aja, karena itu ndak baik lo, ghibah ya namanya kalo ga salah.
Selama pengamatan saya si, biasanya cewek itu lebih suka mendem apa yang mereka ndak suka tentang seseorang atau malah menceritakannya ke orang lain daripada nyeletuk langsung ke orang itu. Kalau sepenangkapan saya si, seperti ada rasa takut kalau misal kita menyakiti hati orang itu saat kita nyeletuk langsung kejelekan orang itu ke dia langsung, jadi seringnya perempuan itu mendem sendiri uneg-unegnya atau justru malah menceritakannya ke orang lain. Nah ini yang sering jadi masalah baru, saat menyampaikan ke orang lain ini, terkadang tak sesuai aslinya, jadi orang lain sering salah menilai itu sendiri.
Mbulet ya? :p

Terus apa coba hubungannya dengan perhatian?
*keseringen melebar kemana-mana kalau nulis*

Terkadang saat orang lain yang kurang sreg sama perbuatan kita lebih suka bilang sama orang lain dan tidak ngomong sendiri ke kita, saat itulah terlihat perhatian seseorang kepada kita. Dan ketika seseorang yang bisa berani langsung nyeletuk kalau dia ndak suka sama perbuatan kita, saat itulah kita tahu seberapa perhatian dia ke kita, (masih) menurut saya si

point pertama, ketika dia yang "memastikan" kalau sikap kita itu ndak baik ke orang lain, dan orang lain ini langsung "mengiyakan" tanpa mencari tahu kebenarannya, berarti baik dia atau orang lain itu bukan termasuk orang yang perhatian sama kita. Kalau diantara mereka ada yang menyempatkan diri untuk mencari tahu kebenarannya, berarti dia termasuk orang yang perhatian sama kita. Kebenaran disini bukan berarti membenarkan apa yang kita lakukan, tapi hanya memastikan kalau kita melakukannya. Misalnya seperti celetukan diatas,
Kamu ini mesti kalo diajak nongkrong, minumannya diabisin sendiri, kalo minumanmu abis, mana enak nongkrongnya, ada juga orang ngerasanya kamu pengen pulang
Bisa jadi yang sampai ke orang ketiga adalah, kamu ini nggak asik diajak nongkrong, kalau seperti itu dan orang ketiganya percaya, kan bisa jadi ndak ada yang mau jalan sama saya, eh?
Disinilah letak perhatiannya, saat seseorang, entah orang yang nyeletuk atau orang ketiga itu mencari kebenarannya, saat itulah ketahuan kalau dia perhatian sama kita. Mencari tahu apa benar kalau saia memang ndak enak diajak nongkrong, karena tiap orang pasti punya alasan untuk tiap apa yang dilakukannya, meski terkadang apa yang mereka lakukan menyalahi apa yang menurut kita benar. Tiap orang kan punya keistimewaan masing-masing, tergantung kitanya mau menerima keistimewaan itu atau endak, kalaupun ndak kan nggak harus kita nyebarin, biar orang lain yang menilai orang itu sendiri, ndak perlulah kita nambahi atau mengurangi sesuatu. Menceritakan boleh, tapi usahakan sesama mungkin dengan keadaan aslinya.
*sok bijak

Yang kedua, seseorang yang berani langsung nyeletuk kalau dia ndak suka sama perbuatan kita,berarti dia perhatian sama kita. Ndak banyak lo orang yang mau dan mampu nyeletuk langsung gitu, kalau dia mau dan mampu, menurut saya si dia perhatian sama kita, dia ndak mau kita semakin terlihat ndak baik dengan kebiasaan ndak baik kita itu, makanya dia mengingatkan.

Tapi dalam semua hal, yang terlalu itu ndak baik, begitu juga terlalu perhatian, saking perhatiannya tiap apa yang kita lakuin dan ndak sesuai sama apa yang dia inginkan dia selalu nyeletuk dan ngritik, seperti itu kadang bikin kuping panas dan bikin pengen makan hati bermangkok-mangkok
*eh?
seperti celetukan-celetukan yang saya terima akhir-akhir ini

ayo, sekarang udah banyak yang nyebar undangan lo, kamu kapan? niar aku bisa segera balikin buwuhan
 jadi orang itu jangan selalu mikirin sekolaaah mulu, perempuan itu ujung-ujungnya mesti ke dapur juga, jadi jangan terlalu serius lah sekolah sampai lupa nikah
\kamu ini nyari apa si? dikasi kesempatan dapet yang mapan malah nyari yang biasa-biasa aja\

Dulu nih ya, masih gampang tersinggung kalau mereka udah mulai nyeletuk ke arah itu, tiap kali ngobrol dan mulai ngomongin masalah nikah, saya sering kabur, tapi saar berusaha kabur, malah mereka makin keras nyeletuknya, alhasil saya jarang bisa kabur
Males nggak sih kalau kayak gitu? 
Males pake banget awalnya, tapi kalau udah biasa mah malesnya ilang kok
*menurut saya sih*
Intinya dibalikin ke niat awl mereka, mereka hanyalah seorang yang memperhatikan kita, mereka mengingatkan kita akan sesuatu yang kadang terlupa oleh kita. Ya meskipun kadang mereka tak mengerti kenapa kita melakukannya, tapi kita juga harus nyoba buat mengerti lah kenapa mereka melakukan itu pada kita

 

Tidak ada komentar: