Selasa, 21 Februari 2012

Yang Tak Kau beri Kesempatan Untuk Mengucapkan

Katanya saat kita terjatuh ke dalam lubang yang sama sampai lebih dari dua kali, berarti kita lebih bodoh dari tupai. Bukan berarti kalau tupai itu bodoh, tapi mengacu ke peribahasa sepandai-pandainya tupai melompat, maka akan jatuh ke kubangan juga, kan berarti tupai kurang pandai ya?
#maaf ya tupai, salahin yang bikin peribahasa

Kemarin, kuakui, aku terjatuh, selain karena aku yang tak bisa menjaga keseimbangan tubuhku, juga karena kau, kau yang membuatku merasakan sesuatu yang ternyata tak nyata. Perihnya kadang masih terasa, tapi kalimat maafmu kala itu membuatku merasa cukup untuk tak menyimpan dendam padamu. Aku percaya tiap orang akan mendapatkan balasan perbuatannya, tak berarti aku dendam padamu, aku hanya menyerahkan semua kepada pencipta hidup, jika memang kau pantas untuk mendapat balasan, maka suatu saat kau akan merasakan apa yang kurasa, namun jika kau tak pantas mendapatkannya, biarlah sakit ini aku yang merasakannya. Dan lagi, permintaan maafmu melelehkan dendam yang sempat ada dalam hatiku.

Hari ini, kau bilang kita berteman. Dulu, saat kita berteman, kau sering melakukan hal-hal kecil yang membuatku merasa senang berteman denganmu. Tapi hari ini, kuberanikan diriku, melawan perih yang masih terasa untuk menyapamu dan kembali dekat denganmu, kau dingin, seolah tak peduli denganku. Kau mungkin membalas sapaanku, tapi terlihat jika kau tak suka melakukannya. Jika memang itu benar adanya, dan jika kau masih menganggapku teman, lebih baik sama sekali tak kau balas sapaanku daripada kau buatku menyimpulkan klau kau terpaksa membalas sapaanku.

Salahkah aku jika aku hanya ingin kembali dekat denganmu?
Salahkah aku jika aku ingin melupakan sakit yang kemarin ada?
Salahkah aku jika aku hanya ingin berteman baik padamu?

Mungkin akan banyak orang yang tak menyetujuinya, bukan karena berteman denganmu sesuatu hal yang tak baik, tapi karena mereka tak ingin aku jatuh lagi. Tapi aku tak peduli, biarlah aku jatuh berkali-kali atau biarlah aku menjadi lebih bodoh dari tupai asal kau masih mau menjadi temanku.
Kadang terasa kau terlalu manis untuk dilupakan
Kadang terasa kau terlalu indah untuk ditinggalkan
Tapi apa yang bisa kulakukan?
Sekuat apapun aku berusaha kembali dekat denganmu
Kau seolah menutup semua jalan untukku

Kau mengajariku banyak hal
Kesabaran, kejujuran, kebaikan, ketenangan, kenyamanan dan keikhlasan, jujur aku tak ingin kehilangan teman sepertimu. Tapi seolah kau tak meninginkan kita kembali seperti dulu. Dan aku harus menerima itu. Menghargaimu sebagai temanku, yang mungkin lebih bahagia bila aku tak bersamamu.

Tapi maaf, aku belum bisa. Belum bisa untuk benar-benar jauh darimu. Belum bisa untuk melupakanmu.
Benarkah sudah tak ada cara untuk kembali seperti dulu?
Benarkah sudah tak ada kesempatan untuk sedekat dulu?
Bukankah kita masih punya banyak janji yang belum terlaksana?
Bukankah keyakinan kita mengajarkan kita untuk menjaga hubungan baik dengan sesama?
Bukankah kau dulu juga pernah berkata seperti itu?
Biarlah yang terjadi kemarin menjadi sesuatau yang tak lagi harus dipikirkan. Kita memang hidup karena ada hari kemarin, tapi tak berarti kita hidup untuk hari kemarin kan?
Biarlah luka, perih dan air mata di hari kemarin menjadi bagian hidup yang memang harus dihadapi. Kau mengajarkanku untuk ikhlas dan aku sudah ikhlas untuk menerimanya.

Dan kini, aku hanya ingin hidup untuk hari ini dan esok, melupakan yang kemarin.
Tak peduli berapa banyak air mata yang terjatuh karenamu, tak peduli berapa kali harus jatuh karenamu dan tak peduli berapa kali kecewa karena sikapmu.
Aku masih tak bisa meninggalkanmu, tapi bisakah kau lakukan hal yang sama?




Minggu, 12 Februari 2012

LOSERS

Kenapa ya akhir-akhir ini sering menemui laki-laki loser? Memang karena banyaknya jumlah mereka atau hanya kebetulan saja bertemu?
# Kebetulan yang empat kali dalam sebulan?

Saya tahu kalau laki-laki punya ego yang tinggi, yang kadang, akhirnya mengarahkan mereka untuk menggantung hubungan dengan seseorang, tapi ndak berarti kalau akhir dari kisah penggantungan itu sad ending kan?  Atau memang gantung itu adalah cara mereka meminimalisasi luka hati ceweknya? Whatever, setahu saya, mereka tetaplah loser.

Kalau memang kalian takut untuk kecemplung, untuk apa kalian pernah mencoba melangkah kesana? Harusnya kalian tahu risiko dari tiap langkah yang kalian ambil. Tolong dong jangan jadi loser seperti itu!!!!
#esmosi tingkat tinggi

Mungkin saat awal mengenal orang lain, kita tidak tahu latar belakang mereka secara detail. Dan saat akhirnya kau lebih mengenal dia, tahu latar belakangnya, yang mungkin ternyata tak sesuai dengan harapanmu, tak berarti kau langsung mundur kan?
Kau pikir mereka tak punya hati?
Kau pikir mereka akan lebih bahagia jika kau pergi dari mereka?
Kau pikir mereka tak butuh penjelasanmu?
Egois sekali kau?
Berani melangkah, berani mundur dan harusnya berani mengakhiri kisah dengan jelas dong?
Kalau berani melangkah, berani mundur tapi membiarkan semua mengambang, kau tak lebih  dari seorang loser!
Sesakit apapun, asal kau menjelaskannya dengan baik, pasti akan membuat seorang lebih tenang saat kau tinggalkan daripada kau membiarkan mereka memikirkan sendiri kenapa kau tiba-tiba pergi dari mereka!

Perempuan itu, setangguh dan sekuat apapun raganya, dia tetap memiliki hati yang lembut, yang mudah terluka dengan tingkah lakumu. Wanita bisa merasakan suatu perbedaan dalam tiap perlakuanmu pada mereka, namun mereka tak mampu memintamu untuk tak berubah, mereka hanya bisa menunggu, menunggu hingga akhirnya kau berkata pada mereka kenapa kau berubah. Dan jika akhirnya kau tak berkata apa-apa pada mereka, mereka hanya bisa menerima, menangis dalam hatinya, berdoa kepada Allah untuk kebaikanmu dan kebaikan mereka namun tetap ingin terlihat tegar didepanmu, kau tahu mengapa? Karena mereka tak ingin membuatmu merasa bersalah untuk tiap air mata mereka.  Tapi tak berarti kau boleh sesuka hatimu menyakiti mereka.

Kau memang punya hak untuk mendekati wanita, kau juga punya hak untuk meninggalkan mereka, tapi tak berarti kalau kau meninggalkan luka di hati mereka.
Saat kau putuskan untuk meninggalkan mereka, beri mereka penjelasan mengapa kau melakukannya. Seperih apapun luka yang akan dirasakan wanita, saat kau berkata jujur padanya, akan ada kekuatan yang mampu membuat mereka bisa melewatinya.
Mereka hanya butuh kejujuranmu, karena kau yang memulai, kau pulalah yang harus mengakhirinya.
Kau boleh datang, pergi, datang lagi, pergi lagi, sesukamu. Takkan ada wanita yang mampu menahanmu untuk itu, mereka cenderung akan menerima perlakuanmu, tapi tak berarti mereka terima kau perlakukan seperti itu.
Wanita seringnya mampu menerimamu apa adanya, namun kau terkadang ragukan mereka.

Berhentilah menyakiti mereka dengan sikapmu yang seperti itu
Berhentilah melukai mereka dengan perilakumu yang seperti itu
Jangan buat mereka menangis hanya karena egomu itu
Jika kau masih melakukannya, kau tak lebih dari loser
Dan apapun alasanmu, ingatlah bila kau juga dilahirkan dari seorang wanita.


Minggu, 05 Februari 2012

Jatuh

Semua orang pernah jatuh, semua orang juga pernah terluka. Semua orang pasti merasakan sakitnya, tapi tak semua orang menangis karenanya.

Jatuh pasti sakit, meski mungkin lukanya hanya tergores tipis, tapi tetap akan terasa sakit. Dan tiap luka butuh waktu untuk recoverynya. Sekecil apapun luka itu.
Dan setiap orang yang jatuh, mereka memiliki tiga pilihan, menurut saya, pertama, mereka akan diam dan meratapi sakit karena jatuh, tanpa mau mencoba berdiri dan melanjutkan jalannya. Kedua, dia meratapi jatuhnya, namun dia ingin melanjutkan jalannya, hanya ketika ada seorang yang mau membantunya. Dan yang ketiga, dia menahan rasa sakitnya, dan dengan kekuatannya sendiri melanjutkan hidupnya. Kemungkinan ketiga memang paling berat, bahkan mungkin tak semua orang bisa melakukannya. Tapi daripada yang lain, yang paling masuk akal adalah yang ketiga.

Jatuh adalah suatu yang menurut saya pasti akan dialami seseorang, tapi tak berarti saat seseorang jatuh dia tak bisa bangkit lagikan? Justru dengan kemampuannya untuk bangkit lagi, dia meraih keberhasilan sesungguhnya.

Dan kini, aku terjatuh, mungkin karenammu. Tapi aku juga tahu, saat kita terjatuh, bukan hanya karena ada sesuatu yang menyebabkan kita jatuh, tapi juga karena kita tak bisa menjaga diri kita, atau dengan kata lain, saat kita terjatuh, bukan saja karena hal di luar kita, tapi dari kita sendiri. Aku tahu ini tak sepenuhnya karenamu, tapi yang sangat aku sesalkan, kenapa kau membiarkan diriku merasakan sesuatu yang justru membuatku jatuh? Katamu kita teman, lalu kenapa kau membiarkanku terjatuh? Atau karena teman yang baik sehingga kau memberikan kesempatanku jatuh agar aku bisa merasakan keberhasilan yang sesungguhnya?

Aku sakit, aku menangis. Bahkan sesaat aku merasa aku tak mampu berdiri lagi. Terasa terlalu perih luka yang kau goreskan padaku. Aku terdiam, sesaat aku hanya bisa merasakan perih ini, dan benar2 tak mampu berdiri. Hingga akhirnya kusadari, saat Allah membiarkan kita terjatuh, pasti Allah juga telah menyiapkan obat untuk lukanya. Mungkin kita bisa hidup karena hari kemarin, tapi tak berarti kita harus hidup untuk hari kemarin. Mungkin kemarin kau membuatku terjatuh, tapi tak berarti aku hidup hanya untuk membiarkan kau tak membuatku terjatuh. Jatuh itu pasti, dan kini, dengan menahan perih yang pernah kau beri, mencoba berdiri lagi. Mungkin kau berhasil membuatku terjatuh, tapi tak berarti kau bisa mempermainkanku dan tertawa di atas jatuhku, karena meski aku terjatuh, aku masih mampu berdiri tegak, tanpa bantuanmu.

Meski kini mungkin banyak orang membencimu karena ini, bahkan mungkin, sebagian hatiku ingin aku memusuhimu, namun aku tak mampu. Kau mengajarkanku untuk tidak mendendam, kau juga sudah berjanji untuk tak mengulangi kesalahanmu lagi dan yang paking penting, kau memintamaaf karena telah membuatku terjatuh. Semua itu membuatku tak bisa membencimu, sekalipun perih ini kadang masih terasa di hati.

Dan untuk semua yang sedang terjatuh, janganlah semata-mata menyalahkan orang yang menyebabkan kau terjatuh, tapi ingatlah bahwa kau sendiri sebenarnya memberikan kesempatan pada dirimu sendiri untuk jatuh. Dendam itu tak baik, biarkan orang yang membuatmu terjatuh itu merasakan sendiri hasil perbuatannya, tak perlu kau yang membalasnya. Kau hanya perlu mengingatkannya dan mendoakannya untuk jadi lebih baik, agar tak ada lagi kau2 lagi setelah kau.

Yang paling penting, saat kita terjatuh, ingatlah bahwa kita bisa tetap berdiri dan melanjutkan hidup, seperih apapun luka yang ada, tanpa siapapun yang menolong, karena saat kita terjatuh, pasti Allah telah memberi obat jatuh itu!:)

Sabtu, 04 Februari 2012

Just Need Your Opinion to Compare it with The Other

This story is about waiting, not refer to waiting tresno jalaran soko kulino tapi!:p
Sebuah cerita ttg humor yang terlalu sensitif, yang ternyata malah menyakiti seseorang.

Riditdot (dengan pengucapan seperti cekidot)




In fact, ur aswer is hurt me, so deep.

Kecewa, marah dan pastinya sedih. Hampir sepuluh bulan penantianku hanya berakhir dengan kalimat itu. Jika memang seperti itu, lalu untuk apa kau berlaku seolah kau menyukaiku? Atau mungkin itu hanya perasaanku?

Kau datang tanpa sekalipun aku memintamu, bahkan diawal kedatanganmu, aku sering mengacuhkanmu. Aku tahu aku salah, karena aku sering mengacuhkanmu kala itu, tapi sebenarnya aku melakukannya karena aku tak ingin melibatkan perasaan dalam hubungan kita. Aku tahu kalau kau juga sering datang di banyak kehidupan orang, tak hanya aku.
Tapi kau tak gentar karena itu, kau tetap menghiasi hariku dengan ceritamu. Dan dengan berjalannya waktu kala itu, kau mengajariku banyak hal, kesabaran, ketenangan dan hal-hal tentang kehidupan lainnya. Hingga tanpa kusadari, kau membuatku melibatkan perasaanku untuk hubungan ini. Kala itu, kita menjadi semakin dekat, kau selalu ada di tiap pagiku, kau hampir selalu ada di semua sosial networkku. Tapi itu dulu.
Aku tak mengerti apa yang membuatmu tiba-tiba menghilang dari hidupu, tak ada lagi smsmu, tak ada lagi chattingmu dan tak terasa lagi kehadiranmu di sosial networkku. Kemana kau?
Pernah kutanyakan padamu, kau hanya menjawab, mungkin ini karena sifat cuekmu. Sebenernya aku tak percaya, tapi aku tahu kalau memang orang bisa berubah dengan sedarastis itu.

Kala itu, kau sempat menanykan sesuatu padaku, aku pikir kau serius dengan pertanyaanmu kala itu. Hingga aku mulai menyiapkan diri untuk itu, semakin lama tak kurasakan ada kelanjutan dari ajakanmu kala itu, hingga akhirnya aku menanyakan lagi maksud pertanyaanmu kala itu.
Dan kau hanya menjawab, aku cuma butuh pendapatmu untuk membandingkannya dengan yang lain.
kalimat singkat yang ternyata mampu membuatku jatuh dan sempat tak kuasa menahan sakitnya.

Mungkin memang sejak awal kau hanya menganggapku biasa
Mungkin memang tak hanya aku yang kau perlakukan seperti itu
Mungkin memang aku yang banyak berharap (nyonto lirik lagunga kahitna)
Tapi apapun kemungkinanannya, hanya satu yang kusesalkan, jika memang tak ada yang spesial, untuk apa kau berbuat seperti ada yang spesial?
Dan kenapa kau membiarkanku memikirkan sesuatu yang sesungguhnya tak pernah ada?

Apapun itu, kini tak ada waktu untuk b\bertanya mengapa, yang ada adalah bagaimana aku bisa menyembuhkan sakit iini.

Terimakasih untuk setiap luka dan tawa yang pernah kau beri
Dan maafkan jika ada luka yang mungkin pernah kubuat dan untuk janji yang belum terpenuhi.

as i say, your answer make me can move on, so, i never cry or sad again. Just try to move on!:)
thank you for everything.