Kamis, 27 September 2012

Terbaik Itu,,

Semua orang pasti ingin jadi yang terbaik
Untuk itu mereka memiliki rencana terbaik, doa terbaik, dan usaha  yang terbaik
Namun, apa yang terjadi ketika rencana, doa dan usaha yang mereka rasa terbaik ternyata kejadianya bukan seperti itu?
Masih terbaik kah kenyataan yang ada?
Menurut saya IYA

Untuk menerima kenyataan yang berbeda dengan rencana kita sebagai sesuatu yang terbaik buat kita itu emang sulit si
Ga pake contoh orang lain deh, saya aja
dulu saya merencanakan untuk tidak melanjutkan studi saya dalam waktu dekat, yah minimal sampai saya menemukan seseorang yang mau menerima saya kalau saya melanjutkan studi, tapi kenyataannya adalah saya sekarang sudah jadi mahasiswa lagi, tingkat dua lo
#eh?

Dulu, saat masih fiftyfifty kerja dan studi, saya hanya berusaha untuk menyenangkan orangtua saya, karena menurut saya, mereka akan lebih bahagia jikalau saya melanjutka studi, maka saya mulai mencari informasi studi
alternatif melanjutkan studi di perguruan tinggi negri saat itu ada 4
di jakarta, di sini, sudah jauh dari kampung, ayah saya aja menyerah kalau menghidupi saya idup di kota ini, apalagi gelar yang didapet, kurang cantik menurut saya, alhasil kota ini langsung dicoret dari daftar
di semarang, lumayan deket si dari rumah, tapi saya masih kurang mengenal lulusan dari kampus ini, bukan berarti lulusannya kurang baik, baik kok, cuma saya aja yg cupu, jadi ga tahu kalo ternyata di kampus ini juga ada program magister, saya juga ga tahu nanti gelarnya apa, dan dengan mengacu pada lagu bahwa kota ini sering bajir, maka dia dicoret dari daftar
di jogjakarta, kota ini, sejak saya sma, saya sudah takut aja, deket si dari rumah, tapi perjalanan rumah ke sana itu tidak begitu menarik, menurut saya, lalu gelarnya juga, saya kurang sreg aja, coret lagi dari daftar
di malang, haha, kota ini, meski saya sudah berkelana keliling jawa timur, ujung2nya juga kesini lagi, disini magisternya kurang linear si dengan s1 saya, tapi masih boleh dan bisa kok saya ngelanjutin disini, gelarnya saya suka lagi, M.Kes, haha, salah fokus saya
di surabaya, kota ini, tempat saya pertama kali idup ngekos sendirian, tanpa teman, sering nyasar lagi, haha, disini panas, dan meski gelarnya sama dengan yang di malang, saya ogah jadi adek kelasnya seseorang, jadi coret deh dari daftar

NB: ALASAN SAYA DIATAS ITU CUMA ALASAN KONYOL SAJA, INTINYA SIH SAYA MASIH NDAK MAU NGELANJUTIN STUDI, JADI CARI ALASAN2 YANG NYELENEH, MAAF KALO ADA YANG TERSAKITI

intinya sih saya pengen ngelanjutin ke fkub aja deh, tapi disini itu prodinya biomedik, yang apa maksudnya aja saya nggak ngerti, baru mengerti di awal semester 2 kalo biomedik itu darikata biologi dan medik atay kedokteran, jadi bahasa awamnya adalah biologi kedokteran, kenapa saya bisa nyasar kesini? begini ceritanya
jaman masih punya uang sendiri dulu, ada dua teman saya yang ingin sekali melanjutkan studi, mereka mengajak saya nyari info studi, dan ujung2nya nyasar kesini, mereka bilang si mau cari yang dimalang aja, karena memang mereka asli arema si
pas pertama nanya, katanya pendaftaran sudah ditutup bulan lalu, namun karena kaprodinya baik, penutupan pendaftaran diundur sampe minggu depan, danentah demi apa gitu saya nanya syarat2nya, kalo ndak salah si legalisiran ijazah+transkrip, surat rekomendasi dosen golongan 4, tes TPA, tes Toefl dan biaya pendaftaran. Lalu saya nantangin pak adminnya, pak adminnya ini baik banget, sabar pisan, saya bilang, Pak, kalo dalam waktu seminggu saya belum bisa memenuhi syarat, terutama tes TOEFL sama TPA, gimana? Pak adminnya bilang, ya dicoba dulu aja, nanti akan dipertimbangkan sekprodi
oia, tepatnya waktunya bukan seminggu, tapi 4 harian, entah demi apa saya rela kejar2an dengan waktu untuk memenuhi syaratnya, legalisiran sih ada, daftar tes TPA dan TOEFL juga sudah, lalu rekomendasi dosen, kata beberapa temen si dosen pembimbing waktu skripsi aja, tapi saya dengan santainya pakd rekomendasi dari ortu yang kebetulan sudah golongan 4. Santai banget ya saya!:p
syarat beres, saya daftar
singkat cerita, saya termasuk 15 orang yang ketrima dari 19 pelamar
kok bisa?
ga salah ta ini?

disini, saya mulai mikir
kalau ini bukan jalan terbbaik bagi saya, nama saya tidak akan tercantum dalam 15 besar itu
mana rekomendasi dosen dan tes TOEFL saya belum memenuhi syarat lagi
kan berarti ini terbaik bagi saya
tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
bukannya masih lebih baik pas saya kerja ya? kan saya ndak nyusahin ortu dengan ndak minta uang lagi sama mereka

dan setelah setahun
(waktu yang lama memang untuk akhirnya bener2 sadar)
saya tahu bahwa yang terbaik itu adalah yang terjadi sekarang
yang menurut saya bukan yang terbaik
tapi ternyata memang inilah yang terbaik

disini saya menemukan arti persahabatan
disini saya mengerti makna ikhlas
disini saya mengetahui maksud realistis
disini, saya selalu bisa tertawa
dan disini, saya menemukan keluarga baru

Allah tahu apa yang terbaik untuk kita
Allah melihat dari semua sisi tentang yang terbaik untuk kita
dan kita terkadang hanya melihat satu atau dua sisi saja yang membuat kita yakin kalau ini bukan yang terbaik untuk kita

Dan terbaik itu, memang hanyalah rencanaNya


Maafkan Saya Untuk Kesimpulan Yang Salah Ini

Maaf
Maaf 
Maaf

Saya tahu mungkin maaf saja tidak cukup, apalagi saat ternyata ada hati yang terluka
Tapi bagaimanapun, dari lubuk hati yang paling dalam, saya ucapkan MAAF
mengacu ke salah satu kalimat yang pernah saya tuliskan dalam tulisan saya sebelumnya
http://dhiyankisno.blogspot.com/2012/08/tawaran-untuk-jatuh-ke-lubang-yang-sama.html
Toh nyatanya kemaren saya disuruh jadi satpam sukarela sama departemen itu mau-mau aja

kejadian sebenarnya adalah saat saya yang ketika itu belum mandi ditelfon dan secara sedikit memaksa, menurut saya, dimintai bantuan untuk menjadi seorang asisten praktikum, secara singkat pembicaraan aktu itu adalah
me: halo
she: halo, dek, ini saya, dosen disini, adek hari ini sibuk?
me: ndak si Mbak
she: jadi gini, ada dosen yang dapat tugas ngasi praktikum  di salah satu universitas swasta dan butuh asisten parktikum, saya ngubungi siapa2 ndak ada yang bisa, adek bisa, jam sepuluh ya dek
me: hah? jam sepuluh (keadaan waktu itu jam 9.40 dengan letak kampusnya jauh)
she: iya, nanti langsung ke ruangan ini saja dan bilang seperti ini
hey, halo, permisi, saya belum bilang iya mbak, tolooooong
me: pake jas almamater mbak?
she: ndak usah, jam 10 ya dek, makasih
dan saya langsung mandi kilat dan berangkat ke sana, singkatnya saya telat 10 menit dan pake acara ndak tahu ruangannya, akhirnya bu dosennya telfon dan menunjukkan ruangannya, dan saya resmi telat 20 menit.

oia, akhirnya saya putuskan berangkat adalah karena lumayan kalo saya dapat uang dan memang ndak tega sama yang nelfon saya, soalnya dia bilangnya butuh orang dan ndak ada yang mau dan sudah jam 9.40 waktu itu

praktikumnya ternyata hanya menghitung energi dan beliau meminta bantuan saya karena ini kelas besar yang berarti mahasisa dibelakang itu  ndak jelas dan sayalah yang bagian menjelaskan
namanya juga mahasiswa, karena mereka ndak jelas apa yang diterangkan didepan, alhasil beberapa mahasiswa di belakang mainan hape, dan berhuubung saya pernah jadi mahasisa, saya ndak begitu peduli sama mereka, hanya berusaha menjelaskan sesuatu pada yang ingin tahu saja
dan setelah kelas selesai, saat pulang, bu dosen bilang makasih dan maaf menganggu wwaktu saya, lalu kita berpisah karena beliau bawa mobil dan saya bersama shogi tersayang.

gini aaja? bahkan untuk uang transpor ga dikasi ini?
yakin gini aja?
saat itu saya masih berfikiran, mungkin beliau juga belum dapet uangnya, jadi belum dikasi ke saya
 baiklah, saya menunggu
menunggu
dan menunggu

sampai suatu saat, temen saya yang juga jadi dosen disana bilang, lho, kamu pulangnya ga dikasi amplop?
 dan yang menelfon saya juga ketemu saya dan bilangm dek, makasi ya tempo hari

whaaaat? beneran ini? dibayar makasih aja gitu?
oh yasudahlah
ndak papa, pengalaman aja si, tapi suatu saat ndak mau ah bantuin lagi
bukan dendem si
tapi kata beberapa temen dan juga ibu saya, boleh kita bantu orang, apalagi dosen kita dulu, tapi ya sekarang liat dulu, kamukan bukan mahasiswanya lagi, dan pekerjaan2 seperti itukan harusnya ndak cuma dibayar dengan kalimat terimakasih saja, jadi lain kali, cobalah untuk bilang tidak jikalau akhirnya ga jelas gitu

dan selang 4 bulan, eh 5 bulan mungkin sejak kejadian itu, saya barusan saja dapat sms yang isinya, HR saya bisa diambil

oh dibayar ya?
bukan jadi satpam ya?
ya maaf si
eh salah
ya maaf


maaf untuk kesimpulan salah saya
maaf telah bernegatif ting2
maaf untuk semuanya

maaf.

Selasa, 04 September 2012

MODUS

Punya temen yang doyan ngemodus?
Sama aku juga
Kesel ya pas ternyata dia deketin kamu hanya karena ada modus?
Sama, aku juga
Tapiiiii, ngerasa lucu nggak pas tahu modusnya?
Entah si jawaban kalian, tapi kalo aku, iya, lucu, bahkan kadang sampe ngakak ngajak guling

Hampir saja saya mengalah dengan pernyataan bahwa nggak ada orang yang ikhlas di sekitarmu, tiap-tiap mereka yang ada di dekatmu, pasti memiliki maksud lain selain ingin mengenalmu lebih dekat, dan di jaman sekarang, ikhlas itu nggak bakal dapat apa-apa
Itu kalimat dari beberapa sahabat saya yang mungkin intinya mirip, jadi saya jadikan satu, entah saya masih harus menganggap mereka sahabat atau endak si, yang saya tahu ndak ada yang namanya bekas sahabat.

Bohong si kalo saya bilang saya ndak kesel, kesel banget lah, apalagi mereka teranag-terangan bilang seperti itu, tapi di sisi lain saya bangga, mereka bener-bener mau mengakuinya, ya meskipun semua perbuatan tergantung pada niatnya, saya yakin kok, seiring berjalannya waktu, saat kita bisa membuktikan kalau kita orang baik, kita bisa aja ngerubah niat awal mereka.
Karena persahabatan itu bukan Cuma ikatan yang bisa terlihat, tapi terkadang ada ikatan hati juga.
#sedikit lebay

Saat tahu sahabat saya ternyata ngemodus juga sama saya, beneran lo saya sedih, sedih banget malah, bahkan sampe setrika aja ga bisa ngalusin muka saya yang ketekuk-tekuk.
Apalagi saat saya berusaha melawan pernyataan itu, yang saya dapati malah banyak fakta yang mengiyakan pernyataan itu. Semakin banyak teman dan sahabat yang saya tanya pendapatnya dan jawabannya nggak sesuai harapan saya.
Berat itu pasti, beraaat banget malah, dan saya bener-bener berusaha keras untuk menata kembali hati saya yang ancur berkeping-keping itu.
#semakin lebay

Mungkin memang banyak orang yang punya modus untuk dekat dengan saya, tapi saya masih punya orang yang ikhlas dekat dengan saya, meskipun mungkin Cuma satu atau dua orang. Paling nggak masih lah, daripada nggak ada.
Lagian saya juga tahu diri kok, mana ada orang yang  mau dengan ikhlas menerima saya sebagai temennya, saya tahu saya ndak punya kelebihan sama sekali kecuali kelebihan berat badan, saya tahu saya orangnya manja, keras kepala, males, egois, sak karepe dewe, ngambekan, dan masih banyak lah kekurangan saya, dan saya sadar itu semua mungkin menjadi salah satu alasan kenapa orang yang mau dekat dengan saya hanya karena modus.
Alasan, iya, segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasannya, dan saat kita tahu alasannya, mungkin kita bisa mencegah kesalahan yang sama terjadi lagi.
Alasan lain, mungkin karena saya juga ngemodus saat dekat dengan mereka
Yup, saya percaya pada pernyataan, apa yang kau tanam, itulah yang kau petik
Ya mungkin, bukan mungkin, pasti saya pernah ndak ikhlas jadi saya juga metik orang yang ga ikhlas.
Pernah ga ya saya ga ikhlas mengenal mereka?
Pasti pernah
Dan saya harus mulai meluruskan niat dari sekarang

Berteman itu buat apa si?
Menjalin silaturahmi
Klise ya?!
Nambah sodara?
Standar ya?!
Biar kalo suatu saat kita butuh dia dan segala kemampuannya, kita bisa hubungi dia?
Sejenis modus ya?!
Tapi kalo saat kita beneran ingin temenan dan nantinya pas memang kita butuh dia kita bisa andelin dia, modus juga bukan?
Kalo iya, mungkin ini salah satu penyebab banyak modus di sekitar saya

Salah seorang sahabat berkata, ya mungkin memang bener si pas kita deket sama orang kita juga punya tujuan lain, tapi satu hal yang pasti, jika dia sampai sekarang masih ada di dekat kamu, pasti karena ada satu hal yang tetep bikin dia nyaman sama kamu
*Wiii, PJ, ailopiyu so much, suka sama kata2mu yang ini, hug*

Iya ya, modus itu pasti Cuma sekali, kalopun modusnya berkali-kali, kita pasti uda bakal bisa baca modusnya, dan semua tergantung kita si, masi mau tulus ikhlas membantunya mencapai modusnya, ato ninggalin dia biar dia ngemodus ke orang lain
Dan kembali ke pernyataan apa yang kau tanam itulah yang kau petik, jadi biar mulai sekarang saya akan mencoba menanam yang baik biar nanti metiknya juga baik.
Kalopun metiknya masih nggak baik, berarti mungkin pupuknya atau bibitnya yang masih tidak baik.

Kalopun saya nemuin orang yang nyebelinnya kayak saya, pasti juga saya bakal ngejauhin dia kok, kalopun deket pasti ada modusnya
Jadi, saya sadar diri, semua ini baliknya juga ke saya, mungkin saya perlu sedikit eh banyak kali ya, belajar untuk memperbaiki diri saya sendiri biar ga banyak yang ngemodus lagi

Banyak hal yang saya pelajari dari modus ini, salah satunya adalah dari sekian banyak modus yang ada, saat kita tahu modus seseorang mendekati kita, kadang modus itu terasa lucu
Kadang saat tahu keinginan sebenernya orang itu kita bisa senyum-senyum sendiri, pastinya, saat kita introspeksi dan akhirnya kita inget kalo mungkin kita juga pernah ngemodus sepeti itu, kitanya aja yang ga nyadar
Pelajaran lain adalah ikhlas dan menjaga silaturahmi, ikhlas untuk saling mengenal dan menjaga silaturahmi agar dia nggak merasa sedang dimodus.
Satu kalimat yang mampu membuat lekukan di muka saya hilang, adalah dari mantannya sahabat saya, kebetulan si mantannya sahabat itu perempuan, saat saya tanya ke dia, bener ga si kalo jaman sekarang uda ga ada orang ikhlas dan ikhlas itu ga bakal dapet apa2?
Jawaban dia adalah,
Banyak kok orang ikhlas, dan ikhlas itu selain deket dengan Allah, dia juga bakal dapet ketenangan hati, mungkin nggak keliatan hasil nyata dari ikhlas itu, tapi yang pasti, dia akan dapet ketenangan hati.
Iya, buat yang masih ragu kalau ikhlas ga dapet apa2, mungkin perlu mikir kalimat ini, ketenangan hati.
Belajar ikhlas itu ndak gampang, karena kita mungkin bakal sering mengingat kebaikan kita ke seseorang, dan satu lagi kalimat yang saya dapet dari sahabat saya juga, lakukan dan lupakan, biarlah kebaikan itu kita tanam dan nantinya akan kita petik sendiri

Karena ikhlas itu, hanya kita sendiri dan Allah yang tahu, yang pasti, saat kita melakukan semuanya hanya untukNya, saat itulah kita belajar ikhlas.
Dan saya juga menjadi senang dengan salah satu bait lagu, kalo ga salah lagunya gigi si, serahkan duka gembiramu,
Biarkan tangis dan tawa, sedih dan bahagia yang kita rasakan itu kita kembalikan kepadaNya