Kamis, 24 Desember 2015

Refreshing

Pernah posting tentang gizi itu multidisiplin, dan karena itu seneng banget berkecimpung di dunia gizi. 
Seperti beberapa minggu lalu, pas abis ubek-ubek dan mreteli tubuh ikan langsung ubek-ubek phantom dan mreteli organ tubuh manusia.
Mulai masih keliatan seger pake jas lab buat mreteli ikan, sampe keliatan kucel pake jas lab mreteli phantom manusia
Haha
#abaikanfotonya
#cumamaupamerjaslab
#bukanpamerbadanyangmakinmelar

Saking banyaknya kegiatan yang menyenangkan, jadi sering merasa refreshing padahal sebenernya lagi kerja, merasa relaks padahal sedang dikejar deadline, dan yang paling enak adalah selalu update ilmu, karena sekarang ilmu tentang gizi makin banyak.

Sebelum mreteli ikan itu, diajak refresing sama anak-anak dengan belanja ikan di pasar.
Belanjanya sih mungkin biasa
Bareng sama 11 anak ini yang (agak) luar biasa, mana mereka masih pake seragam lagi ya.

Selama perjalanan dari depan ke belakang tempat penjual ikan ini, digodain abang-abang mulai dari yang sopan sampe rada kurang sopan. Ya namanya pasar, ya begitulah ya. Apalagi sebelum belanja mereka beli es potong dulu, 11 orang beli es potong, jalannya sambil makan es potong. Sebenernya sih pengen ikutan beli, berasa balik jadi mahasiswa gitu kalau jalan sama mahasiswa, tapi gimana ya, gengsi gitu mau beli, hahahaha

Ini rombongan apa ini ya?
Ini abis tawuran ya?
Nyari apa neng? Sini sama abang
Wah ada apa ini? kok maennya banyak orang?
Itu yang belakang gurunya kali ya, bajunya beda sendiri
Kok semua pada ngenyot, enak kayaknya, bagi dong

Sambil jalan mereka sambil cerita kalau mereka sering digituin kalau belanja, gara-gara mereka kalau belanja bersebelas barengan.
Hahaha
Perjuangan angkatan ini memang berat sepertinya

Belanja sama mereka ternyata jadi salah satu refreshing sekaligus nostalgia
Ya meskipun dulu jaman kuliah belanjanya nggak barengan gini, tapi kejadian-kejadian pas belanja sama mereka itu lhoh, bikin seger pikiran dan bikin kangen jaman mahasiswa.

Salah satu yang bikin betah jadi pendidik adalah yang seperti ini, refreshing, santai sejenak, ndak selalu serius mikirin bahan ajar atau memaksakan yang dididik dapet nilai maksimal. Terlalu serius bisa bikin badmood kadang-kadang, dan refreshing pendidik itu kadang juga ndak harus mahal atau macem-macem kok, ngeliat tingkah polah "bocah" aja kadang juga udah bikin seger pikirannya.




Balas Dendam (Cantik)

Dendam itu,,,,
Nggak baiklah
Ajaran manapun pasti tidak memperbolehkan kita balas dendam
Tapi,,,
Ada seorang sahabat yang mengajari saya untuk balas dendam (cantik) apabila kita tersakiti, terdzolimi, teraniaya dan ter-ter yang mirip
#tsaah

Padahal aslinya, kalau lagi dalam keadaan seperti itu paling enak adalah doa, kan doa orang teraniya katanya akan lebih cepat dikabulkan :)

Tapi sebagai manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah, namun dihatiku anya satu, cinta untukmu, luar biasa..
#malah nyanyi
eh, sebagai manusia biasa, pastilah ya kesel pake banget, sakit pake banget kalau lagi ada yang menyakiti hati kita. Manusiawi kok. Malah itu harus, menandakan kalau kita masih punya hati, makanya masih bisa ngerasain sakit hati
#eh?

(masih) Wajar kalau saat kesel dan atau sakit gitu kita pengen ngebales atau ngelempar sesuatu ke orang yang nyakitin kita, bahkan mungkin kalaupun ngedoain, doa yang mungkin mendoakan keburukan untuk yang nyakitin kita itu.
Katanya, akan lebih baik kita memaafkan dan mendoakan kebaikan untuknya yang menyakiti kita, tapi apa iya segampang itu?
Lebih enak doain dia untuk mendapatkan balasan yang jauh lebih kejam dibanding apa yang dia lakuin ke kita daripada doain dia untuk terbuka hatinya.
#eh?
hahaha

Saya kalau lagi dalam keadaan disakiti juga pengennya sih gitu doanya, tapi saya percaya kok, Allah maha tahu, segala sesuatu pasti ada balasannya, jadi ndak perlu mendoakan keburukan untuk dia yang bertindak buruk ke kita, didoain saja semoga ndak ada "kita-kita" lagi yang tersakiti olehnya. Semoga keturunannya ndak ketemu orang model dia hingga keturunan dia sadar kalau dia itu ndak baik, dan semoga apa yang kita inginkan dikabulkan Allah.

Balik lagi ke dendam,
ya kalau saya bisa berdoa seperti itu berarti saya tidak dendam dong ya harusnya, tapi ternyata saya dendam, dan diajari balas dendam (cantik) oleh sahabat saya.
Caranya?
Membuktikan apa yang dia katakan atau dia perbuat untuk menyakiti kita itu tidak membuat sakit! Dan satu point lagi, kita buktikan kalau kita setingkat lebih tinggi dari apa yang dia katakan atau perbuat ke kita!

Misalnya, 
Dia menyakiti kita dengan memfitnah kita, maka kalau benar itu fitnah, ya kita buktikan saja kalau itu fitnah. 
Caranya? caranya ya cuma jadi diri sendiri apa adanya. 
Sekejam apapun fitnah itu, kalau itu benar fitnah dan kita jadi diri sendiri, tanpa perlu jelasin ke orang lain, orang lain tahu kok kalau itu fitnah.
Tunjukkan pada dia fitnahnya itu nggak bikin kita galau unyu-unyu, malah kalau perlu tunjukkan pada dia kalau kita bisa setigkat lebih keren dari apa yang difitnahkan itu.
Balas dedam (cantik)nya bisa ditambahin dengan kamu melakukan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang difitnahkannya. Misal kamu difitnah tukang bohong, tunjukin aja kalau kamu justru pengantar pesan yang baik, tidak menambah dan mengurangi, karena memang aslinya kamu begitu. Nah satu poin lagi, kalau perlu sekarang tiap kali ngomong, tambahin sekalian siapa pengirim pesan, dimana dan kapannya.
eh yang terakhir lebay kayaknya =D

Ingat, saat sedang difitnah, apapun bentuk fitnahnya, meskipun cuma dikatain kita nggak bisa baca padahal aslinya kita bisa baca, jangan buang waktumu untuk menjelaskan kamu seperti apa, karena orang yang membencimu tak akan mempercayai, dan orang yang menyayangimu tak butuh, karena tanpa penjelasan itu, mereka sudah tahu kamu seperti apa. Jadi just be yourself.

Dia yang menyakiti kita dengan tindakannya, nampar kita misalnya, ndak perlulah nampar balik, balas dendam (cantik)nya dengan menampar dia bolak-balik dengan sikap kita. Sikap yang memaafkan dan tidak mendendam plus ngedoain kebaikan untuk orang itu. Abis ditampar, bilag aja, terimakasih ya tamparannya, kalau gini jadi tahu siapa yang sabar siapa yang nggak bisa jaga amarah, siapa yang bijak sipa yang culas, tamparan kamu sakit sih, tapi tenang, nggak akan kubales kok, Alhamdulilah aku paham kalau tamparan ndak bakalan ngubah sesuatu. 
Kalau perlu, tambahkan kalimat, Semoga saja nanti kamu bisa nggak nampar orang lagi, semoga nanti keluargamu ndak pernah ditampar orang karena ada anggota keluarganya yang suka nampar-nampar. Kalau dia punya hati sih sepertinya dia akan kerasa ketampar, kalau nggak nerasa ketampar ya atinya mungkin lagi digoreng di tukang nasi goreng deket perempatan.
#eh?

Balas dendam (cantik) itu susah, susah banget, makanya bagaimanapun dendam itu nggak baik. Saling lah memaafkan, mengikhlaskan.
Tapi sekali lagi, memaafkan dan mempercayai itu beda perkara ya.

Terus saya bisa?
Ya enggak lah
Saya masih belajar
Belajar biar ndak dendam, belajar biar kalaupun dendam, saya balas dendamnya dengan balas dendam (cantik).

Semoga bisa, dan harus bisa :)

Minggu, 20 Desember 2015

Mencintai atau Dicintai?

Saat ditanya mana yang lebih baik? Mencintai atau Dicintai?
Pasti akan banyak yang menjawab dicintai, tapi tidak bagi saya, saya akan menjawab, mencintai
Mungkin agak terdengar aneh, ya tapi kalau bagi saya yang katanya aneh ini, itu wajar lah ya

Kalau dulu pernah nulis tentang pemuja rahasia, kali ini paham deh kenapa ada beberapa orang yang memang jauh lebih baik memilih mencintai daripada dicintai (seperti saya, red)

Kenapa mencintai lebih baik bagi saya?
Pertama, karena InsyaAllah saya bisa mengontrol sakit hati saya
Kita tidak akan pernah tahu sesakit apa seseorang saat mencintai kita dan kita tak mampu membalasnya, dan kita juga tak akan pernah tahu apa yang akan dilakukan dia karena penolakan itu.
Memang sih itu bukan urusan kita, urusan dia yang mungkin tidak bisa mengontrol emosinya, tapi ya masak iya kita nggak merasa bersalah?
Kalau kita yang mencintai dan akhrnya terluka, kita bisa memilih akan terus sakit hati atau berenti sakit dan move on, lupakan sakitnya ingat pelajarannya, seperti ata pak mario teguh. Ya kalaupun akhirnya sumo alias susah move on, itukan ya salah kita sendiri, yang kurang bisa tegas dengan kebaikan yang jelas-jelas di depan mata.
Kalau dicintai, apa iya kita bisa maksain orang untuk berhenti mencintai kita? Kalau cintanya terlalu buta, bisa jadi malah kita akan jadi "korban"nya.
#tetibaserem

Kedua, karena dicintai terkadang menakutkan
Kalau dicintai sama orang yang tidak punya gangguan sih nggak papa ya, seneng malah, tapi kalau punya gangguan, misalnya posesif, ya serem sih ya.

Akan menyebalkan sekali saat dicintai oleh orang yang posesif. Posesif punya arti luas sih ya, mungkin pemaknaan tiap orang juga berbeda-beda
Kalau merujuk ke KBBI, posesif artinya bersifat merasa menjadi pemilik; mempunyai sifat cemburu.
Bagi yang menyebut cemburu itu tanda cinta, ya bersyukurlah kalau misalnya ada yang mencintaimu, lalu cemburu dan melakukan keposesifan kepadamu. Semoga tidak akan mengalami yang seperti di gambar ini
Sumber : Timeline Line

Kalau seperti gambar itu, masih bilang kalau posesif itu tanda cinta?
Ya selamat mencintai dan dicintai dengan cara itu kalau begitu

Itu masih posesif, kalau udah saiko malah lebih serem lagi

Mencintai atau dicintai, yang paling baik adalah mencintai dan dicintai oleh orang yang sama dengan kadar yang cukup, tidak berlebih dan tidak kekurangan. Apapun itu, jika berlebih, tidak baik, meskipun itu cinta, berlebihan tidak biak, akan muncul banyak nafsu yang malah menjerumuskan ke hal yang tidak baik mungkin.
Jadi cintailah orang secukunya, begitupun membenci, bencilah seseorang secukupnya. Kadang batas antara benci dan cinta itu tipis, kita bisa sangat membenci orang tang pernah kita cintai dan kita bisa mencintai orang yang pernah kita benci.
So, be careful

Bohong

Siapa yang tidak pernah berbohong?
Mungkin hampir semua pernah
I’m a liar too
Dulu, atau mungkin sampai sekarang
Saya sih ngerasanya dulu, bukan pembohong, hanya pencari alasan yang tepat saja
11 12 lah ya
Atau mungkin sama

Seperti saat saya ingin bolos kuliah, maka alasan yang paling tepat adalah nenek saya meninggal. Yup, nenek saya memang sudah meninggal, 15 tahun yang lalu Bukan berarti saya menggunakan alasan duka untuk sebuah kesenangan sesaat (bolos, red), tapi ya memang kadang surat sakit atau alasan kepentingan keluarga terlalu klise untuk alasan bolos. Toh akhirnya sampai sekarang, saya tidak pernah membolos dengan alasan itu.

Jadi mau bohongin saya?
Saya kadang bisa tahu, meski ujungnya saya pura-pura tidak tahu, karena konon katanya kalau kita pura-pura tidak tahu, maka yang bohong itu seneng.
#eh?

Kalau tentang white lie alias bohong untuk kebaikan, saya sebenernya tetap kurang setuju. Semanis-manisnya white lie, ia akan tergantikan oleh pahitnya kenyataan.
Udah kalau ketahuan pahit baanget, tetep dosa lagi,
Eh kecuali white lie yang menyangkut nyawa orang ya, seperti cerita kalau ada seorang yang berbohong saat ditanya dimana seorang lainnya, karena jika dia tidak berbohong, siorang yang dicari tadi akan dibunuh oleh yang menanyakan. Kalau masalah itu, (mungkin) saya setuju dengan white lie

Pernah denger ungkapan, sekali kamu boong, maka akan banyak kebohongan lagi muncul untuk menutupi kebohongan pertamamu
That’s true
Sering ngerasain itu

Lalu dimana letak poinnya?
Saya tahu saya egois kalau saya bilang saya tidak suka dibohongi, padahal saya juga pembohong.
Oke, itu dulu, saya sudah berusaha mengurangi bohong saya, dan saya sudah request ke orang tertentu, biasanya yang saya sayangi untuk tidak membohongi saya, apapun alasannya.
Maka saat dia membohongi saya, ya maaf, mungkin saya akan memaafkannya, tapi tak percaya lagi dengannya?
sumber : google
Egois?
Menurut saya bukan
Saya sudah nitip pesan, saya sudah mengatakan ketidaksukaan, kalau masih seperti itu ya, maaf, takkan ada lagi kepercayaan
Karena tetap, sekali seorang berbohong, maka akan banyak kebohongan muncul untuk menutupi yang pertama.
Kamu pikir saya nggak tahu kamu bohong?
Kamu pikir saya nggak ngeh cerita itu fiksi?
Saya hanya pura-pura nggak tahu untuk melihat sejah mana kamu berfikir saya bodoh karena berhasil kamu bohongi
#eh?
Dan ya, saking seringnya kamu bohong, saya kadang sudah ndak paham lagi lo mana omonganmu yang bener, sama yang bohong!

Eniwe, bohong itu tetep dosa, menyampaikan sesuatu tidak sesuai aslinya juga tidak baik
Tapi itu urusanmulah ya

Im not perfect too, tapi berusaha memperbaiki diri saya rasa itu wajib hukumnya.

Sabtu, 12 Desember 2015

Kusebut Wonderful Day

Hari ini...
MENYENANGKAN....

Sejak pindah ke bekasi, baru hari ini ngerasa bener-bener wonderful
Kejadian menyenangkan buanyaaak
meski yang kurang nyenengin juga lebih banyak, tapi masih berasa kok senengnya hidup disini
*nari salsa di pojokan kamar
*padahal ga bisa salsa
#eh?

Hari dimulai dari pagi hari, pagi hari punya utang koreksian modul praktikum, ada 7 praktikum yang belum saya nilai, dan ada 4 anak yang sedang nungguin modulnya dinilai. Alhasil, kalau yang biasanya mulai "gerak" jam 10, ini jam 10 sudah harus ke kampus untuk balikin modul.
Alhamdulilahnya semua lancar, sebelum jam 9 koreksian sudah selesai, input nilai juga selesai, tinggal nyariin wangsit biar mau diajakin mandi
#eh?

Sebelum akhirnya mandi, mulai untuk merencakan mau kemana hari ini, hhmm, saya bukan perencana yang baik, tapi saya lebih suka terencana kalau mau kemana-mana, biar "sekali jalan" alias "nggak bolak-balik" alias biar efektif dan efisien, makanya kadang suka esmosi kalau misal sudah merencanakan kemana tapi gagal gara-gara seorang perusak
#eh?
#curcol
kampus-service center-mall-pulang.
oke, berangkat jam10 sampe rumah paling lama ashar lah ya, masih sempet bikin jurnal.

Jam 10.00
Sebenernya pengen pakai sepatu ke kampus, tapi gara-gara sepatu flatnya nggak ada yang asyik, yaudahlah ya, pake sendal aja.
Orang cuma ngasih laporan ini, masak iya pake sepatu? :p

Sampai kampus dan disambut pertanyaan, kamu ngapain?
Dengan santainya jawab, balikin modul, baru sempet kekoreksi tadi pagi, maap ya dresscodenya gini
*sambil nyengir*
Dibalikin ke anaknya dan mereka bilang, ibu kok masuk? bukannya libur?
Ya kan saya sudah janji mau balikin modul
Jadi ibu kekantor cuma buat kita, terimakasih ya Bu, jadi tidak enak kita
(Nih ya diantara banyak mahasiswa yang terkadang suka seenaknya, nemu mahasiswa model gini itu bersyukur gitu rasanya, Alhamdulilah)
Ya tidak seperti itu juga sih

Pas mau pulang tertahan oleh anak bimbingan PA yang katanya mau curhat
Okelah ya, daripada dia ngambek lagi, saya buka konter psikolog dulu.
Setelah ijin minjem ruangan meskipun lagi nggak pake sepatu dan pake baju seadanya, bimbingan konseling dimulai.
Kirainnya mau bahas tentang akademik, taunya curhat tentang gebetannya, lhah, yaudahlah ya, gebetan bisa mempengaruhi akademik kok. Hahaha.
Curhatan selesai, dan pas mau (bener-bener) pulang, ketemu bocah-bocah dan pada takjub ngeliatin orang yang lagi nggak pake seragam, nggak pake batik (dresscode hari sabtu, red) dan pake sendal sambil bilang, Ah Ibu lucu ya pakai baju bebas.
Ekspresi takjub yang agak berlebihan sih ya, tapi biarin lah ya, terserahlah ya mau bilang apa, yang penting pulang aja. Haha.

Jam 10.20an
Sampai di service center hp android kesayangan.
Antriannya banyak, yasudahlah ya, pasti nanti akan ada waktunya.
#eh?
tentang si hp ini, jadi ceritanya dia ga bisa di charge, kalau hp BB ga bisa dicharge dulu tinggal ganti colokan chargernya aja, dan si BB ini bisa dicharge pake chrger kodok, jadi masih aman. Nah si android ini, baterenya batere tanam, kagak bisa dicharge kodok, baterenya abis yaudah di bobok lama :(
Sebenernya udah agak esmosi sama service center gara-gara minta sparepart seharga hp baru, cuma yaudahlah ya, bisa di cancel kok ya.
Pas mau ngancel dan ambil hp, agak esmosi ketika dibilang itu yang rusak motherbothnya
Woey woey woey
Itu cuma mati karena kehabisan batere, kemarin terakhir aja masih bisa nyala dia, kenapa tiba-tiba kena motherboth?
Oke saya nggak paham mesin, tapi setahu saya jalurnya colokan charger bukan ke motherboth kali. Kalau charger ngaruhnya ke baterai tanam atau casing mungkin iya, tapi bukan motherbothnya kayakanya. Atau mungkin saya yang perlu banyak belajar mesin!
Etapi, di nota pengembaliannya itu ada tulisan laporan kalau yang rusak adalah kabel port, kenapa nawarinnya mb? Entahlah, saya bawa pulang saja timbang makin aneh.
Lebih ngeselin pas mau dibalikin hpnya, bautnya ilang satu, saya komplain, sama csnya malah dikatain emang dari awal nggak ada. Marah sih enggak, cuma ngatain si cs yang seenaknya.
Mas, ini lengkap ya bautnya, sampe gara-gara baut hp saya ini dikatain abis dibongkar sama temen sebelahnya mas itu, enak aja bilang dari awal nggak ada, lagian lalau nggak ada, pasti nih di laporan penerimaan ditulis baut ilang satu, jangan seenaknya ya mas
Saya jadi pelanggan terlama kayaknya disitu, biarin dah ya, siapa suruh ngerjain saya
Ditengah nungguin baut dibalikin, temen kantor ngubungin,
Yaudahlah ya, timbang kesel sama si servisan ini, saya beli makan dulu, kesel bikin laper, dan kebetulan ada yang nitip, biar sekalian lah ya
Kalau ada yang bilang temen kantor itu seenaknya, kalian salah
Itu ekspresi "sayang" kami, hahaha
Bukan pemaksaan kok, memang bahasanya seperti itu, kadang orang menyayangi dengan cara yang "aneh"
dan bagian ini yang kusebut wonderful
Dulu pas kuliah setiap hari merasakan ke"aneh"an seperti ini.
Ya kali pak saya ke alun-alun cuma beli cilok
Belum lagi ekspresi laper yang sangat ketara waktu saya nggak dateng-dateng dan ditanyain halo, sampe mana, hahahaha
Dan jangan salah,
Si bapak2 ini tiap selasa sering bawain saya nasi uduk dan dimakan bareng sama yang lain, meski cuma seporsi nasi uduk dan bisa dibagi sampai 5 orang, berasa nikmat itu nasi uduknya.
Kalau pas begini itu, pengen deh di kantor aja, berasa kayak di rumah sendiri

Setelah sesi makan selesai, teman yang janjian mau belanja belum ngabarin, alhasil saya belanja aja sendirian di mall deket rumah.
Meskipun molor dari jadwal awal, biarin lah ya, yang penting seneng dan kejadian aja semua. Mungkin karena golongan darah O kali ya, jadi tetep aja pengennya harus sesuai dengan awal niat rencananya

Sumber : Line

Sampai di supermarketnya, temen ngubungin kalau dia akan nyusul, pas belanja sendirian, herannya yang saya beli adalah barang-barang ini,



Haha, niat sih memang pengen beli peralatan mandi
Tapi kok ya sampe beli lulur, conditioner dan hair mask, itu sebenernya di luar rencana btw
:p

Sampai rumah akhirnya jam 4 sore
Masih keitung ashar lah ya
#ngeles

Sempat mikir hari ini sebenernya temanya apa, tapi entah kenapa berasa seneng pake banget hari ini
Makanya kusebut wonderful day
Berasa sudah lama nggak senyum setenang senyum hari ini
Berasa sudah lama nggak bebas sebebas hari ini
Berasa sudah lama nggak mikir senyantai hari ini
Berasa sudah lama lupa kalau hidup "aneh" itu menyenangkan
Alhamdulilah :)



Rabu, 09 Desember 2015

Memaafkan dan Mempercayai

sumber : google


Memaafkan dan mempercayai itu beda, bedaaa jauh.
Saat kita disakiti oleh seseorang, pasti unsur kehilangan kepercayaan pada orang itu. 
Sakit hati saat disakiti itu pasti, tapi lebih pasti lagi kita akan kehilangan kepercayaan terhadap orang itu, bisa cuma hilang 0,1 persen, bisa juga sampai 100 persen.
Dulu ada yang bilang ke saya, memberi kesempatan kedua untuk seseorang yang pernah menyakiti kita itu sama halnya dengan memberikan kesempatan dia untuk menusuk jantung kita setelah sebelumnya meleset!
Saat dia bilang seperti itu tentu saja reaksi saya adalah berontak. Saya dan dia memang sering tidak setuju untuk tiap pendapat kita masing-masing, namun karena kita saling menyanyangi, saya yakin, ketidaksetujuan itu bukan mutlak, karena kita tidak setuju mungkin hanya saat itu, sesaat setelahnya kita akan saling mencoba memahami pendapat masing-masing kami. Seperti halnya saat ini, saya setuju kalau memang (kadang), memberi kesempatan kedua ke orang adalah memebri kesempatan dia untuk lebih menyakiti kita lagi

Keadaan yang benar adalah saat kita disakiti, kita langsung memaafkan, mendoakan orang yang menyakiti kita dan tetap berhubungan dengan dia seperti saat dia belum menyakiti kita alias kita harus melupakan sakitnya, mengingat pelajarannya dan seolah tidak terjadi apa-apa.
Itu keadaan yang benar.
Tapiiiiii
Bukannya kebanyakan orang yang disakiti justru akan menjadi dendam? Entah itu dendam yang baik atau yang buruk
Bukannya kebanyakan orang yang disakiti akan menyumpahi dan (kalaupun) mendoakan keburukan untuk yang menyakitinya?
Bukannya kebanyakan orang yang disakiti tidak akan memaafkan orang yang menyakitinya?
Bukannya kebanyakan orang yang disakiti tak akan melupakan dan memberi kesempatan orang itu untuk dekat lagi dengannya?

Balik lagi ke topik
Memaafkan orang yang telah menyakiti kita saja kadang terasa berat. Tapi saya yakin, masih banyak orang yang mampu memaafkan orang-orang yang menyakitinya.
Katanya, manusia itu tempatnya salah dan lupa, jadi wajarkan seorang manusia khilaf? dan diantara kekhilafan manusia itu pasti dia pernah menyakiti sesamanya.
Kita juga tidak mungkin kan tidak pernah melakukan salah kepada sesama?
Kalau balik ke situ, maka (menurut saya) pasti akan mudah untuk saling memaafkan.
Kalaupun misalnya tidak bisa langsung memaafkan, ya tunggulah, setiap setahun sekali pasti ada saat untuk saling memaafkan kok.
#eh?

Mempercayai-nya lagi
Ini bagian tersulit bagi saya, apalagi saat saya yang disakiti
Setelah mampu melewati fase memaafkan seseorang, fase yang ini terkadang jauh terasa berat. Kehilangan kepercayaan pada seseorang yang telah menyakiti biasanya tergantung dari sedalam mana sakit yang terjadi.
Seperti contohnya saat dibohongi seseorang, belum tentu besok saat dia menyampaikan informasi lagi kita percaya seperti saat pertama kali dia memberi informasi dan ternyata BOHONG!
#uups, kepencet Caps locknya

Tapi apakah kita akan terus tidak percaya sama orang hanya karena dia pernah membohongi kita sekali?
Mungkin waktu yang akan menjawab.
Tapi pastinya, sekali kepercayaan hilang, maka akan sulit untuk membuat kepercayaan itu muncul lagi
Sulit sih
Bukan tidak bisa
Cuma butuh lebih banyak pengorbanan

Dan buat yang ngeyel mintamaaf untuk sesuatu yang dia saja tidak paham poin salahnya, oh please
Terkadang orang tidak hanya butuh memaafkan, tapi butuh mempercayai sekali lagi.
Jadi jangan berfikir saat seorang menjauhimu karena kamu menyakitinya itu berarti dia tidak memaafkanmu, tapi dia sedang berusaha mempercayaimu.
Itupun kalau dia masih mau percaya



Minggu, 06 September 2015

Snorkeling Pertama

Kalau nyari arti kata di internet, snorkeling artinya selam permukaan atau selam dangkal, jadi ya saya ngiranya ini kegiatan menyelam.

Kebetulan, kemarin saat ada kegiatan gathering, salah satu acaranya adalah snorkeling. Berhubung ndak bawa baju renang, eh sebenernya juga ndak punya sih (jadi kalau mau beliin silahkan, red), alhasil nyiapin baju yang sepertinya cocok lah ya buat snorkeling.

Jadwal snorkeling adalah jam 1 siang, keren kan ya siang-siang, panas, malah diajakin snorkeling. Hari itu, kita sampai di pulau pari sekitar jam 10, dan saya berhasil (sepertinya) mabuk laut. Meskipun ndak sampai vomit, tapi masih berasa "ngeleyang" aja badannya.
Di tengah masih berasa goyang-goyang kayak di kapal meskipun udah duduk manis di homestay, kita diajakin ke pulau perawan.


Sebenarnya ke pulau perawan tidak ada di jadwal, jadi alhasil setelah kecek di pulau pari saya langung ganti baju, baru juga ganti baju, udah diajak snorkeling, karena males ganti baju yang sebenernya diniatin buat snorkeling, alhasil masih kepake lah baju biasa yang menurut saya lumayan berat, ah biarin lah ya, namanya males. #eh?

Dan inilah penampakan pas mau snorkeling

Awalnya saya ngira kalau menyelam itu tekniknya sama kayak berenang, ya maap sih namanya juga belum pernah, jadi kalau ndak tahu jangan diketawain, atau dikatain.

Pertama masuk laut, karena dikasih pelampung, masih agak kagok kenapa ini jadi ngambang nggak jelas. Yaiyalah ya ngambang, wong dikasih pelampung kok.
Mulai ngeh kalau biar bisa stabil di laut, kaki harus digerakin.
Sudah mulai stabil, baru mulai nyelem.
Ternyata, nyelem itu beda sama renang
*yaiyalah ya*
Nyelem napasnya pakai mulut, dan saya awal-awal masih kebiasaan kayak lagi renang, jadi nyelemnya napasnya pakai hidung

Alhasil, ngerasain lah kalau air laut itu asin, asin banget malah
Setelah akhirnya bisa adaptasi dengan bernapas lewat mulut kalau lagi nyelem, nyelem lah ya di sekitaran situ, Subhaallah, kayak yang ada di tipi-tipi gitu, ikan seliweran, terumbu karangnya juga lucu-lucu.
Sayang hpnya belum bisa dimasukin ke air, jadi dokumentasi bawah lautnya di pikiran aja deh yaa.

Herannya, ini snorkeling, yang ikut ada kali ya 20 orang.
Tapi beberapa yang lain malah sibuk foto, malah sibuk ke tengah, malah jarang yang nyelem.
Adapun yang nyelem untuk foto underwater yang memang paketan sama snorkelingnya.

Lhah ya ini gimana too
Mau nyelem atau mau foto-foto?
Sakkarep lah ya

Saya snorkeling aja
Sambil belajar nggabungin nyelam dan renang
Sambil ngerasain asinnya air laut


Senin, 31 Agustus 2015

Mau Menikah

Pada acara pengenalan program studi mahasiswa atau istilah kerennya ospek kemarin, ada pernyataan yang entah ya, bagi saya ini masih menyebalkan sih, tapi saya berusaha untuk menganggapnya doa, dan didoain di depan 200an orang, ya di-aamiin-in aja yaa.


Saat perkenalan oleh sang ketua, "yak, ini namanya (nyebut nama), dia mau menikah, sebentar lagi menikah!"
Saya sambil kedepan sambil syok ga jelas mbatin, whaaaaaaat? Maksuuuud?

Orang terkadang punya pertanyaan sensitif sendiri di masanya sendiri.
Ya logisnya, tiap yang belum menikah memang mau menikah ya, tapiiii,,,,
Hiks, saya lagi sensi kali ya, jadi berasanya itu ngeselin pernyataannya

Bener kan, alhasil setelah kegiatan itu, beberapa rekan langsung nanya, itu beneran? Kapan?
Kalau gitu ya saya cuma bisa iya, aamiin, doain ya secepetnya.

Masuk kelas juga gitu, karena memang sudah lumayan deket sama anak ketemu gedhe yang juga cuma 11orang, disambut pertanyaan, Ibu mau nikah? Kapan Bu? Kita jadi pengiringnya ya Bu!
Disitu rasanyaa

Entahlah
Anggap saja doa baik, jadi aamiin
Abaikan sebelnya
Abaikan keselnya
Abaikan seseknyaa

Aamiin, semoga bisa beneran bisa mau menikah


Sabtu, 29 Agustus 2015

Salon Kecantikan

Kalau ada tempat yang jarang saya kunjungi, jawabannya adalah salon kecantikan.

Pernah si berkunjung, tapi bukan saya yg treatment alias nganter doang.
Eh terakhir masih 2 tahun lalu sih, pas (terpaksa) make up wisuda.

Bukannya ga suka perawatan, saya suka, tapi males, hahaha.
Bukannya benci sama salon, tapi apa ya, suka ga puas aja kalau abis dari salon.
Bahkan untuk sekedar potong rambut pun saya lebih milih motong sendiri dengan gaya acakadul timbang ke salon.

Pertamanya, tipe rambut saya ngembang, dan di salon itu kalau potong rambut, rambutnya dalam keadaan basah, alhasil tiap kali rambut saya kering saya selaku manyun, karena beda rambut pas masih basah di salon dan pas sudah kering di rumah.
Jaman sd, ibu saya masih suka ke salon, ibu suka rambut pendek, jadi hampir tiap bulan ke salon, dan saya diajak, ibu si terserah saya mau ikut nyalon apa enggak, tapi biasanya, karena memang anak perempuan, suka ikut nyalon meski sekedar rapiin rambut.
Makin gedhe, makin sering ngerapiin rambut yang ga makin rapi (karena efek rambut mengembang tadi, red), makin males ke salon.
Toh semenjak sma sudah pake jilbab, jadi lumayan aman lah ya, lumayan ga banyak yg liat rambut asli, tapi pakai jilbabnya niatnya bukan karena nutupin rambut lho yaa.

Kedua, ke salon itu, lama, malesin, tidur ga enak, ngapa2in ga bebas juga, apalagi saya bosenan. Jaman dulu, mana belum ada hp, jd bosennya bisa tingkat tinggi, hahah. Pernah saya ke salon paling lama, 4 jam, waktu itu, pas masih smp, lg happening rebonding, terus saya nyobain, hahahaha, besokannya jadi bahan ketawaan sekelas.
Oke baiklah, itu cukup traumatik.

Ketiga, nggak semua tapi kebanyakan nih ya, kalau di salon lg ada cowok, ya entah dia pegawai atau nungguin orang lagi nyalon, saya suka nggak nyaman, jaman dulu kan juga masih jarang salon khusus wanita.
Suka waswas kalau lagi perawatan tetiba ada cowok masuk, lebih waswas lagi kalau cowok pegawainya.

Sampai sekarang, meski sudah banyak salon khusus wanita, saya masih males nyalon, mending di rumah, bisa kok sampoan, conditioneran, masker rambut sendiri. Meskipun ga bisa pijet sendiri, tapi saya juga ga gitu cocok dipijat, malah njarem kalo abis pijat.

Suka merasa, kenapa saya ga punya bakat cewek yang katanya suka nyalon, suka perawatan atau suka dandan.
Tapi meski begitu saya masih cewek kok.
Kalau dandan juga katanya masih keliatan cantik, makanya tiap kali majang foto pake make up suka ada yg ngatain kalau itu bukan saya. Hahaha.


Rabu, 26 Agustus 2015

Sampo dan Tingkat Stres

Suatu siang di sebuah mobil bernama plue, ada dua orang berbincang, perbincangan mereka suka absurd, namun yang pasti selalu ada tawa dalam setiap perbincangan mereka, meskipun kadang tawa itu bukan karena satu sebab yang sama.

Normalnya ni ya, dua orang bersama biasanya akan menertawakan hal yang sama, misalnya saat melihat ada badut di pinggir jalan, mereka sama-sama tertawa. Tapi kalau dua orang ini, jarang mereka bisa seperti itu.
Misal di depan si plue ada orang dengan dandanan "aneh" bagi orang pertama, sebut saja si uka, maka si orang kedua, sebut saja si uki malah ketawa. Uki akan meyakinkan si uka kalau orang yang di depan si plue ini bukan orang aneh. Uka sih ketawa, bukan ngetawain si orang yang di depan si plue, tapi ngetawain penjelasan si uki.
Seabsurd itulah kadang pembicaraan mereka.

Balik ke judul,
Kali ini si plue jadi saksi pembicaraan tentang sampo dan tingkat stres,
Uki : Mbak, kamu nggak beli sampo?
Uka : Hah? Sampo?
Uki : Iya Mbak, aku masih inget lho nganter kamu kesini cuma buat beli sampo, terus abis itu, pas kita mau pulang kamu ditelfon sama mantan camer, dan berenti disitu (semoga ga dikeplak si uka, red)
Uka : Oh enggak, aku udah lama ga pakai sampo itu
Uki : Eh btw Mbak, ngomongin sampo, aneh deh Mbak, masak ya, kalau lagi di bekasi, aku cocok ya sama sampo merk ini warna ijo, nah kalau di bojonegoro, sampo yang sama malah bikin gatel, beda lagi kalau di malang, aku cocoknya pakai merk ini warna coklat
Uka : Eh aku tuh ya, pake sampo sesuai tingkat stres tau
Uki : Ngaruh ya emang?
Uka : Ngaruh tahu, kalau aku lagi stres banget aku pakai ini, kalau aku ga gitu stres aku pakai itu, kalau aku lagi males mandi aku pakai yang ono (bagian terakhir sedikit berlebihan, red)
Uki : *nyengir*, Kau ini Mbak, suka aneh

Obrolan mereka selanjutnya sebenarnya lebih absurd, tapi abaikanlah ya, ambil saja poin pemakaian sampo sesuai tingkat stres

Waktu si uki balik ke bekasi, sampo yang selama ini digunakan dan baik-baik saja mendadak tidak baik, uki mulai menyadari, jangan-jangan apa yang dibilang uka benar adanya. Sampo itu akan cocok dipakai sesuai dengan tingkat stres.
Mulailah si uki ini gonta-ganti sampo dan sering mandi, hanya untuk membuktikan omongan uka.
Dan yaaaaaaa

Sepertinya benar adanya
Sampo akan kerasa "cocok" jika digunakan sesuai dengan tingkat stres masing-masing.

Yakin?
Atau cuma kebetulan?

Boleh dicoba lah yaa

Sabtu, 08 Agustus 2015

Conan Movie 19

#ini bukan review movie ya#


 

Sebenarnya nggak begitu ngeh kalau misal conan movie itu beneran diputerdi bioskop. Secara di kampung belum ada bioskop dan dk perantauan juga ga ada blitz, jadi nggak ngerti kalau movie yang ada di hardisk, dari movie 1 sampe 18 itu sebenarnya juga bisa ditonton di bioskop.
Setahun lalu, pas pindah ke bekasi yabg ada blitznya, baru paham kalau misalnya anime-anime atau live action jepang gitu suka diputer di bioskop jenis ini.

Tahun lalu, karena belum nemu temen yang mau diajakin nonton anime, apalagi conan, belum sempet lah ngerasain nonton movie conan di bioskop.

Btw, oot, ada juga beberapa orang yang ngatain kalau conan itu ga sekeren kartun ini, conan itu ga jelas, inilah itulah, sakkarepmu lah ya, kan yang suka conan aku, bukan kamu. Sometimes suka kesel sama orang yang ga bisa menghargai perbedaan kesukaan, sayangnya masih banyak model yang seperti itu.

Sampai pas diajakin nonton sama sepupu, nyari bioskop yang murah, ketemulah paling murah di blitz, pas iseng liat filmnya, ada conan movie dong, langsung deh berangkat. Saya nawarin le sepupunya kalau mau nonton conan saya traktir, kalau ga mau yaudah cari film sendiri, kita beda studio, hahahaha

Saat awal-awal film, saya kagok. Baru kali ininonton film jepang di bioskop, dengan 2 subtitle di bawahnya dan suaranya pale bahasa jepang.
Baru nyadar, baru kali ini nonton film asing bukan bahasa inggris di bioskop.

Kagoknya itu pas saya berusaha ga baca subtitle tapi malah sayanya ga ngeh, dan pas coba baca subtitle malah ga ngikutin alur ceritanya. Hahaha
 
 

#itu foto, entah pas scene apa, motonya ngasal takut dianggep pengedar film bajakan# 

Sepuluh menit pertama aman, saya sudah mulai bisa menikmati nonton. Lebih seneng lagi ternyata sepupu juga ngikutin conan, jadi pas nonton enak, bisa tuker argumen dan hipotesa, secara conan ini kan detektif ya, haha

Puas rasanya, dan setelah nonton ini rasanya bisa melupakan penyenab mata berkantung kemarin.
Terimakasih gosho aoyama, terimakasih blitz, terimakasih sepupu dan terimakasih semuanya.

Kamis, 06 Agustus 2015

Cuma Sampah

Seumur-umur baru kali ini tulisan saya dikatain cuma sampah

Sejujurnya saya sadar kalau memang saya suka nyampah, tapi pas ada yang bilang kalau tulisan saya cuma sampah, disitu saya merasa (sangat) sedih (sekali).

Saya akui saya cengeng, karena hanya karena dikatain cuma sampah saya nangisnya hampir 2 hari dan bikin mata semacam sembab dan berkantung serta terasa ga nyaman.
Selain itu, saya jadi trauma nulis, jadi takut nulis modul praktikum yang notabene adalah tugas yang harus segera diselesaikan, sampai saya juga takut nulis sms/bbm/whatsapp dan sejenisnya.


Itu menyakitkan, kalau saja kamu tahu
Itu kurang halus, kalau saja kamu mengerti
Tapi kamunya malah nganggep itu suatu hal positif dan saya yang salah mengartikan perhatianmu

Oke, setiap penulis memang perlu kritik, tapi apakah tidak ada kata lain selain cuma sampah?
Entah cuma saya, atau penulis lain juga akan merasakan sakit saat tulisannya dianggap cuma sampah.

Belum tentu lho kamu bisa nulis seperti apa yang saya tulis
Belum tentu lho alasan orang nulis, meskipun itu tulisan galau bahkan mungkin makian bisa kuat hingga akhirnya penulis mampu mengeluarkan uneg-unegnya.
Andai kamu bisa paham sedikit aja kalau orang punya masalah dan cara mengatasi masalah sendiri-sendiri.

Kalau memang tulisan galau menurutmu cuma sampah, yaudah to, stop read, stop follow dan stop stalking, gampang to?

Aarrrgggghhh
Tapi tetep sakit hati :(

Ada banyak tipe penulis, mulai yang benar-benar penulis, penulis yang menulis fakta, penulis yang menulis yang faktanya belum diketahui, penulis yang asal copypaste, penulis yang cuma suka share kekurangan, penulis yang suka share pengalaman dan lainnya. Paling tidak apa yang pernah saya postingkan berdasarkan fakta, bukan seperti beberapa yang cuma asal share, kenapa malah tulisan saya yang dikatain sampah?

Saya terima kritik, tapi nggak pake bahasa yang (menurut saya) kasar juga sih.
Saya ndak mau balikin ke tulisan kamu yang belum tentu lebih baik dari saya, Saya ndak mau nyari kekuranganmu cuma buat memastikan kalau tulisan saya bukan sampah.
Saya ndak mau menelisik latarbelakangmu hingga akhirnya kata cuma sampah itu yang keluar
Saya hanya ingin berterimakasih atas kritiknya dan ingin mengingatkan kalau kata sampah itu (menurut saya) kasar.

*nb: ditulis setelah bener-bener mencoba menghilangkan trauma dikatain sampah, karena terkadang kita sendiri yang mampu menghapus trauma

*sambil ngeliatin bagian bawah mata yang ketara

Minggu, 14 Juni 2015

Ilmu Gizi = Multidisiplin

Tiga hari kemarin, saya merasakan ada sesuatu yang membuat saya sedikit bangga menjadi seorang yang berkecimpung di "dunia gizi"

Rabu, kamis dan jumat kemarin, menyadarkan saya kalau "dunia gizi" itu luas pake banget, jadi ahli gizi juga bukan sekedar nimbang makanan dan ngasih makanan ke orang sakit.

Berawal dari rabu, seperti biasa, ada jadwal praktikum anatomi di hari rabu.
Mungkin praktikum anatomi ini juga tidak ada bedanya dengan praktium anatomi biasanya, terasa agak "berbeda" adalah ketika membandingkan hari rabu ini dengan hari selanjutnya.

Oh iya, di semester ini, saya memang kebagian ngajar anatomi, tapi lebih ke megang praktikum anatomi yang menunjukkan letak-letak organ tubuh manusia, kalau untuk teori, banyak dipegang oleh dosen dari prodi keperawatan, karena memang mereka jauh lebih expert dari saya.

Kamis siang, saat saya mengikuti presentasi dari mahasiswa, mata kuliahnya sebenarnya adalah dasar-dasar manajemen, dengan topik bahasan manajemen rumah sakit.
Diskusi yang terjadi bukan tentang bagian manajemennya, malah ke bagian anatominya. Bahan diskusi adalah, apa arti poli onkologi, apa arti poli ginekologi, apa maksud dokter subspesialis, apa arti residen, dan beberapa istilah anatomi lainnya.

Pertanyaan itu membuat saya ngakak di belakang kelas
Berasa saya salah masuk kelas

Semester ini saya juga kebagian sedikit ngajar di mata kulah dasar-dasar manajemen. Mungkin karena bagi mahasiswa saya jauh lebih sering masuk kelas anatomi, jadi saat ada saya di kelas, mereka menganggap ini kelas anatomi, atau mungkin mahasiswanya kurang minum
#eh?

Saat evaluasi, barulah saya paparkan kalau diskusi ini agak nyeleneh, ini mata kuliah dasar-dasar manajemen ya, bukan anatomi, harusnya titik beratnya adalah bagaimana posisi "manajemen" di rumah sakit, bukan di nama-nama polinya.
Lebih baik kalian menghitung jumlah poli untuk menentukan tipe RSnya, bukan menanyakan maksud nama polinya ya
Mereka tersenyum dan menyadari kalau diskusi tadi semacam salah kelas

Terbesit pemikiran, ngapain ya gizi harus belajar manajemen?
Sejujurnya saya juga tak paham, sepaham saya, dulu saat dosen menjelaskan, beliau bilangnya karena memang nantinya kita akan jadi seorang manajer, atau pemimpin sebuah instalasi gizi, maka kita harus beajar dan paham ilmu manajemen.
Namun sebenarnya, meskipun mungkin bukan manajer atau pemimpn instalasi gizi, kita juga sebenarnya perlu ilmu manajeme, paling tidak untuk jadi manajer bagi diri kia sendiri.

Setelah anatomi dan dasar-dasar manajemen, jam selanjutnya adalah praktikum kimia organik
Saya  (juga) ikut membantu dalam praktikum hari ini, yang jadwalnya adalah ujian praktikum pembuatan kloroform.
Sebenarnya saya bukan tim dosen, namun karena dosen penanggungjawabnya resign bulan kemarin, jadi saya ikutan nyemplung disini.

Mulai berasa kalau dunia gizi ini luas, setelah belajar tentang organ-organ tubuh, lalu belajar manajemen dan sekarang, kimia, semcam 3 bidang yang agaj berjauhan tapi bisa dikuasai oleh orang yang berkecimpung di dunia gizi.
Dikuasai ya, bukan expert di tiap bidang.

Terakhir yang bikin kagum adalah praktikum dasar-dasar ilmu gizi, yang jumat kemarin temanya adalah masak.
Pastinya orang akan menganggap orang gizi itu hanya bisa masak. Jadi tidak ada yang spesial dengan praktikum memasak.
Sama seperti pernyataan tentang praktikum anatomi, praktikum masak mungkin juga tidak ada spesialnya, tapi kalau dibandingin dengan 2 hari sebelumnya, ini terasa spesial

Tidak cuma 3 bidang, orang gizi, disini khususnya mahasiswa semester 2 intitusi ini bisa empat bidang lho, anatomi, dasar manajemen, kimia dan masak/kuliner. Empat bidang yang mungkin agak jauh, agak susah dihubungin tapi tetep harus dikuasai.

Unfortunately

Jadi ceritanya, setelah semingguan badan agak disiksa, niatnya awal weekend (baca: jumat malam) ini pengen istirahatin badan, pengen tidur lebih awal.

Sudah pakai baju tidur, ada teman yang ngajakin nonton bareng salah satu acara tv swasta di salah satu mall di bekasi.



Pengennya sih langsung bilang ndak mau, tapi ndak enak, alhasil cari alasan. 
Alasan pertama, motor udah dimasukin, jadi kalau mau ngajakin kudu jemput. Alasan ini langsung terbuyarkan dengan kalimat, "OK, kamu dijemput, tapi bonceng aku ya"
Alasan pertama terbuyarkan, jadi ndak sempet bikin alasan kedua dan seterusnya, hmmmm

Rombongan nonton bareng hanya ada 3 orang, saat saya dijemput, kami masih harus menjemput seorang lagi.
Penjemput datang dengan motor matic-nya dan menyuruh saya nyetir. Oke baiklah, konsekuensi nggak bawa motor sendiri adalah bawain motor orang, lagian matic ini, lebih gampang dibanding motor manual, menurut saya.

"Tapi ati-ati ya, ini remnya nggak begitu pakem", pesen si empunya motor

Saat perjalanan ke rumah seorang rombongan, aman semuanya, saya bisa mengendalikan matic ini, meski memang remnya agak ndak begitu pakem.

Sampai di rumah seorang rombongan ini, dianya belum siap, alhasil saya mampir ke kontraan sebelah yang juga merupakan teman sekantor. Iseng-iseng ngobrol, si dedek (panggilan kesayangan untuk teman sekantor ini, red) bilang, "Mbak, perasaanku ndak enak sama perjalanan kalian!"
Berhubung si dedek ini emang orangnya sukabercanda, kita mengacuhkan lah ya, menganggapnya itu ekspresi pengen ikut tapi ndak bisa. Si dedek memang berencana pulang ke tangerang, jadi tidak bisa ikut

Kekurangberuntungan pertama,
Keluar dari rumah seorang rombongan ini, memang seperti sebuah tanjakan, saat menanjak, aman, lalu saat harus berenti di ujung tanjakan, saya (merasa) sudah memencet kedua rem tangan tapi si matic malah mundur, bahkan kaki saya sampai semcam nendang-nendang bagian bawah, tapi matic makin mundur, daaaaaaan
jatoh deh, saya "kebrekan" si matic ini
Di kepala saya, saya hanya mikirin teman yang saya bonceng dan si matic ini, saya jatoh gak papa lah ya, pikir saya.
Pas masih pose saya di bawah dan "dibreki" matic, teman saya tampa sehat dan bilang, "Mbak, kamu nggak papa?"
Kalimat yang muncul pertama adalah, "Motor kamu nggak papa Mbak?", ya karena saya sudah yakin teman yang saya bonceng tidak apa-apa, maka yang saya khawatirkan selanjutnya adalah si matic
"Kamu ini jatuh kok ya yang ditanyain motornya to Mbak, motornya nggak papa kok, yaudah sini aku aja yang nyetir" Katanya sambil ngangkat si matic dan melanjutkan perjalanan seperti tidak terjadi apa-apa

Kekurangberuntungan kedua,
Belum juga lima menit, saat kita melewati jembatan dan ada macet di jembatan, yang mboncengin saya ini, memang harusnya pakai kacamata silinder, tapi dia tidak suka pakai kacamata kalau jalan, alhasil motor yang udah berenti dikiranya jalan, daaaaaan
Tinggal satu centi dong jarak matic ini sama motor di depannya, dan saya, maju 10 centi ke depan gara-gara efek ngerem ndadaknya

Memang, harusnya bobo' cantik di rumah saja

Kirainnya, kekurangberuntungan berakhir, ternyata masih belum,
Kekurangberuntungan ketiga, 
Saat sedang asyik nonton, biasalah ya mau ngajakin selfie, pas baru mencet tombol ganti kamera (dari kamera belakang menjadi kamera depan, red) muncullah pemandangan ini,
Hampir saja si HP jatuh kebanting saking kagetnya
Hmmmm

Memang ya, weekend memang paling enak bobo' cantik di rumah.

Tapi ya, bagaimanapun, saya suka kekurangberuntungan ini, bukannya bikin manyun malah bikin ngakak, ada gitu orang jatuh malah ketawa sendiri. Ada kok, saya! :p

Satu lagi, ternyata, pendapat saya kalau MATIC ITU LEBIH GAMPANG DIBANDING MANUAL itu salah adanya, nyatanya seumur-umur saya nyetir motor, sekalinya jatoh pake motor matic.
 

Kamis, 11 Juni 2015

The Day

Tujuh hari terakhir ini, di salah satu medsos saya, saya menuliskan status yang menghitung hari
H-7
H-6
H-5
H-4
H-3
H-2
dan berhenti di situ

Beberapa teman menanyakan, lagi ngitungin apa?
dan saya tersenyum sambil menjelaskan ke beberapa orang

Tanggapan mereka?
"hah? kok aneh?"

Tenang, sejak dulu kok saya aneh
#eh?

Hari ini, the day
Hari apa ya nyebutnya?
Kalau harinya si hari kamis
Tanggalnya 11 Juni
Hari saya akan lebih sering tersenyum mungkin

 *tapi saya sudah tidak sedih ya, red

Tujuh hari yang lalu, jam segini juga sepertinya, saya mendapatkan kenyataan yang tak sesuai harapan atau keinginan saya.
Pastinya saya langsung masuk ke fase, yang saya sih menyebutnya fase denial alias penolakan.
Sejujur-jujurnya saya paling ndak suka di fase ini, karena saya suka susah keluar dari fase ini. Bukan hanya dalam fase tidak mau menerima kenyataan saja, karena kadang, saat dalam fase denial, saya juga akan masuk fase traumatis, yang bikin saya cuma bisa berdiri, bukan berlari.

Tapi fase denial kali ini, terasa beda
Seorang yang (sepertinya) menyayangi saya, di tengah "pilek" saya yang tidak jelas saat itu, mampu membuat saya bener-bener ingin segera keluar dari fase denial ini.
Segera lho ya

Biasanya dalam fase denial, saya sebenarnya sudah tahu jawaban yang saya cari, yaitu ini bukan yang terbaik, namun, saya baru benar-benar bisa keluar dari fase denial ini adalah ketika saya menemukan penjelasan yang bisa masuk ke logika dan perasaan saya tentang kenapa ini bukan yang terbaik.

Sebenarnya, selain ada seorang yang (sepertinya) menyayangi saya, saya juga masih inget ketika fase denial terakhir saya, sehingga saya bisa keluar dari fase denial ini agak cepat.

Seorang yang (sepertinya) menyayangi saya waktu itu, memberikan saya waktu satu hari untuk menangis, dan tujuh hari untuk bersedih. Itupun memng sepertinya terlalu lama, tapi saya kan emang kadang suka lebay ya, jadi ya itu cukup lah ya, :p
Sebenarnya, memang, waktu seminggu itu terlalu lama, tapi kadang kita tidak tahu seberapa "dalam" sakit hati seseorang hingga dia ada di fase denial, jadi sebaiknya jangan suka ngatain orang ketika dia punya waktu yang lama dalam fase denialnya.

Percakapan saya dengan dia yang membuat saya lumayan cepat fase denialnya
Me : Aku sedih
Dia : Buat apa?
Me : Meyedihkan tahu rasanya, kenyataannya sakit lho ini
Dia : Terus maunya gimana?
Me : Nggak tahu
Dia : *hening*
Me : Emangnya besok bakal ada yang lebih baik ya? selama ini aja sepertinya begini aja (ini jangan ditiru, semacam orang yang benar-benar putus asa, red)
Dia : Ada lah
Me : Mana? 
Dia : Allah itu memberikan sesuatu sesuai porsinya kok, ya kalau mungkin selama ini kamu belum dapet apa yang kamu inginkan, mungkin yang kamu inginkan itu bukan porsi kamu. Nyatanya kamu juga "nyiksa" hati kamu kan saat menjalani apa yang menurut kamu kamu inginkan itu
Me : Iya *sambil manyun*, tapi aku masih boleh nangis?
Dia : Sebnernya sih nggak boleh, tapi kalau itu buat kamu lega, boleh
Me : Berapa lama?
Dia : Sampai malam ini aja ya kalau mau nangis
Me : Kalau sedih, boleh?
Dia : Buat apa?
Me : Nyakitin tahu
Dia : Yaudah boleh sedih, jangan lama-lama
Me : Berapa lama?
Dia : Seminggu
Me : Makasih yaaa
Dia : Jagan lama-lama ya

Saya, entah sejak kapan mulai gampang trauma
Seperti saat saya dicopet di bus dengan cara dipepet cowokcowok, setelah kejadian itu tiap kali melihat kumpulan cowok atau saat papasan sama beberapa cowok saya merasa takut sendiri
Bukan tentang saya masih belum bisa menerima kenyataan, paling berat dlam fase denial adalah ketika saya takut berharap lagi,

Saya takut jatuh saat saya mencoba berharap lagi
Tapi apa bisa hidup tanpa harapan?
Mungkin benar kata seorang yang (sepertinya) menyayangi saya, Allah itu memberikan sesuatu sesuai porsinya kok, ya kalau mungkin selama ini kamu belum dapet apa yang kamu inginkan, mungkin yang kamu inginkan itu bukan porsi kamu.

Bismillah
Semoga hari ini, saya benar-benar bisa keluar dari fase denial ini
Saya yakin dan InsyaAllah ikhlas dengan kenyatan yang terjadi

Akhirnya, saya tidak harus menunggu sampai benar-benar 7 hari untuk bisa keluar dari fase denial ini, cukup 5 hari, Alhamdulilah

Satu hal yang selalu saya syukuri saat berada dalam fase denial, saya jadi tahu masih ada (dan mungkin banyak) orang yang menyayangi saya, yang sabar ngadepin saya yang mungkin sama anak SD aja kalah, yang mengerti kalau fase denial itu juga perlu, tapi jangan lama-lama.

Terimakasih.



Minggu, 17 Mei 2015

Kepengenan






Buka-buka file foto dan nemu foto ini

Ini adalah barang yang sejak dulu pengen saya beli dan ga kebeli-beli sampe sekarang
Udah berkali-kali ulangtahun dan tetep nggak ada yang beliin barang ini, hahaha

Dulu pas moto ini, sebenernya pengen beli, tapi harganya yang seperempat dari uang jajan mingguan saat itu membuat saya mengurungkannya

Ah coba dulu beli
Nggak bakal senyesel sekarang
Haha

Hobi Jaman SD



Menulis itu, menyenangkan

Ternyata sudah sejak SD, atau sekitar 15an tahun yang lalu saya suka nulis.
Buktinya saya masih nyimpen beberapa kertas surat dan kartu pos jaman dulu.
Jaman SD dulu saya seneng kirim surat, ke siapa ya? Lupa sih
*tetiba nginget-nginget, saya pernah kirim surat cinta nggak ya?* 

Kalau jaman lebaran ya kirimnya kartu lebaran gitu, lebih ke kartu pos sih sebenernya
Pernah juga mau ngirimin surat ke acara tv gitu
Yang paling sering itu adalah kirim-kirim undian, hahaha
Tapi Alhamdulilah saya sering beruntug kalau undian, banyak balesan dari undian yang saya dapet, sempet menang jam tangan, sempet menang boneka dan menang mainan seperti untuk sepakbola gitu

Pernah juga saya ngirim humor ke sebuah majalan anak kecil aman dulu, majalah mentari, dan diterbitin satu, lalu dapet deh honor tigaribu, eh berapa ya? lupa ih

Pernah juga, untuk majalah yang sama, saya mengirimkan jawaban tekateki silang, dan menang dong

Keren ya
#muji diri sendiri
#plak

Ah jadi pengen balik ke masa dulu, pas ngoleksi kertas-kertas surat lucu, sama saling ngirim kartu lebaran gitu


Aku Menyerah

Jikalau cintamu membuatku lebih sering meneteskan airmata
Maka ijinkan aku mengabaikannya
Jikalau sayangmu hanya membuat logika dan hatiku tak sekata
Maka ijinkan aku mengacuhkannya
Jikalau kasihmu hanya menambah luka
Maka ijinkan aku melepasnya


Terimakasih untuk rasa itu
Terimakasih untuk perjuangan itu
Terimakasih untuk kisah itu
Maaf jika aku tak membalasnya
Bukan karena aku tak merasa hal yang sama
Tapi mungkin memang kita tak bisa bersama

Minggu, 03 Mei 2015

Hujan Kali Ini

Hujan kali ini
Mengingatkanku pada sebuah jawaban
Dari pertanyaan mengapa
Yang seolah membutuhkan kepastian
Atau mungkin sebuah alasan

Ah sepenting apa alasan
Jika yang terucap tak mampu jelaskan
Atau tak mau kau terima sebagai jawaban
Lalu untuk apa alasan?
Bukankah kadang tangis tercipta juga tanpa alasan?


Sabtu, 17 Januari 2015

Sayap Pelindung


Saat kau jatuh
Lukai hati
Kemanapun itu
I'll find you

Saat kau lemah
Dan tak berdaya
Lihat diriku
Untukmu

Kapanpun mimpi terasa jauh
Oh ingatlah sesuatu
Kuakan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Saat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Kuakan selalu
Jadi sayap pelindungmu

Airmatamu
Takkan terjatuh
Lihat diriku
Untukmu

Sauap pelindung - the ovetunes

Namanya lirik lagu ya, kalau nggak romantis mungkin nggak akan laku
Tapi lirik ini memang so sweet banget

Tiap dengerin lagu ini jadi mikir, sayap pelindung itu beneran ada nggak ya?
Pasti bentuknya bukan sayap lah ya, pasti manusia
Manusia yang melindungi kita bagaimanapun keadaan kita
Ada pastinya, keluarga

Bagian lirik yang paling saya suka adalah
Airmatamu takkan terjatuh
Lihat diriku
Untukmu

Kalau lagi sedih dan nangis, suka menghubungi dua orang selain keluarga, dan mereka, selalu berhasil membuat airmata tidak jatuh lagi
Caranya beda jauh
Satunya ngajarin mikir sendiri dengan diselingi lawakan garing
Satunya ngarahin ke arah yang lebih baik dengan sedikit extrim
Tapi hasilnya sama
Saya selalu merasa lebih kuat setelah mendengar masukan dari dua orang ini.
Dan saya suka dua-duanya.

Apa mereka sayap pelindung saya?
Mungkin
Yang saya pahami adalah, mereka sahabat baik saya, dan pastinya, mereka sayang sama saya.

Terimakasih ya

Kerasan


Kalau ketemu, baik di dunia nyata atau maya sama seseorang yang sudah lama tidak saling kasih kabar, sering ditanya, gimana, kerasan disana?

Dari lubuk hati terdalam pengen spontan jawab ENGGAK !!!
Tapi,,,,
Bingung juga kalau nanti ditanya kenapa?

Disini, temen, alhamdulilah punya
Rumah? Belum ada si, tapi tempat tinggal sudah layak banget malah
Motor? Ada, jadi harusnya bisa dipake jalan-jalan
Tempat jalan-jalan? Banyak banget disini
Lingkungan? Enak kok, tetangga sebelah rumah saja tau siapa nama saya, malah saya yang nggak ngerti nama dia siapa. Cuma manggil mpok gitu aja

Lalu?
Kalau alasan nggak kerasan karena ini keluar dari zona nyaman, itu klise
Please de, udah 8bulan gitu disini, masak masih pake alasan itu?

Mungkin saya kali ya yang kurang bisa beradaptasi dengan baik
Aatau kurang mensyukuri apa yang didapet.
Atau mungkin masih anakemakbapak, yang susah kalau jauh dari ortu

Kerasan kok disini
Tapi seenakenaknya tempat, paling enak tetap di rumah
:)

Ganti Nama

Ini salah satu kebiasaan kebiasaan buruk saya sejak, sejak kapan ya? Hahaha, sejak saat itulah ya pokoknya, saya jadi suka ganti nama orang.

Nama yang diganti ini biasanya nama temen deket sih, kalau nggak gitu nama orang yang pasaran. Daripada saya lupa ini si pasaran yang mana, jadi suka ganti nama seenaknya.

Selain ganti nama, sepertinya saya juga suka ngasih nama barang atau benda mati.
Entah ini kebiasaan sejak kapan.

Kerasa nggak enaknya adalah ketika orang yang saya ganti namanya seenak hati saya ini seneng atau mengakui nama yang saya kasih, langsung merasa nggak enak sama orang tuanya, yang ngasih namanya dengan banyak pertimbangan, saya tanpa pertimbangan apa-apa asal ganti nama saja

Maaf ya bapak dan Ibu

Semacam dalam foto, nama aslinya arif, pasaran kan ya
Nah karena waktu awal2 ketemu sudah kebiasaan manggil mas dan ternyata dia lebih muda, saya ngasih nama dia dimas arif.

Eh dianya jadi ngaku dong namanya dimas
Nggak enak dong sama bapak ibunya

Belum lagi si bebek
Pas uda tekad manggil dia pake nama asli, dianya malah pengen dipanggil bebek forever

Gimana dong

Maaf ya orang tuanya teman-teman yang saya ganti namanya ini :(

Minggu, 11 Januari 2015

Shogi

Akhir-akhir ini sering sekali bilang, kangen malang


Yang paling dikangenin dari malang sebenarnya adalah Shogi

Shogi itu,,,
Sesuai dengan iklannya, TANGGUH
Jadi inget jamannya dia diajak nerjang banjir selutut, dia baik2 aja
Jaman dia diajak naik ke puncak gunung, eh ke daerah pegunungan di kucur dulu, enteng banget rasanya
Jaman dia diajak pp surabaya-malang, iritnya kerasa
Jaman diajak nyasar muter2 surabaya
Jaman sering ditinggalin di penitipan motor bungurasih
Jaman2 sama shogi memang tak bisa dilupakan
*rada2 lebay

Sempat dia mau dijual, tapi nggak diijinin, mau  dipake aja sampai dia bener2 ndak bisa jalan lagi

Ah Shogi
Kenapa bukan kamu yang dikirim disibi?

Blackberry 9300


Smartphone ini,,,,,,,
Sudah menemani cukup lama
Hampir 4 tahun

Dulu belinya lumayan banyak pertimbangan
Mulai dari hp lama yang masih bisa dipakai
Gaji dan insentif terakhir
Sampai kebutuhan akan smartphone

Hingga akhirnya kebeli dan menemani, banyak juga cerita.ya
Mulai chasingnya rusak dan harus dibeliin chasing baru seharga lima digit rupiah

Kena air sampai semua tombol ga bisa dipencet, untung matahari bekasi keren, cukup dijemur 5menit udah kering
Ngerusakin 3 charger asli dan 2 charger kw
Sampai yang terakhir, colokan chargernya rusak, untungnya masih bisa dipakai.

Alhamdulilah dia baik2 aja sekarang
Meski sudah 2x direset

Lalu?
Tetep aja ngiri kalau liat orang sekitar pakai touchscreen
Tetep aja ngenes pas ada yang megang hp dan dipencet2 layarnya

Sudah waktunya kah kamu masuk lemari BB?
Dari lubuk hati terdalam, pengennya enggak
Kecuali kamu benar2 tidak bisa dipakai lagi
Sabar ya nemenin aku
Dengan segala kegrasakgrusukanku
Semoga kamu bisa jauh lebih awet


Langkah

Langkahku terhenti
Ketika aku mulai tak mengerti
Apa yang sebenarnya kucari?
Sering kutanya pada hati
Untuk apa disini?
Meski hati tak tahu jawaban pasti
Kata terbaik lebih dari cukup menenangkan hati

Apa sebenarnya yang kucari?
Materi?
Teman?
Lingkungan?
Kebahagiaan?
Cinta?
Atau semuanya?
Lalu jika semua tak mampu kucapai
Apa yang akan terjadi?
Jika semua mampu kuraih
Haruskah aku berhenti melangkah?