Jumat, 23 Maret 2012

Kamu Cewek???

Kamu cewek???
Ya iyalah saya cewek, pasti, gag keliatan?

Ya sekarangkan banyak cowok yang pake jilbab juga????
Hah? Segitu gag percayanya?
Okei, memang saya tidak pernah melakukan kariotiping, tapi saya yakin kok hasil kariotiping saya 22A+XY --> diedit per 10 april 2012 --> 22A + XX
Bukan pembelaan sih, tapi menurut saya sendiri, saya bukan cewek tomboy atau semacamnya, saya lebih suka menyebut diri saya cuek dan madiri. Dan saking cueknya, sama sekali ga peduli sehancur apa ke-tampak-an saya, eh maksud saya sehancur apa saya tampaknya. 

Saya terlahir dan hidup dalam suatu keadaan yang oleh orang jawa disebut sendhang kapit pancuran atau yang berarti anak perempuan yang kakak dan adiknya laki-laki. 
Dan saat saya kecil dulu, ayah saya lebih sering di rumah daripada ibu saya. Lalu orang tua saya membuka usaha kos-kosan yang ternyata hanya laki-laki semua yang kos di rumah orang tua saya. Dari sini sebenernya sudah jelas kalo misalnya saya ndak seperti cewek-cewek pada umumnya, karena memang tidak ada yang men-contoh-i saya menjadi cewek. Ibu saya juga tidak terlalu peduli dengan penampilan, jadi beginilah saya.
Tapi beneran de, saya cewek kok!
Meski saya lebih senang duduk dengan mengangkat satu kaki dan melipatnya di atas paha saya daripada duduk manis yang biasa cewek lakukan! #tepok jidat
Saya sendiri lupa sejak kapan saya mulai kehilangan sifat-sifat feminim saya, eh kehilangan ato emang ga punya ya? Entahlah, seinget saya hanya saat saya mulai kuliah, saya semakin cuek dan mandiri, sekali lagi, cuek dan mandiri, bukan tomboy atau bahkan "cowok".
Saat kuliah, saya pindah dari kampung saya ke kota yang baru, dan baru saja merasakan hidup sendiri, yang jauh dari orang tua, meskipun disini ada tante saya. Di kota ini saya tinggal di rumah tante saya yang kebetulan merupakan kos-kosan cowok. Jika cewek-cewek lain punya mbak dan adek kos cewek, saya punyanya mas dan adek kos cowok. Dan ini juga mempengaruhi kenapa saya jadi semakin cuek, karena memang teman serumah saya semuanya cuek dan mandiri.
Dan dengan keadaan garasi rumah yang tidak terlalu besar untuk menampung sekitar 9 motor, saya mengembangkan bakat saya sebagai tukang parkir. Huhu, mau gag mau, saya harus kuat mengangkat motor-motor itu dan memindahnya serta merapikannya agar garasi yang tidak terlalu besar itu bisa muat untuk motor yang ada. Dan terkadang bakat saya itu juga saya tunjukkan ketika saya di luar rumah,




Belum berakhir di teman serumah, teman sekelas kuliah juga membuat saya semakin cuek dan mandiri. Meskipun dari 60orang. 52orangnya perempuan, ini tidak menyebabkan saya menjadi lebih "cewek", tapi malah semakin membuat saya cuek dan mandiri, kenapa? Karena teman-teman cowok saya itu sibuk dan kadang kurang care, dimintain tolong untuk ngangkat kursi gitu kayak harus bikin proposal, banyak tanyanya yg ujung-ujungnya mereka ga mau angkat kursinya. Alhasil saya lah yang angkat-angkat kursi. Dan semakin tampaklah kemadirian saya yang dipandang kebanyakan orang sebagai sifat “cowok” saya!:(

Empat tahun kuliah bersama kebanyakan temen cewek dan tinggal di kos-kosan cowok sebenernya banyak positifnya, di satu sisi saya benar-benar menjadi pribadi yang mandiri, yang tidak bergantung kepada orang lain dan tidak perlu berhutang budi ke orang lain, namun di sisi lain, sepertinya semakin banyak saja orang yang tidak yakin kalau saya benar-benar cewek. Selain itu ya, mungkin saking tampak tegar dan kuatnya saya dari luar, tiap kali saya sakit, banyak temman atau kenalan yang heran dan bertanya, orang kayak kamu itu bisa sakit juga???
Hey-hey, halo, saya manusia biasa, ya pastilah bisa sakit, bisa nangis juga malah. Masak iya Cuma gara-gara keliatan kuat fisiknya terus pas saya sakit gag ada yang percaya si??? T_T


Emang salah ya kalau ada cewek yang tinggal di kos-kosan cowok???
Emang salah ya kalau ada cewek yang ndak suka dandan dan cuek sama penampilan???
Emang salah ya kalau ada cewek yang langkahnya lebar dan jalannya cepet???
Emang salah ya kalau ada cewek yang kemana-mana sendiri???
Emang salah ya kalau ada cewek yang suka angkat-angkat kursi, benerin genteng, dan punya bakat jadi tukang parkir?
Dan kalau ada cewek yang ngelakuin semua hal diatas berarti mereka bukan cewek ya???
Cewek kan juga boleh mandiri, boleh untuk bisa melakukan segala sesuatu yang sering dianggap gag mungkin dilakukan oleh cewek biasa, lalu mengapa masih sering muncul pertanyaan, kamu cewek???

Dan buat temen-temen sekolah dan kuliah gue, dan semua yang kenal sama gue, gue tegasin sekali lagi, gue cewek!!!!
#pake gaya ngomongnya marshanda
Dan gag harus ber-tampak seperti inikan sampai akhirnya diyakini kalau saya cewek???

Atau harus ber-tampak seperti ini, yang sampai keluarga saya saja tidak mengakui kalo ini saya.
(keluarga saya saja tidak percaya ini saya, jadi kalo read-er alias pembaca juga tidak percaya, saya terima kok!:D)


Dan di usia yang akan menginjak 23 tahun ini, memang sih saya merasa semakin cuek dan mandiri, tapi sekitar tiga tahunan ini saya sudah berusaha untuk merubah ke-tampak-an saya agar lebih seperti cewek kok, ya, tapi bagaimanapun, dua puluh tahun saya hidup dengan kecuekan tentang penampilan, nggak salah dong kalau meski sudah berusah merubah ke-tampak-an saya, tapi tetep saja belum benar-benar bisa tampak seperti wanita yang cantik, kalem dan anggun gitu?
#pembelaan.
Bahkan sampai saat inipun saya terkadang masih nggak ngerti apa bedanya lipbalm, lipgloss dan lipstik. bahkan kadang masih ndak begitu ngerti apa saja peralatan make up cewek!
Tapi nggak berarti saya bukan cewek kan???

Dan saya sangat amat berterimakasih sekali pada semua yang pernah bertanya kepada saya, "kamu cewek???" karena dengan pertanyaan itu saya memulai untuk merubah ke-tampak-an saya agar mereka tak menanyakan pertanyaan seperti itu lagi. Dan mengacu pada perkataan dua orang yang dekat dengan saya, bahwa mereka yang memusuhimu dan yang suka menilaimu tidak baik, adalah mereka yang menyanyangimu, karena mereka memberitahu keburukanmu dan memberimu kesempatan untuk mengubahnya!:)
Akhirnya, inilah saya yang sekarang, dengan banyak kekurangan dan cuma satu kelebihan, pastinya kelebihan berat bada. Terimakasih  untuk kepedulian kalian semua, dan tolong lihat aku, dan jawab pertanyaanku, eh salah, maksud saya, tolong bantu saya untuk merubah dan mengurangi kekurangan saya itu, karena saya juga bukan apa-apa tanpa kalian di samping saya.


Apapun pendapat orang tentang saya, itu kebebasan mereka, saya terima semuanya, dan terimakasih telah memperhatikan saya,  yang ingin saya klarifikasikan disini adalah bahwa saya benar-benar cewek kok, yang cuek dan mandiri. Menurut saya!:)

Rabu, 21 Maret 2012

Mimpi

Semua orang berhak bermimpi, bahkan terkadang wajib punya mimpi, karena dalam hidup, manusia berusaha mewujudkan mimpinya itu.
Ada yg bilang, siapa yang bersungguh-sungguh, dialah yang berhasil. Tapi jangan asal mengartikannya. Dalam artian, kita bisa bersungguh-sungguh untuk menggapai sesuatu, tapi pastikan bahwa yang kau gapai itu benar-benar yang terbaik untukmu, jangan hanya mengedepankan egomu untuk meraih sesuatu yang menurutmu terbaik untukmu tapi ternyata itu bukan terbaik untukmu.

Mimpi, usaha, doa dan berserah diri.
Menurut saya alurnya seperti itu, dimulai dari kita yang memiliki mimpi, pastinya kita akan berusaha yang diiringi juga dengan doa untuk menggapainya, dan setelah usaha itu MAKSIMAL, barulah kita berserah diri, menyerahkan semua kembali ke keputusan Allah.
Tapi, bagaimana jika mimpi kita itu tak bisa kita gapai?
Salah gue? Salah temen-temen gue?
Eh salah fokus, maksud saya, jika memang mimpi itu tidak bisa kita gapai, pasti ada alasannya, dan akan lebih baik jika kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari tiap proses mimpi itu sendiri.

Saat kita bermimpi, tak ada yang melarang kita untuk mempunyai mimpi yang besar atau tinggi yang mungkin bagi orang lain tak mungkin bisa digapai. Tapi akan lebih baik jika kita juga melihat kemampuan kita. Saya tahu, semakin besar atau tinggi mimpi kita akan semakin besar pula keinginan kita menggapainya yang akan menyebabkan meningkatkan kemampuan kita. Tetapi, kita juga harus ingat, bahwa kita ini juga manusia biasa, yang sama-sama makan nasi, yang sama-sama mandi dua kali sehari, intinya, kita sama-sama manusia, yang memiliki kemampuan yang sama, jadi janganlah terlalu besar atau tinggi dalam bermimpi, bukan untuk melarang punya mimpi yang besar atau tinggi, tapi hanya mengingatkan jika manusia juga punya keterbatasan kemampuan. Menurut saya si, daripada nanti akhirnya menyesal, stres dan semacamnya, lebih baik mundur di awal, toh kita mundur bukan karena kita ga bisa maju, tapi kita tahu jika jalan maju adalah jalan buntu!:)

Proses kedua, berusaha dan berdoa.
Tiap orang punya kesempatan yang sama untuk bisa menggapai mimpinya. Berdoa pasti harus dilakukan, usaha yang tanpa doa sama sia-sianya dengan doa tanpa usaha. Jadi seimbangkanlah keduanya. Dan pastikan dalam usaha meraih mimpi, kita telah melakukannya dengan MAKSIMAL. Bukan karena tombol capslok saya kepencet, tapi saya sengaja menulis kata MAKSIMAL dengan huruf besar karena kadang kita sudah merasa MAKSIMAL padahal sebenernya belum. Mundurlah jika memang sudah tidak ada jalan untuk maju, dan janganlah mundur hanya karena kamu merasa tidak bisa maju. Dalam artian, pastikan jika memang usahamu itu sudah pol mentok natap, atau usahamu itu sudah benar-benar maksimal, jangan hanya karena kamu merasa usahamu banyak, itu berarti sudah maksimal. Misalnya saat kamu bermimpi untuk makan burger malam ini tapi hujan deres sejak tadi pagi dan kamu ga punya jas ujan ataupun payung. Mimpi yang aneh si, tapi namanya juga misalnya, jadi ya ndak papa lah! #pembelaan.
Kalau dalam keadaan seperti itu, mungkin kita merasa hanya dengan pinjem payung dan jas ujan ke temen sekos merupakan usaha yang maksimal, tapi apa memang seperti itu?
Mimpinya makan burger, dan usahanya dengan cara mencari sampai ke tempat burger dalam keadaan hujan deres.
Saat pinjem payung atau jas ujan dan ternyata ga ada yg bisa meminjami, apa berarti kita memang ga ditakdirkan untuk makan burger? Sudah pol mentok natapkah usaha ke tempat burger hanya dengan mencari payung atau jas ujan? Menurut saya belum, kita hanya malas mencari jalan yang lain. Sudahkan kita meminjam payung atau jas ujan ke semua orang? Biasanya kita hanya menanyai orang2 yang kita anggap bisa membantu, bukan ke semua orang yang ada disekitar kita. Selain itu, bukannya kita juga punya banyak teman yang bisa diajak kesana? Kalopun akhirnya kita tak bisa mengajak teman satupun, bukankah ada banyak alat transportasi kesana? Dan jika kita ada transportasi yang bisa kita gunakan, bukankah masih ada delivery? Rada maksa si option terakhirnya, tapi maksud saya hanya untuk menilai dan meyakinkan kita jika mungkin kita belum berusaha maksimal. Dalam kasus burger tadi, memang tidak harus kita makan burger, tapi saya hanya ingin menunjukkan, saat dimana kita ndak bisa maju, bukan saat kita ndak bisa mencapai tempat burger dalam keadaan tidak basah, tapi saat kita tidak bisa makan burgernya. Emang ada larangan kita makan burger dalam keadaan basah? Gag ada, sebagian besar mungkin berfikir hujan-hujannan menyebabkan sakit, tapi apa benar begitu? Memang membiarkan tubuh dalam keadaan basah dan waktu yang lama tidak baik efeknya, tapi bukan berarti ndak bolehkan? Karena jika memang kita ndak mau sakit, pasti setelah hujan-hujanan itu sendiri kita akan melakukan hal untuk recoverynya, misalnya mengusapkan minyak kayu putih, minum minuman hangat atau langsung istirahat. Tubuh kita adalah sesuatu yang ajaib, dia bisa membentengi segala jenis penyakit, dia akan mengeluarkan antibodi untuk tiap antigen yang ada, jika kita tidak berniat untuk menjaga tubuh kita, ya akhirnya, teparlah yang ada.
Jadi, seimbangkan doa dan usahamu serta pastikan jika memang sudah tidak ada jalan untuk maju, bujan karena kamu merasa tidak ada jalan untuk maju.

Terakhir, berserah diri apapun yang terjadi.
Bukan pasrah, karena pasrah menurut saya adalah terima nasib yang tanpa usaha. Jika berserah diri adalah kita telah berusaha MAKSIMAL dan menyerahkan hasilnya pada Allah. Jika masih dikaitkan dengan contoh burger tadi, kita sudah berusaha mencapai tempat burger, tapi ternyata tempatnya tutup. Berarti memang mungkin kita tidak ditakdirkan untuk makan burger. Berat memang, saat mimpi sudah diusahakan dan didoakan tapi ternyata masih belum bisa tergapai. Tapi, lihatlah, pasti kita tidak bisa makan burger saat itu memang karena bukan saatnya kita makan burger. Dalam artian, mungkin menurut Allah yang terbaik adalah tidak makan burger saat itu, untuk mengapanya, pasti saat kita mencari karena apanya, akan ketemu. Misalnya, mungkin saat itu kita sudah terlalu banyak makan junkfood, atau mungkin kita lebih baik menghindari makanan yang dibakar-bakar gitu, atau mungkin waktunya kita dateng ke mas lalapan daripada ke tempat burger. Dan jangan pernah merasa usahamu sia-sia, karena pasti Allah menyisipkan hikmah di tiap usahamu mencapai mimpimu.
Dan ingatlah jika Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan manusia. Jadi, jangan takut bermimpi, jangan berhenti berusaha dan berdoa dan berserah dirilah untuk tiap usahamu.
Bedakan mana mimpi yang memang terbaik untukmu dan idealismu. Karena mimpi yang terbaik untukmu, pasti akan dimudahkan jalannya selama kamu berusaha dan berdoa, dan idealismu adalah sesuatu yang ingin kau capai, tapi terlalu banyak jalan buntunya. Menurut saya si!:)