Kamis, 24 Desember 2015

Balas Dendam (Cantik)

Dendam itu,,,,
Nggak baiklah
Ajaran manapun pasti tidak memperbolehkan kita balas dendam
Tapi,,,
Ada seorang sahabat yang mengajari saya untuk balas dendam (cantik) apabila kita tersakiti, terdzolimi, teraniaya dan ter-ter yang mirip
#tsaah

Padahal aslinya, kalau lagi dalam keadaan seperti itu paling enak adalah doa, kan doa orang teraniya katanya akan lebih cepat dikabulkan :)

Tapi sebagai manusia biasa, yang tak sempurna dan kadang salah, namun dihatiku anya satu, cinta untukmu, luar biasa..
#malah nyanyi
eh, sebagai manusia biasa, pastilah ya kesel pake banget, sakit pake banget kalau lagi ada yang menyakiti hati kita. Manusiawi kok. Malah itu harus, menandakan kalau kita masih punya hati, makanya masih bisa ngerasain sakit hati
#eh?

(masih) Wajar kalau saat kesel dan atau sakit gitu kita pengen ngebales atau ngelempar sesuatu ke orang yang nyakitin kita, bahkan mungkin kalaupun ngedoain, doa yang mungkin mendoakan keburukan untuk yang nyakitin kita itu.
Katanya, akan lebih baik kita memaafkan dan mendoakan kebaikan untuknya yang menyakiti kita, tapi apa iya segampang itu?
Lebih enak doain dia untuk mendapatkan balasan yang jauh lebih kejam dibanding apa yang dia lakuin ke kita daripada doain dia untuk terbuka hatinya.
#eh?
hahaha

Saya kalau lagi dalam keadaan disakiti juga pengennya sih gitu doanya, tapi saya percaya kok, Allah maha tahu, segala sesuatu pasti ada balasannya, jadi ndak perlu mendoakan keburukan untuk dia yang bertindak buruk ke kita, didoain saja semoga ndak ada "kita-kita" lagi yang tersakiti olehnya. Semoga keturunannya ndak ketemu orang model dia hingga keturunan dia sadar kalau dia itu ndak baik, dan semoga apa yang kita inginkan dikabulkan Allah.

Balik lagi ke dendam,
ya kalau saya bisa berdoa seperti itu berarti saya tidak dendam dong ya harusnya, tapi ternyata saya dendam, dan diajari balas dendam (cantik) oleh sahabat saya.
Caranya?
Membuktikan apa yang dia katakan atau dia perbuat untuk menyakiti kita itu tidak membuat sakit! Dan satu point lagi, kita buktikan kalau kita setingkat lebih tinggi dari apa yang dia katakan atau perbuat ke kita!

Misalnya, 
Dia menyakiti kita dengan memfitnah kita, maka kalau benar itu fitnah, ya kita buktikan saja kalau itu fitnah. 
Caranya? caranya ya cuma jadi diri sendiri apa adanya. 
Sekejam apapun fitnah itu, kalau itu benar fitnah dan kita jadi diri sendiri, tanpa perlu jelasin ke orang lain, orang lain tahu kok kalau itu fitnah.
Tunjukkan pada dia fitnahnya itu nggak bikin kita galau unyu-unyu, malah kalau perlu tunjukkan pada dia kalau kita bisa setigkat lebih keren dari apa yang difitnahkan itu.
Balas dedam (cantik)nya bisa ditambahin dengan kamu melakukan sesuatu yang jauh lebih baik dari yang difitnahkannya. Misal kamu difitnah tukang bohong, tunjukin aja kalau kamu justru pengantar pesan yang baik, tidak menambah dan mengurangi, karena memang aslinya kamu begitu. Nah satu poin lagi, kalau perlu sekarang tiap kali ngomong, tambahin sekalian siapa pengirim pesan, dimana dan kapannya.
eh yang terakhir lebay kayaknya =D

Ingat, saat sedang difitnah, apapun bentuk fitnahnya, meskipun cuma dikatain kita nggak bisa baca padahal aslinya kita bisa baca, jangan buang waktumu untuk menjelaskan kamu seperti apa, karena orang yang membencimu tak akan mempercayai, dan orang yang menyayangimu tak butuh, karena tanpa penjelasan itu, mereka sudah tahu kamu seperti apa. Jadi just be yourself.

Dia yang menyakiti kita dengan tindakannya, nampar kita misalnya, ndak perlulah nampar balik, balas dendam (cantik)nya dengan menampar dia bolak-balik dengan sikap kita. Sikap yang memaafkan dan tidak mendendam plus ngedoain kebaikan untuk orang itu. Abis ditampar, bilag aja, terimakasih ya tamparannya, kalau gini jadi tahu siapa yang sabar siapa yang nggak bisa jaga amarah, siapa yang bijak sipa yang culas, tamparan kamu sakit sih, tapi tenang, nggak akan kubales kok, Alhamdulilah aku paham kalau tamparan ndak bakalan ngubah sesuatu. 
Kalau perlu, tambahkan kalimat, Semoga saja nanti kamu bisa nggak nampar orang lagi, semoga nanti keluargamu ndak pernah ditampar orang karena ada anggota keluarganya yang suka nampar-nampar. Kalau dia punya hati sih sepertinya dia akan kerasa ketampar, kalau nggak nerasa ketampar ya atinya mungkin lagi digoreng di tukang nasi goreng deket perempatan.
#eh?

Balas dendam (cantik) itu susah, susah banget, makanya bagaimanapun dendam itu nggak baik. Saling lah memaafkan, mengikhlaskan.
Tapi sekali lagi, memaafkan dan mempercayai itu beda perkara ya.

Terus saya bisa?
Ya enggak lah
Saya masih belajar
Belajar biar ndak dendam, belajar biar kalaupun dendam, saya balas dendamnya dengan balas dendam (cantik).

Semoga bisa, dan harus bisa :)

Tidak ada komentar: