Minggu, 20 Desember 2015

Bohong

Siapa yang tidak pernah berbohong?
Mungkin hampir semua pernah
I’m a liar too
Dulu, atau mungkin sampai sekarang
Saya sih ngerasanya dulu, bukan pembohong, hanya pencari alasan yang tepat saja
11 12 lah ya
Atau mungkin sama

Seperti saat saya ingin bolos kuliah, maka alasan yang paling tepat adalah nenek saya meninggal. Yup, nenek saya memang sudah meninggal, 15 tahun yang lalu Bukan berarti saya menggunakan alasan duka untuk sebuah kesenangan sesaat (bolos, red), tapi ya memang kadang surat sakit atau alasan kepentingan keluarga terlalu klise untuk alasan bolos. Toh akhirnya sampai sekarang, saya tidak pernah membolos dengan alasan itu.

Jadi mau bohongin saya?
Saya kadang bisa tahu, meski ujungnya saya pura-pura tidak tahu, karena konon katanya kalau kita pura-pura tidak tahu, maka yang bohong itu seneng.
#eh?

Kalau tentang white lie alias bohong untuk kebaikan, saya sebenernya tetap kurang setuju. Semanis-manisnya white lie, ia akan tergantikan oleh pahitnya kenyataan.
Udah kalau ketahuan pahit baanget, tetep dosa lagi,
Eh kecuali white lie yang menyangkut nyawa orang ya, seperti cerita kalau ada seorang yang berbohong saat ditanya dimana seorang lainnya, karena jika dia tidak berbohong, siorang yang dicari tadi akan dibunuh oleh yang menanyakan. Kalau masalah itu, (mungkin) saya setuju dengan white lie

Pernah denger ungkapan, sekali kamu boong, maka akan banyak kebohongan lagi muncul untuk menutupi kebohongan pertamamu
That’s true
Sering ngerasain itu

Lalu dimana letak poinnya?
Saya tahu saya egois kalau saya bilang saya tidak suka dibohongi, padahal saya juga pembohong.
Oke, itu dulu, saya sudah berusaha mengurangi bohong saya, dan saya sudah request ke orang tertentu, biasanya yang saya sayangi untuk tidak membohongi saya, apapun alasannya.
Maka saat dia membohongi saya, ya maaf, mungkin saya akan memaafkannya, tapi tak percaya lagi dengannya?
sumber : google
Egois?
Menurut saya bukan
Saya sudah nitip pesan, saya sudah mengatakan ketidaksukaan, kalau masih seperti itu ya, maaf, takkan ada lagi kepercayaan
Karena tetap, sekali seorang berbohong, maka akan banyak kebohongan muncul untuk menutupi yang pertama.
Kamu pikir saya nggak tahu kamu bohong?
Kamu pikir saya nggak ngeh cerita itu fiksi?
Saya hanya pura-pura nggak tahu untuk melihat sejah mana kamu berfikir saya bodoh karena berhasil kamu bohongi
#eh?
Dan ya, saking seringnya kamu bohong, saya kadang sudah ndak paham lagi lo mana omonganmu yang bener, sama yang bohong!

Eniwe, bohong itu tetep dosa, menyampaikan sesuatu tidak sesuai aslinya juga tidak baik
Tapi itu urusanmulah ya

Im not perfect too, tapi berusaha memperbaiki diri saya rasa itu wajib hukumnya.

Tidak ada komentar: