Seumur-umur baru kali ini tulisan saya dikatain cuma sampah
Sejujurnya saya sadar kalau memang saya suka nyampah, tapi pas ada yang bilang kalau tulisan saya cuma sampah, disitu saya merasa (sangat) sedih (sekali).
Saya akui saya cengeng, karena hanya karena dikatain cuma sampah saya nangisnya hampir 2 hari dan bikin mata semacam sembab dan berkantung serta terasa ga nyaman.
Selain itu, saya jadi trauma nulis, jadi takut nulis modul praktikum yang notabene adalah tugas yang harus segera diselesaikan, sampai saya juga takut nulis sms/bbm/whatsapp dan sejenisnya.
Itu menyakitkan, kalau saja kamu tahu
Itu kurang halus, kalau saja kamu mengerti
Tapi kamunya malah nganggep itu suatu hal positif dan saya yang salah mengartikan perhatianmu
Oke, setiap penulis memang perlu kritik, tapi apakah tidak ada kata lain selain cuma sampah?
Entah cuma saya, atau penulis lain juga akan merasakan sakit saat tulisannya dianggap cuma sampah.
Belum tentu lho kamu bisa nulis seperti apa yang saya tulis
Belum tentu lho alasan orang nulis, meskipun itu tulisan galau bahkan mungkin makian bisa kuat hingga akhirnya penulis mampu mengeluarkan uneg-unegnya.
Andai kamu bisa paham sedikit aja kalau orang punya masalah dan cara mengatasi masalah sendiri-sendiri.
Kalau memang tulisan galau menurutmu cuma sampah, yaudah to, stop read, stop follow dan stop stalking, gampang to?
Aarrrgggghhh
Tapi tetep sakit hati :(
Ada banyak tipe penulis, mulai yang benar-benar penulis, penulis yang menulis fakta, penulis yang menulis yang faktanya belum diketahui, penulis yang asal copypaste, penulis yang cuma suka share kekurangan, penulis yang suka share pengalaman dan lainnya. Paling tidak apa yang pernah saya postingkan berdasarkan fakta, bukan seperti beberapa yang cuma asal share, kenapa malah tulisan saya yang dikatain sampah?
Saya terima kritik, tapi nggak pake bahasa yang (menurut saya) kasar juga sih.
Saya ndak mau balikin ke tulisan kamu yang belum tentu lebih baik dari saya, Saya ndak mau nyari kekuranganmu cuma buat memastikan kalau tulisan saya bukan sampah.
Saya ndak mau menelisik latarbelakangmu hingga akhirnya kata cuma sampah itu yang keluar
Saya hanya ingin berterimakasih atas kritiknya dan ingin mengingatkan kalau kata sampah itu (menurut saya) kasar.
*nb: ditulis setelah bener-bener mencoba menghilangkan trauma dikatain sampah, karena terkadang kita sendiri yang mampu menghapus trauma
*sambil ngeliatin bagian bawah mata yang ketara
Sejujurnya saya sadar kalau memang saya suka nyampah, tapi pas ada yang bilang kalau tulisan saya cuma sampah, disitu saya merasa (sangat) sedih (sekali).
Saya akui saya cengeng, karena hanya karena dikatain cuma sampah saya nangisnya hampir 2 hari dan bikin mata semacam sembab dan berkantung serta terasa ga nyaman.
Selain itu, saya jadi trauma nulis, jadi takut nulis modul praktikum yang notabene adalah tugas yang harus segera diselesaikan, sampai saya juga takut nulis sms/bbm/whatsapp dan sejenisnya.
Itu menyakitkan, kalau saja kamu tahu
Itu kurang halus, kalau saja kamu mengerti
Tapi kamunya malah nganggep itu suatu hal positif dan saya yang salah mengartikan perhatianmu
Oke, setiap penulis memang perlu kritik, tapi apakah tidak ada kata lain selain cuma sampah?
Entah cuma saya, atau penulis lain juga akan merasakan sakit saat tulisannya dianggap cuma sampah.
Belum tentu lho kamu bisa nulis seperti apa yang saya tulis
Belum tentu lho alasan orang nulis, meskipun itu tulisan galau bahkan mungkin makian bisa kuat hingga akhirnya penulis mampu mengeluarkan uneg-unegnya.
Andai kamu bisa paham sedikit aja kalau orang punya masalah dan cara mengatasi masalah sendiri-sendiri.
Kalau memang tulisan galau menurutmu cuma sampah, yaudah to, stop read, stop follow dan stop stalking, gampang to?
Aarrrgggghhh
Tapi tetep sakit hati :(
Ada banyak tipe penulis, mulai yang benar-benar penulis, penulis yang menulis fakta, penulis yang menulis yang faktanya belum diketahui, penulis yang asal copypaste, penulis yang cuma suka share kekurangan, penulis yang suka share pengalaman dan lainnya. Paling tidak apa yang pernah saya postingkan berdasarkan fakta, bukan seperti beberapa yang cuma asal share, kenapa malah tulisan saya yang dikatain sampah?
Saya terima kritik, tapi nggak pake bahasa yang (menurut saya) kasar juga sih.
Saya ndak mau balikin ke tulisan kamu yang belum tentu lebih baik dari saya, Saya ndak mau nyari kekuranganmu cuma buat memastikan kalau tulisan saya bukan sampah.
Saya ndak mau menelisik latarbelakangmu hingga akhirnya kata cuma sampah itu yang keluar
Saya hanya ingin berterimakasih atas kritiknya dan ingin mengingatkan kalau kata sampah itu (menurut saya) kasar.
*nb: ditulis setelah bener-bener mencoba menghilangkan trauma dikatain sampah, karena terkadang kita sendiri yang mampu menghapus trauma
*sambil ngeliatin bagian bawah mata yang ketara
2 komentar:
salah sendiri... makanya jgn bilang 'nyampah di blog' atau 'nyampah dlm bentuk komentar', tuh jadinya meringis sendiri kan?
ayo get up get up, mau kuuncali cabe lagi nih?
iya aku yang salah
makanya terimakasih diingatkan
kan biar bisa memperbaiki diri
kalau inget sih, kalau lupa ya gitu lagi, hahaha
Posting Komentar