Sebenarnya saya bingung
mamu memberi judul postingan ini apa, karena hari ini, dengan gampangnya,
perasaan saya berubah seratus delapan puluh derajat hanya karena satu kejadian.
Seperti hari libur saya
biasanya, hari ini diawali dengan saya bangun siang, tapi ndak siang-siang
banget kok, karena tetangga depan rumah saya lagi ada acara nikahan, saya jam 7
sudah disuruh bangun sama ibu saya. Bangun-bangun langsung godain keponakan
yang sudah mandi sementara saya masih ngantuk
Nothing spesial sebenarnya
sejak pagi tadi, bangun tidur, maen sama ponakan lalu saya donlot pelm titipan
saa, sama sekali saya tidak merasa galau atau semacamnya, salah satunya karena saya
tidak mau menangis di rumah, panjang nanti ceritanya. Galau mulai ada saat saya
membaca postingan saa tentang persahabatan dan memberi contoh tentang sahabat
akan selalu mengingatkan sahabatnya jika cowok yang dia sukai bukan terbaik
untuknya, saya langsung nangis di tempat kala itu, untung saja tidak ada yang
tahu saya menangis. Kenapa harus menangis, saya juga belum tahu, tapi setelah
merenung sedikit, saya rasakan saya menangis karena saya masih belum bisa
terima kalau bbb bukan yang terbaik untuk saya.
Mulai galau saat ibu saya
bilang kalau laptopnya rusak, dan akhir-akhir ini, jika ada yang rusak dengan
komputer dan teman-temannya, saya sering menghubungi si bbb ini. Bukan nyari
yang gratisan, namun memang tampaknya bbb ini lumayan mahir tentang
perkomputeran, namun, jikalau saya menghubungi dia lagi, sama saja saya menelan
ludah saya sendiri, karena senin kemarin, saya sendiri yang mengirim pesan
bahwa saya akan pergi meninggalkannya. Dan saya, orang yang memegang omongan
saya, saya tidak akan meminta bantuan lagi, tapi kemudian, saya minta tolong
siapa coba???
*mulai deh galau*
Dan saya mulai menceritakan
kegalauan saya ke saa, dan dia memberikan jalan keluar namun sudah pasti tidak
akan saya pilih, karena sebenarnya hati saya memilih untuk meminta bantuan ke
bbb. Dan pergolakan batin sebenarnya sudah dimulai saat ini.
Melihat mobil dalam keadaan
kotor, ayah saya langsung menyuruh saya men-cuci-kannya di tempat langganan.
Dan disinilah kegalauan mulai memuncak. Dan galau menurut saya, adalah
memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Apalagi saat di
tempat cucian yang udah pinggir sawah, sepi lagi. Intinya, saya masih
memikirkan bbb, masih meyakinkan diri saya sendiri, apakah saya benar-benar
bisa move on dan melupakan dia. Saya sebenarnya takut dijitak sama siennra,
karena saya sudah membuat dia bikin postingan tentang move on, tapi sayanya
belum move-on juga. Tapi saya juga bakat kepala keras, eh keras kepala, saat
saya bilang saya masih ingin mendengarkan penjelasan bbb kenapa dia pergi
tiba-tiba dan menjadi tidak mau bertemu saya, dan penjelasan itu belum saya
terima, saya akan menunggunya. Tapi lagi, di sisi lain, saya sadar saya sedang
menyakiti diri saya sendiri, menunggu sesuatu yang sebenarnya sudah saya
ketahui hasilnya. Hampir semua orang menyuruh saya tak usah lagi menunggu bbb,
namun hati saya, masih menunggu penjelasan itu. Dan sudah seminggu ini, saya
berusaha untuk mengikuti saran dari teman-teman saya untuk move on.
Masih di tenah kegalauan
masalah bbb, saya masih harus berkecamuk dengan kenyataan bahwa saya masih
harus bertemu dengan seorang yang dengan teman-teman saya menyebutnya mister
kompor. Singkatnya, mister kompor ini adalah seorang yang dengan yang bikin
saya sebel dan pengen ngrauk mukanya. Dan anugrahnya adalah kenyataan bahwa
awal bulan depan, saya harus ketemu dia. Tambah deh lecek muka saya.
Kejadian adalah ketika
mobil selesai dicuci dan saya hendak membawanya pulang. Entah apa yang ada di
pikiran saya, yang jelas memang saya lagi galau saat itu. Mobil dimundurkan dan
karena saya akan kekanan, jadi saya mundur ke arah kiri untuk memutar mobilnya.
Mas2 di cucian mobil hanya mengarahkan dengan kata TERUS dan saya terus dalam
keadaan setir ke KIRI. Saya fokus lihat ke spion dan benar-benar melihat
kebelakang, dan braaaaaak, bodi kanan depan mobil saya sukses nabrak tiang di
sebelah kanan saya, saya sebenarnya sudah merasa saya akan nabrak, tapi dengan
tenangnya saya meneruskan jalan saya. Masnya merasa bersalah, saya malah ngakak
dan bilang, ndak kok mas, saya yang
salah, saya yang ndak fokus. Dan ndak usah ditanya bagaimana muka saya, itu
kalo ada cadar langsung saya pake deh, malu saya sama masnya. Bonusnya adalah
ketika itu tiba-tiba hujan, jadi berasanya saya sia-sia gitu nyuciin mobilnya.
Beruntungnya orang tua
saya sudah sangat amat mengenali kalo saya orangnya blakraan, eh apa ya,
intinya tahu kalau saya bakat ngerusakin barang, jadi alhamdulilah ya ortu
tidak marah, tapiiiiiii, saya disuruh nyuciin mobil satunya, dan saya bingung,
nyuciin dimana gitu saya, secara kalo balik ke tempat tadi pasti ndak enak sama
masnya. Jadi saya pindah, ke tempat 500m di sebelah selatan cucian langganan
saya itu.
Anehnya, pas saya dateng
di cucian mobil ini, mas2 cucian lagi nggosip, kalo ga salah denger gosipnya
adalah, salah satu teman mereka membuat seorang customernya nabrak tiang, dan
dengan bangganya saya ingin ngomong sama mas itu kalo sayalah orangnya.
Saya pikir mereka tidak
akan saling berhubungan, tapi ternyata masih berhubungan dan pasnya, pas saya
nyuciin pas gosip itu sampe di mereka.
Kok pas gitu???
Dan saya jadi semakin
banyak pikiran, bbb, mister kompor, mobil nabrak dan yang lain, mendadak saya
jadi tidak merasakan apa-apa, seperti masti rasa, seperti saya yang sekarang
bukan saya. Tapi lo, kalau ini bukan saya lalu siapa?
Kok yo aneh gitu pemikiran
saya.
Oia lupa, sejak pagi si
saa ini memojokkan saya dengan kata-kata kejamnya di twitter, katanya sih biar
saya sakit banget dan akhirnya mati rasa hingga bisa benar-benar melupakan bbb.
Tapi, saya yang sebenernya
kurang gitu bisa menerima perkataan “kejam” gitu, jadi kepikiran, kok bisa gitu
saya punya sahabat baik yang kejam?
Tapi kalo ga dikejamin
seperti itu, saya juga akan menjadi orang yang lemah, jadi dengan masih belum
ikhlas, saya inin bilang terima kasih banyak saa-neechan!
Makasih untuk terapi
matirasanya!
Karena masih matirasa,
saya benar-benar tidak merasakan apa-apa, hambar gitu rasanya, ndak seneng,
ndak sedih, ndak kecewa dan ndak galau, masih hambar. Lalu, sahabat saya
lainnya, yang sering saya panggil bebek tiba-tiba sms saya, meyakinkan apakah
saya benar ingin dikado boneka anak bebek atau ndak, dan saya bilang saya mau.
Sehari sebelumnya, saya
marah sekali sama bebek, karena dia membatalkan janji tiba-tiba dengan saya,
dan bebek ini, tipe orang yang paling males bilang maaf meskipun sudah jelas
dia salah. Dan saya orang yang sangat ingin orang yang salah itu minta maaf.
Hari ini, bebek berhasil
bikin hari saya menjadi wonderful. Dengan tiba-tiba dia sudah sampai di depan
rumah saya hanya untuk memberikan kado untuk saya. Bisa ditebak bagaimana perasaan
saya saat itu.
Sumpah ya, bebek ini, dia
bisa gitu bikin saya senyum dengan caranya. Dia itu, salah satu atau mungkin
satu-satunya teman yang paling sabar ngadepin orang kayak saya. Dia masih ada
di dekat saya meskipun banyak sifat kita yang bertentangan. Bisa gitu si bebek
ini ngasih saya bonek bebek beneran, kan sebenernya kemaren saya hanya guyon.
Dan malam ini, dia berhasil bikin saya senyum-senyum sendiri.
Lalu, saya jadi memikirkan
kejadian mobil nabrak tiang tadi. Sepertinya itu jawaban atas penungguan saya
selama ini. Selama ini, semua orang menyuruh saya move on tapi saya belum bisa juga,
dan saya masih dengan idealisme saya, akhirnya saya sadar jikalau mereka yang
menginginkan saya lari ke depan, bukan jalan ke samping seperti mr. Krab adalah
mereka yang benar-benar menyanyangi saya. Maaf untuk sayang yang sering saya
sia-siakan. Maaf untuk egoisme dan idealisme yang masih saya pegang erat.
Maafkan.
Dan terimakasih masih mau
baik sama saya.
Kenapa nabrak tiang adalah
jawaban?
Karena saat kejadian
nabrak itu tadi saya fokus melihat belakang, mengamati semua spion saya. Saya
sadar saya akan menabrak tiang, tapi saya masih tak peduli karena saya masih
fokus dengan belakang dan mas2 yang mengarahkan saya dari belakang itu. Saya
bukan penafsir impi, kejadian atau semacemnya, tapi saat saya memikirkannya,
saya jadi benar-benar merasa itu sebenarnya adalah jawaban. Jawaban bahwa
jikalau kita terlalu fokus ke belakang, bisa jadi bagian depanmu nabrak dan
rusak. Sama seperti hidup, jikalau kita terlalu fokus dan ingin memperbaiki
masa lalu, kemungkinan malah masa depan kita yang rusak, kenapa, karena yang
sebenarnya adalah masa lalu itu tidak bisa diperbaiki dan masa depanlah yang
bisa kita perbaiki dan rencanakan. Jadi sekuat apapun kita memperbaiki masa
lalu, sama saja dengan kita naburin garam ke lautan, alias sia-sia. Biarkan
masa lalu menjadi masa lalu, kalopun ada yang pahit, maka perbaikilah di masa
depan, jangan hidup adalah maju, bukan mundur. Boleh kita menyesali yang
terjadi di masa lalu, namun kita tak dapat melakukan sesuatu untuk itu, kita
hanya bisa mengambil pelajaran dari masa lalu untuk memperbaiki masa depan
kita.
Terimakasih tiang,
terimakasih mas cucian mobil, terimakasih bebek!:)
Dan maafkan anakmu ya ayah
4 komentar:
besok kalo ketemu, aku peluk kamu yah :)
iyaaaa, maaf ya menyiksa kalian dengan membaca pendahuluan yang panjang.
sebenernya inti tulisannya di paragraf akhir itu kok!:D
makasi terapi matirasanya
#hug
siennra bohong ah, mana? sampe sekarang belum dipeluk gituuuu!:p
waktu itu mau kupeluk yan, tapi terus belakangmu ada mobil..
kasian kalo si komonya gak ndang pergi...
:'(
#sedih
bohong dee
sudah kubilangkan jangan ngadalin buayaaaa
pasti sebenernya ga mau meluk karena tahu aku gag mandi waktu itu
#eh?
Posting Komentar