Senin, 14 Mei 2012

Dalam Hidup


Dalam hidup, kita mengenal yang namanya kesetiaan, pengkhiatan, kebaikan dan kejahatan. Saat kita merasa ada yang berkhianat terhadap kita, pasti karena kita pernah merasakan ada yang setia pada kita. Begitu juga dengan kebaikan, saat kita merasa orang itu baik terhadap kita, pasti karena kita pernah merasakan dijahati sama orang lain.
Terkadang terlalu tipis beda antara setia dan berkhianat.
Sama tipisnya dengan kebaikan dan kejahatan.

Untuk bahasan setia dan berkhianat.
Kata ini sering diucapkan saat dua orang menjalin hubungan yang biasa disebut pacaran, namun menurut saya, ndak harus pacaran yang memakai kata ini, dalam persahabatan atau hubungan pertemanan juga ada yang namanya setia dan khianat, mungkin lebih enak kalau setia dan kurang setia kali ya.
Ndak semua orang punya nama setia, dan ndak semua nama setia punya sifat setia. Setia sering diartikan sebagai selalu ada dan ndak berubah pilihan. Setia memang sulit, apalagi hidup ini dipenuhi sama yang namanya pilihan. Saat kita telah memilih satu pilihan, akan banyak pilihan penggoda yang membuat kita bisa tidak setia. Tapi ndak berarti kita gampang tergoda untuk tidak setia kan?
Kesetiaan menunjukkan keseriusan dan keteguhan kita dalam memilih dan mempertahankan pilihan kita. Tak ada yang tahu apakah pilihan kita adalah yang terbaik untuk kita, tapi saat kita memilih pilihan itu, pasti kita yakin kalau itu terbaik. Jadi sudah tugas kita untuk setia pada pilihan itu. Tapi gampangkah setia itu?

Setia pada teman, sahabat, atau pacar
Susah pastinya untuk setia, saat kita memilih teman atau sahabat atau pacar untuk masuk ke kehidupan kita, pasti karena kita merasa mereka memang pantas untuk itu. Namun seiring berjalannya waktu, saat semua sikap dan sifat mereka terungkap, dan ternyata tidak sesuai dengan yang kita inginkan, bisakah kita setia sama mereka?
Dalam hidup, pasti akan selalu ada yang namanya adaptasi. Teman baru, lingkungan baru, dan hari yang baru akan memaksa kita untuk beradaptasi. Bentuk adaptasi terhadap semua itu macam-macam, pastinya untuk beradaptasi diperlukan sebuah perubahan, perubahan untuk menyesuaikan diri. Dan saat proses adaptasi tidak bisa berjalan dengan lancar, bukankah berarti lingkungan dan teman baru itu tidak cocok untuk kita, lalu bolehkah kita tidak setia?
Jika dalam keadaan diatas, yang namanya kesetiaan akan benar-benar diuji, dan saat seseorang tak mampu melewati ujian itu dan mundur, maka dia akan dicap sebagai orang yang kurang setia.
Lalu, salahkah orang yang tidak setia itu?
Kebanyakan orang sering ngejudge orang yang  tidak setia itu salah, dan itu buruk sekali. Dan bukannya membela orang yang tidak setia, tapi saya rasa akan lebih baik orang itu pergi dari hidup kita selamanya daripada mereka “memaksa”kan hidup dengan kita dengan segala ketidakcocokan yang ada. Karena tidak jarang ketidak cocokan itu berbuah pertengkaran. Daripada harus menyiksa diri dengan pertengkaran-pertengkaran yang sebenarnya tidak perlu, apa tidak lebih baik bila berpisah saja? Menjalani hidup masing-masing dengan tanpa mempedulikan lagi masalah masing-masing. Dan dalam keadaan seperti itu, saya lebih memilih menjadi orang yang tidak setia dibandingkan saya setia namun hanya menyakiti orang itu.

Jadi, saat seorang menjadi tidak setia pada kita, menjadi hilang tiba-tiba dari hidup kita, janganlah langsung menganggap mereka berniat tidak baik pada kita, tapi pandanglah dari semua sisi, karena bisa saja, mereka justru orang yang setia, namun terpaksa menunjukkan kesetiaan mereka dengan cara seperti itu.
Dan merekalah yang sebenarnya menyanyangimu, dengan cara mereka.

Untuk bahasan kebaikan dan kejahatan
Mungkin dua kata ini lebih luas digunakan daripada dua kata sebelumnya, namun menurut saya, intinya sama. Tapi menurut saya, ada unsur perbandingan untuk kedua kata ini. Kebaikan dan kejahatan bisa dinilai dari sebuah perbandingan. Ada yang bilang jika hanya dengan ditraktir semangkok pangsit oleh seseorang itu berarti orang itu baik, namun ada juga yang bilang itu jahat. Hanya sebuah perbandingan sih, kalo yang dibandingkan adalah ditraktir dan tidak ditraktir, maka jawabannya adalah orang itu baik. Namun jika perbandingannya adalah ditraktir pangsit dan ditraktir spagetti, kemungkinan berarti jawabannya adalah orang itu jahat. Mungkin terlalu ekstrim kalau menggunakan kata jahat, baiklah, diganti jadi kurang baik saja.

Baik atau kurang baiknya seseorang terhadap kita terkadang merupakan cerminan diri kita sendiri. Banyak yang bilang, jika kita ingin banyak orang baik pada kita, maka kita juga harus baik sama mereka. Namun yang perlu digarisbawahi adalah, saat kita baik sama orang, jangan semata-mata karena kita ingin di”baik”i juga oleh orang lain, tapi lakukan semua itu ikhlas karena Allah. Dan jangan pernah kecewa saat seseorang masih ada yang kurang baik padamu.
Dosen saya pernah berkata, orang yang kuat adalah orang yang sering menerima kekurangbaikan dalam hidupnya, kenapa? Karena dengan kekurangbaikan yang diterimanya, tubuhnya akan merespon keadaan itu hingga akhirnya saat keadaan itu datang lagi, dia bisa menghadapinya dengan mudah.
Tap bukan berarti kita langsung minta dijahati sama seseorang juga, lebih ke pendapat bahwa, saat banyak orang yang kurang baik padamu, bukan karena kamu bukan orang baik, tapi karena ada yang ingin membuatmu lebih baik lagi.
Tenang aja, bukankah doa orang-orang yang teraniaya akan lebih cepat dikabulkan? Jadi di tengah marah, kecewa, sedih atau perasaan apapun karena ada yang kurang baik padamu, berdoalah, dan yang pasti, yakinlah jika tak ada masalah yang tak ada jalan keluarnya, jadi jika saat ini ada yang kurang baik, pasti beberapa saat kemudian, akan banyak orang yang baik padamu. Dan orang yang (masih) tetap berada disisimu saat itu, itulah sahabat sejatimu.

Dan selalu ada hikmah dari setiap kejadian
Jangan hanya melihat dari depan saja, tapi berkelilinglah, lihatlah dari sisi kanan dan kirinya, atas bawahnya, depan belakangnya, dan semuanya.

Banyak hal yang menurutmu baik, tapi belum tentu baik
Dan banyak hal yang menurutmu kurang baik, tapi bisa saja itu malah yang terbaik
Karena baik dan kurang baik, hanyalah tergantung pembandingnya, menurut saya

Saat kecewa, bandingkan kekurangbaikan yang terjadi padamu dengan sesuatu yang ada di bawahmu, karena saat menyadarinya, kamu akan bersyukur karena ternyata kamu masih beruntung

Akhirnya, kesetian, pengkhiatan, kebaikan dan kejahatan semua hanya tentang bagaimana kita melihatnya.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

kalo dhiyan galau jadinya postingannya bau bau gini deh...

yan, aku mungkin bukan yang pertama tapi pasti yang terakhiiiirrr...

(tidurnya maksudku)

dhiyan kisno mengatakan...

tulisan ini wes ngendap ndik draft lama kok mbak

bukan pas galau

tapi pas penilaian "kebaikan" seseorang saja!:)