"mungkin semua orang
berlomba-lomba untuk jadi yang pertama dan memang bukan aku yang pertama, Tapi
aku ingin jadi sahabatmu yang terakhir untuk menemanimu dan memberimu semangat
di saat yang lain merasa lelah"
Salah satu sms dari bebek yang
menurut saya cukup membuat saya tenang, aman, nyaman dan tentunya bahagia. Ya
meski saya tahu itu hanya sms forward-an dari orang lain, dan dikirim sejak
beberapa tahun yang lalu, tapi akhirnya saya menyadari kalau sebenarnya bebek
benar-benar melakukan apa yang tertulis dalam pesan singkat itu.
Bebek, jelas lah bukan nama
sebenarnya, itu panggilan sayang dari saya, sebenernya si, lebih tepatnya
adalah panggilan kesel saya pada dia, kenapa kesel, karena si bebek ini bawa
sifat cuek dari lahir dan saya bukan orang yang suka dan betah bersama orang
cuek, dan karena ada istilah cuek bebek, yang entah siapa yang membuat istilah
itu, akhirnya saya memanggil sahabat cowok saya ini dengan sebutan bebek.
Bebek adalah salah satu dari
teman les-lesan saya, ya karena memang saya ndak pinter tapi saat itu saya
berusaha pinter dengan ikut les.
*ga penting*
Dan di les-lesan ini lah saya
menemukan keluarga yang lain, karena di sini ada kasih sayang tulus yang saya
dapatkan dari teman-teman les-lesan ini.
Entah bagaimana awal kedekatan
saya dengan si bebek ini, yang jelas, selain dekat dengan bebek, saya juga
dekat dengan semua orang yang ada di les-lesan ini, ya mungkin karena bakat low
profile saya kali ya.
*narsis*
Beda dengan beberapa teman yang
lain, bebebk ini punya sifat yang sangat bertolak belakang dari saya, s`at saya
punya sifat a, bebek punya sifat anti a. Saat bebek punya sifat b, saya punya
sifat anti b. Intinya, saya dan bebek ndak punya satu sifat yang sama, kecuali
sifat baik ke sesama.
*narsis lagi*
Tapi herannya, saya sama bebek
malah dekat, bahkan beberapa teman lain terkadang bingung dan kaget saat tahu
saya dan bebek sedekat ini. Dekat disini bukan maksudnya rumah kami dekat, tapi
dekat dalam hal saling cerita. Secara dua orang dengan sifat yang saling
berkebalikan, mana mungkin bisa jadi sahabat, mungkin satu dibanding seribu
lah, dan angka satu itu terjadi pada saya dan bebek.
Tapi, namanya juga beda, pastilah
yang namanya berantem itu sering, bahkan kalo diitung itu, ampir tujuh tahun
kita kenal dan sahabatan, paling yang kita bener-bener temenan Cuma tiga tahun,
sisanya adalah berantem dan saling tidak berhubungan. Dan jangan ditanya apa
sebabnya, karena sudah pasti sebabnya adalah keegoisan saya. Saya yang tidak
mau menerima sifat bebek yang berbeda jauh dari saya.
Dan kejadian anak bebek itu,
membuka pikiran saya, bahwa saya ternyata memiliki sahabat yang menyanyangi
saya sama dengan keluarga saya, tapi aku emoh nganggep kamu masku ya bek, masio
kamu lebih tua setahun dari aku!;p
Dan setelah hampir tujuh tahun mengenalmu,
aku baru sadar
Kalo bebek itu orang yang paling
baik
Yang selalu saya marahi tapi ndak
pernah bales marahi saya
Yang selalu saya kata-katain tapi
ndak pernah bales ngatain saya
Yang selalu saya paksa buat
dengerin curhatan saya tapi ndak pernah nolak untuk itu
Yang selalu saya sebut egois tapi
ndak pernah ngatain saya egois
Yang selalu saya mintain sesuatu
tapi ndak pernah meminta sesuatu dari saya
Yang selalu berusaha memenuhi
permintaan saya
Yang selalu takut saat saya
bilang ndak mau temenan lagi sama dia
Yang selalu berusaha bikin saya
tersenyum dengan cara dia sendiri
Yang menyadarkan saya bahwa saya
punya sahabat se-baik dia
Yang benar-benar menerima saya
apa adanya
Dan yang benar-benar ada di saat
suka dan duka saya
Dari sekian banyak poin itu,
membuat saya sadar kalo selama ini saya egois, seenaknya sendiri, dan kurang
membuka mata tentang orang yang peduli pada saya.
*ngaku*
Makasih ya bebek, makasih untuk
tiap senyum karena ulahmu, makasih untuk ada di saat suka dan dukaku, makasih
untuk menyadarkanku dan makasih untuk anak bebeknya.
Sahabat, bukan hanya tentang
seorang yang menyediakan pundaknya saat kita menangis, mengulurkan tangan saat
kita terjatuh, dan mengobati kita saat kita terluka, tapi seorang yang juga
ikut tertawa saat kita bahagia dan tetap ada di keadaan seperti apapun kita.
Dan jangan menganggap dia bukan sahabat hanya ketika dia lebih memilih jalan bersama pacar daripada jalan bersamamu, jangan menganggap dia bukan sahabat hanya karena dia tidak bisa membuatmu tersenyum saat kamu menangis, jangan menganggap dia bukan sahabat hanya karena dia berbeda pendapat dan pandangan denganmu.
Karena setiap sahabat, bahkan setiap orang yang hadir dalam hidup kita, memiliki peran masing-masing, mereka mendewasakan dan menyanyangimu dengan cara mereka.
3 komentar:
uhuk..
yap benar, sahabat itu selamanya jadi sahabat,
mau jungkir walik gimana aja, tetep sahabat,
batuk? ato keselek kurkumin?
ndaaaaak begitu juga tapi,
terkadang sahabat bisa jadi musuh saat semua egonya masih tinggi
terkadang sahabat memilih pergi dari hidup kita karena merasa hidup kita akan lebih baik tanpa hadirnya
tapi, intinya si ego dan kesadaran aja si, kalo bisa mengalahkan semuanya, akan sadar kalo banyak sahabat yang kita punyai
saya geje katanya sumber geje
saya bijak pada bingung
mbuh wes
ngambek
ngerusakin alarm mobil
Posting Komentar