Minggu, 20 Mei 2012

Tiang, Mundur, Nabrak dan Bebek


Sebenarnya saya bingung mamu memberi judul postingan ini apa, karena hari ini, dengan gampangnya, perasaan saya berubah seratus delapan puluh derajat hanya karena satu kejadian.

Seperti hari libur saya biasanya, hari ini diawali dengan saya bangun siang, tapi ndak siang-siang banget kok, karena tetangga depan rumah saya lagi ada acara nikahan, saya jam 7 sudah disuruh bangun sama ibu saya. Bangun-bangun langsung godain keponakan yang sudah mandi sementara saya masih ngantuk

Nothing spesial sebenarnya sejak pagi tadi, bangun tidur, maen sama ponakan lalu saya donlot pelm titipan saa, sama sekali saya tidak merasa galau atau semacamnya, salah satunya karena saya tidak mau menangis di rumah, panjang nanti ceritanya. Galau mulai ada saat saya membaca postingan saa tentang persahabatan dan memberi contoh tentang sahabat akan selalu mengingatkan sahabatnya jika cowok yang dia sukai bukan terbaik untuknya, saya langsung nangis di tempat kala itu, untung saja tidak ada yang tahu saya menangis. Kenapa harus menangis, saya juga belum tahu, tapi setelah merenung sedikit, saya rasakan saya menangis karena saya masih belum bisa terima kalau bbb bukan yang terbaik untuk saya.

Mulai galau saat ibu saya bilang kalau laptopnya rusak, dan akhir-akhir ini, jika ada yang rusak dengan komputer dan teman-temannya, saya sering menghubungi si bbb ini. Bukan nyari yang gratisan, namun memang tampaknya bbb ini lumayan mahir tentang perkomputeran, namun, jikalau saya menghubungi dia lagi, sama saja saya menelan ludah saya sendiri, karena senin kemarin, saya sendiri yang mengirim pesan bahwa saya akan pergi meninggalkannya. Dan saya, orang yang memegang omongan saya, saya tidak akan meminta bantuan lagi, tapi kemudian, saya minta tolong siapa coba???
*mulai deh galau*

Dan saya mulai menceritakan kegalauan saya ke saa, dan dia memberikan jalan keluar namun sudah pasti tidak akan saya pilih, karena sebenarnya hati saya memilih untuk meminta bantuan ke bbb. Dan pergolakan batin sebenarnya sudah dimulai saat ini.

Melihat mobil dalam keadaan kotor, ayah saya langsung menyuruh saya men-cuci-kannya di tempat langganan. Dan disinilah kegalauan mulai memuncak. Dan galau menurut saya, adalah memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Apalagi saat di tempat cucian yang udah pinggir sawah, sepi lagi. Intinya, saya masih memikirkan bbb, masih meyakinkan diri saya sendiri, apakah saya benar-benar bisa move on dan melupakan dia. Saya sebenarnya takut dijitak sama siennra, karena saya sudah membuat dia bikin postingan tentang move on, tapi sayanya belum move-on juga. Tapi saya juga bakat kepala keras, eh keras kepala, saat saya bilang saya masih ingin mendengarkan penjelasan bbb kenapa dia pergi tiba-tiba dan menjadi tidak mau bertemu saya, dan penjelasan itu belum saya terima, saya akan menunggunya. Tapi lagi, di sisi lain, saya sadar saya sedang menyakiti diri saya sendiri, menunggu sesuatu yang sebenarnya sudah saya ketahui hasilnya. Hampir semua orang menyuruh saya tak usah lagi menunggu bbb, namun hati saya, masih menunggu penjelasan itu. Dan sudah seminggu ini, saya berusaha untuk mengikuti saran dari teman-teman saya untuk move on.

Masih di tenah kegalauan masalah bbb, saya masih harus berkecamuk dengan kenyataan bahwa saya masih harus bertemu dengan seorang yang dengan teman-teman saya menyebutnya mister kompor. Singkatnya, mister kompor ini adalah seorang yang dengan yang bikin saya sebel dan pengen ngrauk mukanya. Dan anugrahnya adalah kenyataan bahwa awal bulan depan, saya harus ketemu dia. Tambah deh lecek muka saya.

Kejadian adalah ketika mobil selesai dicuci dan saya hendak membawanya pulang. Entah apa yang ada di pikiran saya, yang jelas memang saya lagi galau saat itu. Mobil dimundurkan dan karena saya akan kekanan, jadi saya mundur ke arah kiri untuk memutar mobilnya. Mas2 di cucian mobil hanya mengarahkan dengan kata TERUS dan saya terus dalam keadaan setir ke KIRI. Saya fokus lihat ke spion dan benar-benar melihat kebelakang, dan braaaaaak, bodi kanan depan mobil saya sukses nabrak tiang di sebelah kanan saya, saya sebenarnya sudah merasa saya akan nabrak, tapi dengan tenangnya saya meneruskan jalan saya. Masnya merasa bersalah, saya malah ngakak dan bilang, ndak kok mas, saya yang salah, saya yang ndak fokus. Dan ndak usah ditanya bagaimana muka saya, itu kalo ada cadar langsung saya pake deh, malu saya sama masnya. Bonusnya adalah ketika itu tiba-tiba hujan, jadi berasanya saya sia-sia gitu nyuciin mobilnya.

Beruntungnya orang tua saya sudah sangat amat mengenali kalo saya orangnya blakraan, eh apa ya, intinya tahu kalau saya bakat ngerusakin barang, jadi alhamdulilah ya ortu tidak marah, tapiiiiiii, saya disuruh nyuciin mobil satunya, dan saya bingung, nyuciin dimana gitu saya, secara kalo balik ke tempat tadi pasti ndak enak sama masnya. Jadi saya pindah, ke tempat 500m di sebelah selatan cucian langganan saya itu.
Anehnya, pas saya dateng di cucian mobil ini, mas2 cucian lagi nggosip, kalo ga salah denger gosipnya adalah, salah satu teman mereka membuat seorang customernya nabrak tiang, dan dengan bangganya saya ingin ngomong sama mas itu kalo sayalah orangnya.
Saya pikir mereka tidak akan saling berhubungan, tapi ternyata masih berhubungan dan pasnya, pas saya nyuciin pas gosip itu sampe di mereka.
Kok pas gitu???

Dan saya jadi semakin banyak pikiran, bbb, mister kompor, mobil nabrak dan yang lain, mendadak saya jadi tidak merasakan apa-apa, seperti masti rasa, seperti saya yang sekarang bukan saya. Tapi lo, kalau ini bukan saya lalu siapa?
Kok yo aneh gitu pemikiran saya.
Oia lupa, sejak pagi si saa ini memojokkan saya dengan kata-kata kejamnya di twitter, katanya sih biar saya sakit banget dan akhirnya mati rasa hingga bisa benar-benar melupakan bbb.
Tapi, saya yang sebenernya kurang gitu bisa menerima perkataan “kejam” gitu, jadi kepikiran, kok bisa gitu saya punya sahabat baik yang kejam?
Tapi kalo ga dikejamin seperti itu, saya juga akan menjadi orang yang lemah, jadi dengan masih belum ikhlas, saya inin bilang terima kasih banyak saa-neechan!
Makasih untuk terapi matirasanya!

Karena masih matirasa, saya benar-benar tidak merasakan apa-apa, hambar gitu rasanya, ndak seneng, ndak sedih, ndak kecewa dan ndak galau, masih hambar. Lalu, sahabat saya lainnya, yang sering saya panggil bebek tiba-tiba sms saya, meyakinkan apakah saya benar ingin dikado boneka anak bebek atau ndak, dan saya bilang saya mau.
Sehari sebelumnya, saya marah sekali sama bebek, karena dia membatalkan janji tiba-tiba dengan saya, dan bebek ini, tipe orang yang paling males bilang maaf meskipun sudah jelas dia salah. Dan saya orang yang sangat ingin orang yang salah itu minta maaf.
Hari ini, bebek berhasil bikin hari saya menjadi wonderful. Dengan tiba-tiba dia sudah sampai di depan rumah saya hanya untuk memberikan kado untuk saya. Bisa ditebak bagaimana perasaan saya saat itu.

Sumpah ya, bebek ini, dia bisa gitu bikin saya senyum dengan caranya. Dia itu, salah satu atau mungkin satu-satunya teman yang paling sabar ngadepin orang kayak saya. Dia masih ada di dekat saya meskipun banyak sifat kita yang bertentangan. Bisa gitu si bebek ini ngasih saya bonek bebek beneran, kan sebenernya kemaren saya hanya guyon. Dan malam ini, dia berhasil bikin saya senyum-senyum sendiri.

Lalu, saya jadi memikirkan kejadian mobil nabrak tiang tadi. Sepertinya itu jawaban atas penungguan saya selama ini. Selama ini, semua orang menyuruh saya move on tapi saya belum bisa juga, dan saya masih dengan idealisme saya, akhirnya saya sadar jikalau mereka yang menginginkan saya lari ke depan, bukan jalan ke samping seperti mr. Krab adalah mereka yang benar-benar menyanyangi saya. Maaf untuk sayang yang sering saya sia-siakan. Maaf untuk egoisme dan idealisme yang masih saya pegang erat. Maafkan.
Dan terimakasih masih mau baik sama saya.

Kenapa nabrak tiang adalah jawaban?
Karena saat kejadian nabrak itu tadi saya fokus melihat belakang, mengamati semua spion saya. Saya sadar saya akan menabrak tiang, tapi saya masih tak peduli karena saya masih fokus dengan belakang dan mas2 yang mengarahkan saya dari belakang itu. Saya bukan penafsir impi, kejadian atau semacemnya, tapi saat saya memikirkannya, saya jadi benar-benar merasa itu sebenarnya adalah jawaban. Jawaban bahwa jikalau kita terlalu fokus ke belakang, bisa jadi bagian depanmu nabrak dan rusak. Sama seperti hidup, jikalau kita terlalu fokus dan ingin memperbaiki masa lalu, kemungkinan malah masa depan kita yang rusak, kenapa, karena yang sebenarnya adalah masa lalu itu tidak bisa diperbaiki dan masa depanlah yang bisa kita perbaiki dan rencanakan. Jadi sekuat apapun kita memperbaiki masa lalu, sama saja dengan kita naburin garam ke lautan, alias sia-sia. Biarkan masa lalu menjadi masa lalu, kalopun ada yang pahit, maka perbaikilah di masa depan, jangan hidup adalah maju, bukan mundur. Boleh kita menyesali yang terjadi di masa lalu, namun kita tak dapat melakukan sesuatu untuk itu, kita hanya bisa mengambil pelajaran dari masa lalu untuk memperbaiki masa depan kita.

Terimakasih tiang, terimakasih mas cucian mobil, terimakasih bebek!:)
Dan maafkan anakmu ya ayah

5 komentar:

Unknown mengatakan...

Paragraf terakhir mbikin terharuuu, itu tangan dan mata kamu bs menuliskan kalimat itu, tinggal nunggu hati dan tindakan tu... Semangat terus, hidup itu lucu khan terutama dg hadir nya kami2 ini yg mbuat makin wonderfull xD
wkwkwwk

Unknown mengatakan...

besok kalo ketemu, aku peluk kamu yah :)

dhiyan kisno mengatakan...

iyaaaa, maaf ya menyiksa kalian dengan membaca pendahuluan yang panjang.

sebenernya inti tulisannya di paragraf akhir itu kok!:D
makasi terapi matirasanya
#hug

siennra bohong ah, mana? sampe sekarang belum dipeluk gituuuu!:p

Unknown mengatakan...

waktu itu mau kupeluk yan, tapi terus belakangmu ada mobil..
kasian kalo si komonya gak ndang pergi...
:'(
#sedih

dhiyan kisno mengatakan...

bohong dee
sudah kubilangkan jangan ngadalin buayaaaa

pasti sebenernya ga mau meluk karena tahu aku gag mandi waktu itu
#eh?