Rabu, 23 Mei 2012

Point Of View



Dia baik, dia jahat, dia sopan, dia ga punya etika
Semua tergantung sudut pandangnya
Semua tergantung cara kita melihatnya
Atau mungkin tergantung pembandingnya?

Kata adek kos saya, rendy, maling itu belum tentu orang jahat, bisa saja dia orang baik, tergantung sudut pandangnya. Jika niatan dia maling untuk membelikan susu anaknya yang menangis di rumah dan dia sudah mencoba mencari pekerjaan halal namun belum bisa, berarti kan maling itu baik.
Apa memang begitu?
Tapi kalau dibandingin sama pengamen, apa  maling itu masih disebut orang baik?
Kan kalau misalnya dia ngamen, meski uangnya ga sebanyak dia maling dompet saya, eh tapi dompet saya juga isinya Cuma 28.700, ehm, maling dompet yang isinya sejuta, entah dompetnya siapa, yang jelas bukan dompet saya, paling gag kan uang hasil ngamen itu halal, dan masih bisa dibuat beli susu, meski Cuma segelas.
Jadi, maling itu baik?
Atau tetap jahat?

Tergantung sudut pandang
Atau tergantung pembanding?

Aku tahu aku yang menyuruhmu pergi jauh dari kehidupanku jikalau kamu ndak bisa selalu baik padaku.
Aku sadar aku yang memutuskan hubungan baik kita karena aku tak kuat jikalau kamu menarikulur diriku
Tapi saat aku dalam keadaan butuh bantuan, meskipun aku masih tertawa menutupi kesusahanku saat itu, kau menolehku saja tidak
Sebegitunya ya?
Iya, aku tahu aku yang memintamu menjauhiku, aku yang menghindari menatapmu akhir-akhir ini, aku yang berusaha untuk tidak bertemu denganmu, tapi sampai seperti inikah responmu?
Aku tak mengerti, kau seperti itu apa karena kau mengabulkan permintaanku atau kamu yang memang tak pernah peduli padaku.
Paling tidak kita pernah saling mengenal, paling tidak aku dalam keadaan susah tadi, paling tidak kau juga laki-laki, dan paling tidak kau orang yang (dulu) pernah baik padaku, benarkah sudah tak ada keinginan untuk membantu?
Bahkan untuk melihatku saja tidak.

Sudut pandang mana yang harus kulihat?
Pembanding mana yang harus kuambil?
Aku tak tahu

Mungkin, memang yang terbaik adalah membicarakan semua, agar tak pernah ada salah paham, agar semua perbedaan bisa disatukan.
Tapi saat menunggumu untuk bicara, sama saja aku menunggu pelangi tanpa hujan.

Mungkin, kau melakukan itu memang karena kau mengabulkan permintaanku, membiarkan aku tertawa dengan tidak memikirkanmu lagi dan membuatku tenang tanpa hadirmu lagi.
Mungkin
Hanya mungkin

2 komentar:

Unknown mengatakan...

yupi,
setuju sama Saa-nee,
*peluk Saa-nee, terus cubit pipi dan sodorin sambel*

dhiyan kisno mengatakan...

kalo bertolakan tu temen apa musuh si?:p
saaneechan, sumpah aku ga ngerti maksudnya, nanti jelaskan padakuh ya!:D

terus aku ga dipeluk ni siennra? mumpung aku belum mandi nii