Dalam hidup, kita mengenal yang
namanya kesetiaan, pengkhiatan, kebaikan dan kejahatan. Saat kita merasa ada
yang berkhianat terhadap kita, pasti karena kita pernah merasakan ada yang
setia pada kita. Begitu juga dengan kebaikan, saat kita merasa orang itu baik
terhadap kita, pasti karena kita pernah merasakan dijahati sama orang lain.
Terkadang terlalu tipis beda
antara setia dan berkhianat.
Sama tipisnya dengan kebaikan dan
kejahatan.
Untuk bahasan setia dan
berkhianat.
Kata ini sering diucapkan saat dua
orang menjalin hubungan yang biasa disebut pacaran, namun menurut saya, ndak
harus pacaran yang memakai kata ini, dalam persahabatan atau hubungan
pertemanan juga ada yang namanya setia dan khianat, mungkin lebih enak kalau
setia dan kurang setia kali ya.
Ndak semua orang punya nama
setia, dan ndak semua nama setia punya sifat setia. Setia sering diartikan
sebagai selalu ada dan ndak berubah pilihan. Setia memang sulit, apalagi hidup
ini dipenuhi sama yang namanya pilihan. Saat kita telah memilih satu pilihan,
akan banyak pilihan penggoda yang membuat kita bisa tidak setia. Tapi ndak
berarti kita gampang tergoda untuk tidak setia kan?
Kesetiaan menunjukkan keseriusan
dan keteguhan kita dalam memilih dan mempertahankan pilihan kita. Tak ada yang
tahu apakah pilihan kita adalah yang terbaik untuk kita, tapi saat kita memilih
pilihan itu, pasti kita yakin kalau itu terbaik. Jadi sudah tugas kita untuk
setia pada pilihan itu. Tapi gampangkah setia itu?
Setia pada teman, sahabat, atau
pacar
Susah pastinya untuk setia, saat
kita memilih teman atau sahabat atau pacar untuk masuk ke kehidupan kita, pasti
karena kita merasa mereka memang pantas untuk itu. Namun seiring berjalannya
waktu, saat semua sikap dan sifat mereka terungkap, dan ternyata tidak sesuai
dengan yang kita inginkan, bisakah kita setia sama mereka?
Dalam hidup, pasti akan selalu
ada yang namanya adaptasi. Teman baru, lingkungan baru, dan hari yang baru akan
memaksa kita untuk beradaptasi. Bentuk adaptasi terhadap semua itu macam-macam,
pastinya untuk beradaptasi diperlukan sebuah perubahan, perubahan untuk
menyesuaikan diri. Dan saat proses adaptasi tidak bisa berjalan dengan lancar,
bukankah berarti lingkungan dan teman baru itu tidak cocok untuk kita, lalu
bolehkah kita tidak setia?
Jika dalam keadaan diatas, yang
namanya kesetiaan akan benar-benar diuji, dan saat seseorang tak mampu melewati
ujian itu dan mundur, maka dia akan dicap sebagai orang yang kurang setia.
Lalu, salahkah orang yang tidak
setia itu?
Kebanyakan orang sering ngejudge orang yang tidak setia itu salah, dan itu buruk sekali.
Dan bukannya membela orang yang tidak setia, tapi saya rasa akan lebih baik
orang itu pergi dari hidup kita selamanya daripada mereka “memaksa”kan hidup
dengan kita dengan segala ketidakcocokan yang ada. Karena tidak jarang ketidak
cocokan itu berbuah pertengkaran. Daripada harus menyiksa diri dengan
pertengkaran-pertengkaran yang sebenarnya tidak perlu, apa tidak lebih baik
bila berpisah saja? Menjalani hidup masing-masing dengan tanpa mempedulikan
lagi masalah masing-masing. Dan dalam keadaan seperti itu, saya lebih memilih
menjadi orang yang tidak setia dibandingkan saya setia namun hanya menyakiti
orang itu.
Jadi, saat seorang menjadi tidak setia pada kita, menjadi
hilang tiba-tiba dari hidup kita, janganlah langsung menganggap mereka berniat
tidak baik pada kita, tapi pandanglah dari semua sisi, karena bisa saja, mereka
justru orang yang setia, namun terpaksa menunjukkan kesetiaan mereka dengan
cara seperti itu.
Dan merekalah yang sebenarnya menyanyangimu, dengan cara
mereka.
Untuk bahasan kebaikan dan
kejahatan
Mungkin dua kata ini lebih luas
digunakan daripada dua kata sebelumnya, namun menurut saya, intinya sama. Tapi
menurut saya, ada unsur perbandingan untuk kedua kata ini. Kebaikan dan
kejahatan bisa dinilai dari sebuah perbandingan. Ada yang bilang jika hanya
dengan ditraktir semangkok pangsit oleh seseorang itu berarti orang itu baik,
namun ada juga yang bilang itu jahat. Hanya sebuah perbandingan sih, kalo yang
dibandingkan adalah ditraktir dan tidak ditraktir, maka jawabannya adalah orang
itu baik. Namun jika perbandingannya adalah ditraktir pangsit dan ditraktir
spagetti, kemungkinan berarti jawabannya adalah orang itu jahat. Mungkin
terlalu ekstrim kalau menggunakan kata jahat, baiklah, diganti jadi kurang baik
saja.
Baik atau kurang baiknya
seseorang terhadap kita terkadang merupakan cerminan diri kita sendiri. Banyak
yang bilang, jika kita ingin banyak orang baik pada kita, maka kita juga harus
baik sama mereka. Namun yang perlu digarisbawahi adalah, saat kita baik sama
orang, jangan semata-mata karena kita ingin di”baik”i juga oleh orang lain,
tapi lakukan semua itu ikhlas karena Allah. Dan jangan pernah kecewa saat
seseorang masih ada yang kurang baik padamu.
Dosen saya pernah berkata, orang
yang kuat adalah orang yang sering menerima kekurangbaikan dalam hidupnya,
kenapa? Karena dengan kekurangbaikan yang diterimanya, tubuhnya akan merespon
keadaan itu hingga akhirnya saat keadaan itu datang lagi, dia bisa
menghadapinya dengan mudah.
Tap bukan berarti kita langsung
minta dijahati sama seseorang juga, lebih ke pendapat bahwa, saat banyak orang
yang kurang baik padamu, bukan karena kamu bukan orang baik, tapi karena ada
yang ingin membuatmu lebih baik lagi.
Tenang aja, bukankah doa
orang-orang yang teraniaya akan lebih cepat dikabulkan? Jadi di tengah marah,
kecewa, sedih atau perasaan apapun karena ada yang kurang baik padamu,
berdoalah, dan yang pasti, yakinlah jika tak ada masalah yang tak ada jalan
keluarnya, jadi jika saat ini ada yang kurang baik, pasti beberapa saat
kemudian, akan banyak orang yang baik padamu. Dan orang yang (masih) tetap
berada disisimu saat itu, itulah sahabat sejatimu.
Dan selalu ada hikmah dari setiap
kejadian
Jangan hanya melihat dari depan
saja, tapi berkelilinglah, lihatlah dari sisi kanan dan kirinya, atas bawahnya,
depan belakangnya, dan semuanya.
Banyak hal yang menurutmu baik,
tapi belum tentu baik
Dan banyak hal yang menurutmu
kurang baik, tapi bisa saja itu malah yang terbaik
Karena baik dan kurang baik, hanyalah
tergantung pembandingnya, menurut saya
Saat kecewa, bandingkan
kekurangbaikan yang terjadi padamu dengan sesuatu yang ada di bawahmu, karena
saat menyadarinya, kamu akan bersyukur karena ternyata kamu masih beruntung
Akhirnya, kesetian, pengkhiatan, kebaikan dan kejahatan semua
hanya tentang bagaimana kita melihatnya.
2 komentar:
kalo dhiyan galau jadinya postingannya bau bau gini deh...
yan, aku mungkin bukan yang pertama tapi pasti yang terakhiiiirrr...
(tidurnya maksudku)
tulisan ini wes ngendap ndik draft lama kok mbak
bukan pas galau
tapi pas penilaian "kebaikan" seseorang saja!:)
Posting Komentar