Rabu, 28 November 2012

Kucur Kita Kala Itu #Season 2 #Part1

Season 2 ini adalah saat kita mulai tinggal di pucuk gunung ini!:)

Ada dua rumah tempat tinggal kita
Satu rumah yang juga basecamp kita, rumah ini ada tiga kamar, dua kamar untuk anggota perempuan dan satu kamar untuk yang punya rumah. Yang punya rumah kebetulan sudah tua, kita menyebutnya Mbah Min, Mbah Min ini adalah janda yang tidak kebetulan tidak punya anak, sehingga rumahnya sering digunakan untuk tempat tinggal mahasiswa yang kkn disana.
Dan satu rumah lagi, tempat ketua kita tinggal, dia mah enak, satu kamar dipake sendiri, eh ndak si, sama anaknya yang punya rumah, kebetulan masih SD
 ini foto kita sama Mbah Min!:)


Kesepakatan kita adalah tiap malam melakukan rapat evaluasi dan rencana esok hari, dan rapat dilaksanakan di basemcamp alias tempat tinggal perempuan.
Oia, disini kita mulai pake panggilan kesayangan, ada papa, mama, mami, tante1, tante 2, idi dan pije.
Papa, adalah ketua kelompok ini, satu-satunya cowok, jadi dipanggillah papa
Mama, adalah orang yang paling sabar menghadapi kita semua, dia juga yang selalu bangun pagi belanja dan masak untuk kita semua
Mami, singkatan dari mami tiri, adalah orang yang paling nyantai, jadi terkesan seenaknya sendiri, dan kurang mau bersosialisasi
Tante, singkatan dari tante girang 1 adalah orang yang kebagian ngurusi peijinan dan diplomasi dengan laki-laki yang lebih tua, oia, tante 1 ini merangkap sebagai mikora alias miss korah-korah, karena seringnya dia korah-korah (cuci piring, red)
Tante, singkatan dari tante girang 2 adalah orang yang kebagian ngurusi peijinan dan diplomasi dengan anak-anak sekolah
Idi, adalah anak dari mama dan papa, singkatan dari, ehm, biar anggota kucur mania aja de yang tahu
Dan pije, singkatan dari Pembantu Jenius, dia sebenernya pengen diangkat anak sama mamapapa, tapi karena mamapapa sudah punya anak, jadi dia dianggap pembantu saja

Oia, selain anggota kucur mania, kita punya nama kesayangan juga buat dosen pembimbing, yang kita sebut papi, kepala desa yang kita sebut pak kei, sapinya mbah min yang kita sebut dona dan sandi.

Resminya, kita harus ada di kucur tanggal 23 November 2009, jadi kita pindahannya minggu, 22 Novembernya.
Pindahan kali itu diiringi ujan deres, mulai dari malang sampe kucur.
eh tapikan kucur masih malang ya?;p
Malem pertama di kucur dimulai dari saya yang tidur di lantai, bukan karena apa-apa si, tapi tahu diri. Kebetulan saya sekamar dengan idi dan mama, dan kita capek pindahan hari itu, kalo kita tidur bertiga, susah selonjorannya, jadi saya mengalah untuk tidur di bawah agar kita bisa menyelonjorkan kaki dengan tenang.
Dan ya, kucur ini pucuk gunung lo, tidur di bawah ini cukup kerasa dinginnya!T_T
***

Ternyata selain disambut dengan hujan, kita juga disambut dengan air yang tidak mengalir. Jadi di Kucur ini kalo ndak salah ndak ada PDAM, sumber airnya adalah mata air di tengah gunung yang dialirkan melalui pipa-pipa ke rumah, dan entah kenapa pas kita dateng airnya ga mengalir. Jadinya kita terpaksa nimba air dari sumur. Untungnya yang punya sumur itu rumahnya dekat, tapi masio dekat, arahnya menurun dari rumah, jadi saat kita membawa seember air itu butuh perjuangan!=D
*lebay*
Saya baru menyadari saat saya males mandi di rumah dan ayah bilang, wong sekarang mandi tinggal mandi aja males, gimana dulu, jamannya mandi harus nimba dulu, pasti kamu ga bakalan mandi.
Ternyata mandi yang harus nimba air dulu itu bener-bener perjuangan ya, apalagi pas kita ang nimba dan orang lain yang mandi. Dan ini kejadian lo, pagi-pagi uda ada yang ngajak berantem gara-gara make air hasil nimba orang lain!=D

Tapi, disetiap kesusahan pasti ada yang menarik. Pagi itu, dinginnya mmemang masih terasa, saking terasanya saat kita ngomong, seperti ada udara yang keluar dari mulut, jadi lucu gitu, berasa di kutub.
Sayangnya seminggu pertama ini, ndak ada yang bawa kamera digital, jadi sayang nggak ada foto-foto yang bisa diaplot, kalopun ada, masi pake hape 3500classic saya.

Hari pertama dan kedua masih banyak adaptasi, karena kita belum memulai satu kegiatan pun sebelum MMD atau Musyawarah Masyarakat Desa. MMD sendiri dilakukan rabu, karena jadwal Pak Kei hanya bisa hari rabu.
Sebenernya, kita menyepakati tugas harian, ada yang nyuci piring, masak, belanja dan beresin rumah, tapi ujung-ujungnya, karena yang pinter masak Cuma mama, jadi urusan dapur mama yang urus, dan saat mama belanja seringnya semua masih tidur
*ini anak perempuan males-males ya!:p*
Jaman dulu, yang bawa laptop Cuma dua orang, saya dan papa, kita menyepakatinya karena memang ndak takut kalo listrik di basecamp tidak cukup kuat. Dan dibasecamp ini nggak ada tipi lo, ndak ada hiburan, kalopun ada hanya lagu-lagu dari laptop ini, dan kita punya lagu wajib lo, yang mesti di dengerin tiap pagi, dan lagu wajib minggu pertama adalah lagunya po3three, ku tak laku-laku dan lagunya BCL, karena kucinta kau
Jaaaaan, lagunya galo!=D
Oia ampir lupa, pas kita tinggal di Kucur ini, ternyata ada juga mahasiswa dari UM yang kebetulan juga sedang kkn, jadi lumayan lah buat gebetan, eh salah, kenalan

Dan beginilah (rencana) jadwal kita selama di Kucur

Padet ya?
Emang!
Jadi di seasaon dua ini tugas utama kita adalah membuat 8 kegiatan ini:
1.     MMD
Atau akronim dari Musyarah Masyarakat Desa. Sekilas kita menganggapnya adalah semacam pertemuan dengan kepala desa, kepala dusun dan perangkat desa untuk perkenalan, permohonan izin dan penjelasan program-program yang akan kita lakukan, tetapi ternyata, menurut papi, bukan hanya tentang itu, tapi tentang semua usaha mendekatkan diri dengan warga desa. Kebetulannya selain MMD secara resmi yaitu perkenalan dan perpisahan, ada pula kegiatan lomba takbir keliling dan lomba masak
2.     Penyuluhan
Kalo kata papi si, kita mesti melakukan penyuluhan individu dan penyuluhan kelompok. Nah kitanya mikir individu dan kelompok ini adalah penyuluhnya, jadi saat papi bilang 4x penyuluhan individu dan 4x penyuluhan kelompok, kita si mikirnya 4x seorang harus menyuluh secara sendiri dan 4x secara berkelompok, kalo seorang 8, berarti akan ada 56 penyuluhan.
*wauw*
Tapi ternyata salah, bukan penyuluhnya, tapi yang disuluh. Ya tetep si penyulhan dilakukan 8x, tapikan kalo yang disuluh perseorangan, lebih mudah, mudah melakukan dan ga kerepotan!=D
3.     Penjaringan dan Penanganan
Adalah kegiatan untuk menjaring balita yang mengalami masalah gizi dan menanganinya
4.     Intervensi
Intervensi adalah ikut terlibat dalam kegiatan gizi yang ada disana
5.     Refreshing Kader
Memberikan refreshing kepada kader tentang ilmu-ilmu ”pergizian” yang baru
6.     TTG (Teknologi Tepat Guna)
Adalah kegiatan mencari dan memanfaatkan sumber daya alam disana dan merubahnya menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakatnya
7.     Kerjasama lintas sektor dan lintas program
Program-program yang melibatkan banyak sektor dan banyak program dan membutuhkan kerjasama lintas sektor dan lintas program.
8.     Monitoring dan Evaluasi
Memonitor dan mengevaluasi program-program yang telah dilakukan
Jadi ga salah kan kalo jadwal kita padet?
Berasa artis ajah
Niatnya si pengalaman seminggu dijadiin satu part gitu, tapi kayaknya terlalu panjang de, readers, maaf ya

Ada tiga kegiatan besar di minggu ini, dan kita belum mulai penyuluhan, tahu kenapa? Karena posternya belum jadi
*alasan ga tepak blas*
Semua kegiatan kebetulan tentang MMD
Kegiatan pertama adalah acara perkenalan dengan kepala desa, kepala dusun dan perangkat desa
Kegiatan kedua adalah takbir keliling, jadi takbir keliling ini adalah sebuah lomba takbir yang dipenuhi dengan lampion-lampion untuk menyambut Idul Adha, ini adalah kegiatan rutin desa yang biasa bekerjasama dengan mahasiswa yang sedang kkn
Dan ketiga adalah penanaman pohon dalam rangka ulangtahun siapa gitu
#eh?

Di kegiatan pertama, ada hal menarik apa ya?
*inget2*
Oiaaaa
Jadi pas itu, kita memastikan untuk pesan konsumsi ke warga desa, kita ngundang sekitar 60an orang lo, kades, kasun, perangkat, kader, pak RT, pak RW dan semuanya.
Ternyata konsumsinya Cuma kue 1 biji, kecil dengan kotak yang besar, jadinya mama dan idi langung turun gunung dan mencari makanan, kata idi si mama pas itu ngebut banget naek motornya, dan saat mereka beli roti goreng di daerah dieng, roti gorengnya pas tinggal 60. Wauw banget ga sih pas itu?
Dan saat kita berada di desa, SDN Kucur sedang direnovasi, jadi balai desanya kalo pagi dipake sekolah SD makanya jarang bisa dipake pagi balai desanya, kalupun mau make balaidesa juga harus beberes kursi, beberes kursi dengan 6 perempuan dan 1 laki-laki, seru kan?
Paling seru ada;ah ketika yang datang MMD bisa diitung pake jari, jari tangan malah, hayo salah siapa?
Hayo konsumsinya mau diapain? Dijual juga ndak bakal ada yang laku
Ya dimakan bareng-bareng lah malemnya, lumayan ngirit biaya makan
*ngirit katanya*

Kegiatan kedua, lomba takbir keliling
Jadi selain jadi juri, kita ikut merencanakan kegiatannya, kebetulan yang ikut dalam acara-acara rapat adalah saya dan papa.
Dan pas takbir keliling, subhanallah, ini bukan bermaksud lebay si, tapi memang seru sekali acaranya
Ada banyak lampion, sura takbir yang enak didengar, semua tentang keceriaan dan kegembiraan.
Oia, sudah ada kamera lo, kamera digital milik saya yang ternyata baterainya ngedrop dan kameranya mami.
Jadi ketika tante 2 dan pije membawa kamera dan mencoba memotret, mereka mencari tempat yang pas, dan setelah mendapat tempatnya, baru aja mau motret, baterai kamera abis, haha, sumpah ga tepak banget ni baterai matinya.
Saya kebetulan jadi juri bersama teman-teman UM, hamsyong? Pasti lah, secara saya masih belum kenal dengan teman-teman UM, mereka asyik ngobrol dan saya sok jadi pendiem, dan kita dengan pedenya duduk di depan sebuah rumah yang ternyata di dalem rumah itu ada orangnya.
*Glodaaaaak*
*memalukan*
Dan yaaaa, kita semua sepakat kalo ini malam adalah malam yang indah



Mumpung inget, jadi temen-temen UM ini memiliki ketua yang disebut kordes kalo ga salah, namanya Dedi, dan dia lah yang paling sering saya ajak berantem.

Acara sholat ied kurang begitu berkesan, karena idi dan pije sudah turun ke malang saat shubuh, mama pulang ke kediri, mami ilang entah kemana, mami ini paling sering ijin, katanya si sakit, jadi yang sholat ied Cuma saya dan tante 2 serta papa, abis sholat kita turun, dan sorenya baru balik lagi ke atas.

Kegiatan ketiga adalah penanaman pohon. Sebelum menanam pohon, kita upacara dulu lo, setalah lama ga upacara kita upacara, serukan?
Abis upacara satu orang diberi satu bibit pohon, dan saat yang lain-lain foto-foto, saya dan mama pulang ke basecamp untuk mengambil buku 7 format posyandu pesanan bu bidan.
Jadi ya, di Kucur ini, saat semua desa di kecamatan Dau sudah punya buku 7 format posyandu, kucur belum punya, dan kita dimintai tolong bu bidan untuk membuatkannya. Cerita menariknya adalah ketika saya dan idi meminjam contoh buku 7 format posyandu ke desa sebelah, ternyata bu carik desa sebelah adalah orang yang suka cerita, beliau cerita mulai anaknya, posyandunya, kadernya dan berbagai macemnya, hingga akhirnya saya dan idi ”betah” sekali ada disana!=D
Oke, kebali ke pohon.
Sebenernya sampe sekarang saya ndak tahu lo, 7 bibit yang diberikan ke kita kemana perginya, katanya si dibawa dan ditanem sama saudaranya Mbah Min, jadi kita ndak perlu nanem sendiri. Jadi yasudahlah, semoga pohon tertanam dengan baik.
Seharian ini, kita ngelembur bikin poster buat penyuluhan, karena ada sekitar 56 penyuluhan, kebayang kan berapa poster yang harus dibikin?
Sebelum berangkat si kita pamit ke papi kalo poster uda selesai semua, padahal ya belum lah, posternya masi kurang banyak, belum soal pre dan pos tesnya, intinya masih banyak yang belum dikerjakan, jadi malem minggu ini kita lembur
Horeeeeee
*salah bangga*
Tamu rutin di Kucur adalah calon suami, eh suaminya mami, sebut saja papi dan seorang yang lagi ngejar tante 2, sebut saja bang mir. Mereka berdua ini cukup eh sangat membantu lah, secara kita memang butuh tenaga cowok.

Sabtu itu kita bener-berner berantakan, mana kita bikin poster dengan cara manual lagi, bukan ngeprint bentuk poster, jadi ada banyak guntingan kertas di sana-sini, mulai siang sampe malem kerjaan hanya bikin poster dan ngerusuhi rumah dengan guntingan kertas, sampe saat magrib tiba, mulai muncul ketegangan.
Saat itu ada mobil berenti di depan basecamp kita. Idi dengan santai nyeletuk, jangan-jangan itu papi, papikan mobilnya kijang kan?
Saya menjawab, masak si? Lagian demi apa papi kesini
Lalu ada yang nambahi, siapa tahu beliau lagi malemmingguan sambil maen kesini
Oh yasudah kita terima saja lah, ngapain takut si? Jawabku
Woey2 sadar, kalo itu papi, apa yang akan kita lakukan, kita pamitnya sudah ngerjakan poster lo, tapi liat apa yang ada di basecamp!! Teriak Idi
Kita langsung panik, berusaha menyembunyikan semuanya, dan menata basecamp serapi mungkin.
Ternyataaaaaaaaaaaaaaaa
Yang datenga dalah si bang mir, katanya si dia lagi ulang tahun , jadi bawain kita makanan, dan saat dia masuk rumah, kita sekelompok langsung nyeletuk
Lain kali kalo datang jangan bawa mobil ya, bikin kita deg-degan saja!
Si Bang Mir hanya nyengir

Malam minggu kita ini, meski tak ada tipi tapi full hiburan ya, paling sering hiburannya adalah papa konser, entah dia yang nyanyi dengan gaya lebaynya atau dia fashion show, cukup lah membuat kita tersenyum di tiap malam minggu.

Dari sini saya belajar, lebih banyak belajar syukur si
Mensyukuri kalau saya selama ini mandi ga harus nimba dulu, jadi harus rajin mandi
Mensyukuri kalau meski di pucuk gunung gini, kita tidak kekurangan bahan makanan, karena memang ada seorang yang tiap pagi berberlanja di pasar dinoyo dan menjualnya diatas
Mensyukuri kalau hiburan bukan hanya dari tipi
Dan mensyukuri mendapatkan teman-teman yang bisa saling membuat tersenyum
Belajar juga tentang masyarakat dan hubungan baik dengan mahasiswa kampus lain
Dan belajar saling menghormati dan menghargai sesama
Di Kucur ini, tiap keluar kita sering pake jas almamater, dan tiap ketemu warga kita saling mengucapkan kata monggo (mari, red). Dan kalo ketemu anak kecil, pasti mereka mengucapkan dan menyapa dengan kata ka ka, yang akhirnya baru diketahui kalo ka ka itu dari kata ka ka en (kkn, red)
*gedubrak*
Ada banyak pelajaran berharga disini
Jika kita mau belajar
Dan belajar itu, bisa dimana saja

Tidak ada komentar: