Kucur, pertama
denger kata ini pikiran saya adalah ke salah satu kue yang cukup saya sukai,
dengan bentukan bulat dan melonjong di tengahnya dan menipis di pinggirnya.
Tapi ternyata, ini
bukan tentang makanan, tapi tentang sebuah pengalaman, pengalaman berharga bagi
saya, karena ada banyak hal yang bisa saya dapatkan dan pelajari disini
Kucur adalah salah
satu desa di kecamatan Dau, kecamatan Malang. Di desa inilah nantinya, saya dan
6 teman saya akan ”kuliah”. Dalam sebuah mata kuliah yang bersambung, nama
kerennya si PIPPG, kalo nggak salah singkatan dari Perencanaan dan Implementasi
Program Pelayanan Gizi, kalo nggak salah lo ya, kalo salah ya maap!=D
PIPPG season 1
terdiri dari pencarian dan penyimpulan data kesehatan, khususnya kesehatan bayi
dan batita, dan PIPPG season 2 adalah saatnya implemetansi beberapa program
gizi yang direncanakan setelah menyimpulkan data-data dari season 1.
Oia, inilah
kelompok kucur mania itu!:)
Ini foto sudah pada
episode PIPPG season 2
Di mata kuliah ini,
60 orang dibagi menjadi 8 kelompok dan 1 kelompok menempati 1 desa untuk
direncanakan program gizinya, ya kurang lebih seperti itu. Saat pertama tahu
saya ada di Kucur, belum ada rasa apa-apa, rasa apa-apa itu mulai muncul saat
kita survei lokasi. Jadi saya dan beberapa teman menyusuri 8 desa itu
bersama-sama dan melihat tempat kita tinggal nantinya. Saya baru tahu kalau
ternyata Kucur itu letaknya pucuk gunung, iya Kucur ada di ujung dari semua
desa, menurut saya si ini paling jauh dari semua desa, secara memang ini di
pucuk gitu.
Mulai de sifat
dasar manusia saya muncul
Jujur saya iri sama
kelompok lain, kelompok lain itu desanya masih lumayan agak kota, dan dekat
dengan kota, ndak banyak utan dan mucuk gunung kayak gini, apalagi tempat tinggalnya
tampak lebih nyaman.
Oia, kelompok kucur
mania ini, sebenernya banyak konflik juga si, mulai dari pergantian anggota,
pertengkaran anggota satu sama lain dan lain-lainnya. Makanya saat itu saya
merasa iri dengan kelompok lain yang tampak lebih kompak.
Ya, namanya juga
manusia
Pertama kali ke
Kucur, saya sempet mbatin, kok bisa ya ada orang yang bisa hidup disini, ehm,
lebih tepatnya saya kagum gitu, ada kehidupan yang sekilas saya lihat cukup
baik dan teratur di daerah pucuk gunung gini. Padahal ini jauh sekali dari
kota, ya sekitar 15km lah. Nggak ada pasar, nggak ada angkot dan nggak rame
sama sekali.
Belum lagi saat dosen pembimbing kelompok kami terkenal paling killer diantara yang lain, laporan aja minimak satu rim, keliatan kurang serim pilihannya adalah tambahi atau kalian dapet C!T_T
Perasaan dan
pertanyaan inilah yang nantinya menyadarkan saya akan sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar