R U OK?
Im not sure
Aku nggak merasa
baik, tapi aku harus memastikan kalau aku sedang dalam keadaan baik, kenapa?
Karena sekitarku
tak membutuhkan aku dalam keadaan nggak baik
Oktober ini,
terlalu banyak surprise yang kudapet
Surprise yang
bener-bener bikin aku terkejut sampe speechless
ato malah sampe ga bisa gerak, dan semuanya menyangkut hati
Pengennya si
berentiin waktu bentar aja, ato kalo waktunya ga mau berenti, akunya yang diem
untuk merenung sebentar, memikirkan apa saja yang sudah dan yang belum
kulakukan, menata hati agar merasa tak tersakiti dan membangun semangat dan
harapan baru
*sumpah yang
terakhir itu lebay*
Ndak si, intinya
aku hanya ingin mencoba mengurangi pengucapan kata, coba aja, kalau saja, andai, dan sejenisnya
Mulai surprise pertama
yang kudapet sampe sekarang, sebenernya pengen banget curhat lewat tulisan,
tapi saking speechless nya, ato malah
saking banyak pikirannya sampe ndak bisa nulis apa-apa.
Hampir semua
tentang kehilangan
Sejak oktober, aku
mulai jarang bisa tidur teratur, tidur selalu diatas jam 11 malem, seringnya
malah jam 1an, padahal aku orang yang paling nggak bisa kalau nggak tidur, yah
keliatan lah gimana bentukanku kalo kurang tidur.
Awal bulan ini
dimulai dengan tekad bulatku untuk menjauhi seseorang, aku akhirnya setuju
dengan kata dina kalau aku memang harus melawan diriku sendiri dan tidak
menyakiti hatiku dengan berharap kepada orang yang seperti itu.
Baru aja bulet
tekadnya, orangnya dateng lagi
Dan bodohnya, aku
terlalu senang dia datang, meski aku tahu dia bisa kapan aja pergi, bahkan
mungkin dalam itungan detik, tapi entah, aku tak bisa meolak rasa senang waktu
dia datang, bahkan dia datang dengan keyakinan bahwa dia akan menepati
janjinya.
Gimana ga seneng
coba, kalo dia nepatin janjinya, ada kesempatan buatku untuk melihat matanya,
untuk mengetahui apa yang dia rasakan selama ini, karena mata tak pernah bisa
bohong.
Tapi aku tersadar,
semakin aku merasa senang, semakin besar pula kesempatanku untuk menangis,
karena aku tahu dia tak akan bisa menepati janjinya, karena rasanya juga pasti
sudah berubah dan karena dia bukan dia yang dulu.
Bodoh
Iya, aku tahu aku
bodoh
Sekeras apapun aku
berusaha pergi darinya, saat dia datang, aku masih tak mampu untuk menolaknya
Aku tak tahu kenapa
Yang aku tahu,
hanya omongannya yang bisa kuterima tanpa membantahnya
Dan jangan bilang
aku tak pernah nyoba ngelupainnya
Aku berusaha keras
untuk itu
Aku mencoba membuka
hati untuk orang lain, tanpa membandingkan orang lain itu dengan dia, tapi
hasilnya, dua orang itu, tak mampu membuatku tenang seperti dia. Jadi seberapa
sering dia pergi, saat dia kembali, aku tak mampu untuk menolaknya
Tapi di oktober
ini, aku menyadari sesuatu
Jikalau yang
terbaik mungkin tak menerimanya kembali
Terlalu banyak
kebohongan yang dia buat
Meski aku masih
sangat menikmati tiap kebohongan itu, tapi aku tahu, yang namanya bohong, hanya
akan menyisakan air mata dibelakangnya
Cukup aku menyakiti
hatiku sendiri
Cukup aku mengerti
jika dia tak pernah peduli dengan hadirku
Mungkin bener kata
indra, semua kisah pasti akan ada akhirnya, dan biarlah aku milih akhir kisahku
dengannya seperti ini.
Aku tahu bukan aku
yang memiliki hidupku, aku hanya berusaha untuk tidak menyakiti hatiku sendiri,
dan beginilah caranya, menurutku, semoga ini memang jalan terbaik.
Mengikhlaskannya
Bener-bener ikhlas
melepas sahabat sepertinya
Paling endak, aku
juga mengurangi dosanya, dia nggak bakal bohong lagi kan?
Dan untuk seseorang
yang menggantikannya
Mungkin abe uda
cukup, meski abe ga bisa ngomong si
Makasi untuk
kedatanganmu dalam hidupku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar