Dear Sahabat,
Ingatkah kau tentang suatu yang pernah kau tuliskan?
Untuk tidak berbagi kekesalan di media sosial?
Untuk tidak berbagi kekecewaan di media sosial?
Dear Sahabat,
Jikalau kau sedang gundah gulana atau kecewa
Haruskah media sosial tempatmu berbagi?
Ada bayak teman lain untuk bercerita
Dan pastinya Tuhan tempatmu berserah diri
Dear Sahabat,
Saat aku tak merespon media sosialmu
Tak berarti aku tak menyayangimu
Aku menyanyangimu seperti menyayangi saudaraku
Tapi bukan dengan cara itu
Dear Sahabat,
Saat aku tampak cuek dengan masalahmu
Tak berarti aku tak mendoakanmu
Aku hanya berusaha agar kau berhenti melakukan hal bodoh itu lagi
Tapi kenapa kau semakin menjadi?
Dear Sahabat,
Aku tahu itu hakmu berbagi rasa
Tapi apa semua rasa harus dibagi?
Cukupkanlah hanya kau dan Allah yang tahu keadaanmu
Dear Sahabat,
Allah memberi kita banyak rasa
Sedih, bahagia, amarah, kecewa
Bersyukurlah karena Allah masih menyayangimu dengan masih membuatmu merasakannya
Dear Sahabat
Jikalau kau kecewa bilanglah saja kecewa
Boleh juga kau sesekali membagi ke sosial media
Tapi bukan berarti kau selalu membaginya
Dear Sahabat,
Kenyataan memang tak selalu sesuai harapan
Tapi tak berarti itu semua salah keadaan
Lalu kenapa tak kita coba introspeksi diri sebelum menyalahkan?
Dear Sahabat,
Tolong berhenti melanggar apa yang pernah kau tuliskan
Tolong berhenti koar-koar hanya untuk mencari perhatian
Tolong mulai introspeksi dan berhenti menyalahkan
Dear Sahabat,
Tolong berhenti permalukan dirimu dengan menunjukkan ke-plinplan-anmu
Tolong berhenti merendahkan diri dengan sifat seperti munafik itu
Tolong berhenti menyombongkan diri seolah kau tahu semuanya dan paling benar adanya
Dear Sahabat,
Akupun bisa berhenti bersimpati jikalau kau selalu seperti itu
Dan jikalau nanti aku berhenti jadi sahabatmu
Janganlah menyalahkanku, tapi coba lihat perilakumu dulu
Dear Sahabat,
Aku tahu kau lebih dariku
Apa itu berarti kau selalu benar dan lebih baik?
Kau yang mampu menjawabnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar