Ada banyak tipe orang yang kita temui, salah satunya adalah tipe I’m
perfect, nukan perfeksionis lo ya. Kalau perfersionis adalah orang yang ingin
semua yang dia lakukan sesuai dengan yang dia rencanakan, dengan perencanaan
yang sempurna tentunya. Si I’m perfect ini menurut saya ada adalah orang yang
selalu menganggap dirinya sempurna, paling bener dan layak untuk dihormati.
Entah ya kalau dalam istilah psikologi apa, tapi orang-orang seperti ini
mungkin termasuk waham, salah satu penyakit jiwa lo.
Ngerasa bener itu manusiawi, tapi kalau ndak mau dibenerin itu
kayaknya penyakit jiwa deh.
Dia punya pendapat, lalu merasa yang tidak sependapat itu salah.
Jangankan yang ndak sependapat, yang sependapat tapi gerakannya beda sama dia
aja disalahin. Lalu yang bener apa?
#nyakarintembok
Tiap orang punya sisi egois masing-masing, tapi bukannya tiap orang
juga kudu ngerti kalau dia ndak hidup sendiri ya?
Kritik itu biasa, dan ndak bisa selalu diasumsikan pengritik ini
sebagai orang yang iri dengan kita. Terkadang justru mereka saking sayangnya
sama kita makanya mereka ingin kita
memperbaiki diri kita.
Sepengalaman saya, saat seseorang dikritik dan marah, maka secara ndak
langsung dia mengakui dia salah. Manusiawi kan salah, kita bukan malaikat yang
selalu bener.
Selanjutnya ke tingkatan orang sukses, adalah orang yang mau menerima
kritik dan dia mau berusaha agar tidak dikritik lagi. Kalau orang gagal, adalah
orang yang dikritik justrru malah sewot atau bales kritik.
Iya si no body perfect, tapikan ndak berarti kalau missal kita
dikritik kita bales ngritik dia Cuma karena kita ngerasa dia juga ndak sempurna
jadi ndak pantes ngritik.
Eniwey, para I’m perfect-er, kalaupun kamu bisa menjadi orang paling
benar di dunia, lalu? Apa yang kamu dapet?
Kehormatan? Yakin? Kukasi tahu ya, yang meghormatimu itu belum tentu
tulus, bisa aja mereka kasian sama kamu, biar kamu nggak termasuk punya
gangguan jiwa, makanya dia iya-in aja apa maumu
Disegani? Yakin? Kukasi tahu ya, mereka bukan segan, tapi males
ngurusi kamu
Dipercaya? Yakin? Justru bentuk ketidakpercayaan mereka itu adalah
dengan pura-pura ndak masalah sama kamu
Dianggep bener? Yakin? Kukasi tahu ya, banyak orang pake topeng di
dunia ini, ya sama lah ya kayak kamu, pake topeng sok jadi orang paling bener,
nyatanya kamu sendiri ndak ngelakuin itu.
#emaapterlaluvulgar
Ayolah, mulai terbuka dengan kritikan, tak selamanya kamu itu bener,
atau kalau kamu selalu ingin dianggep bener, jangan-jangan beberapa saat lagi
kamu ngangkat dirimu jadi orang yang patut disembah lagi
#emaapvulgar lagi
Ya semoga saja ndak semakin merajarela
2 komentar:
Satu, itu daridulu mbikin tugas akhir gak selese2 ya di profilenya?
Dua, mungkin maksud anda 'bukan', bukan 'nukan',
Tiga, uhuk, maaf, saya gelian, jadi ndak tahan kalau dikritiki (typo dikilik)
Empat, anuu... maaf saya bukan krupuk, jadi ndak tahan kalau dikritiki (eh...salah, dikrikiti)
-Puja Kerang Ajaib-
(Sponjebob)
setunggal,nuwun sewu, lha kulo mboten panjenengan ingkang jurnalipun sampun terbit, niki jurnal kulo tasik mboten enten kabar, dados kulo tasik dereng mantun ngurusi tugas akhiripun
kalih,kolo wingi publikasi pas inet nganggur sekedap, dados dereng sempet ngedit, maturnuwun koreksinipun
tigo+sekawan,kok kulo nangkepe dikritiki niku semacem digigiti nggih?
dikritiki tikus =digigit tikus
wkwkwk
Posting Komentar