Jumat, 27 April 2012

26 April

cerita tentang hari ini masih kelanjutan dari cerita hari kemaren dan sebenernya sudah sedikit terceritakan di blog sebelah, 
http://siennra.blogspot.com/2012/04/saos-dan-tesis.html
tapi akan saya perjelas di sini, biar gag ada yang ditanyakan
*emang siapa juga yang mau tanya*

pagi ini, saya bangun masih dengan BT level empat, kelaperan dan keseleo kaki. Dan karena dikaruniai muka yang gag bisa menutupi keaaan hati, berangkatlah saya dengan muka belum tersetrika atau dengan tekukan di sebagian besar muka saya!

Dan kuliah saya hari ini rencananya full dari pagi sampe sore, tambah wes.

kuliah pertama adalah kuliah bersama mbah, mbah ini, notabene adalah profesor yang kebetulan mata kuliah yang beliau ajarkan sayalah yang bagian koordinator, dan karena mbah suka batalin janji kuliah tiba-tiba, maka tema2 sering menyebut kuliah ini geje, ketularan koordinatornya, dan si prof mendapat julukan mbah saya.
Mbah ini, di kesempatan sebelumnya, saat muka saya ditekuk-tekuk juga, pernah men-skakmat saya, mungkin sensornya mbah waktu ngeliat muka ditekuk saya gedhe kali ya? jadi ngeliat muka ditekuk saya, pengen nyekakmat lagi

skakmat pertama
Beliau bingung gara-gara saya yang dulu s1 nya ambil gizi, s2 nya ambil biomedik. Kok ada gitu orang yang kuliah tapi gag familiar, eh maksud saya bukan linear, mau jadi apa nantinya, pikir beliau. 
Jangankan beliau, saya aja ndak ngerti kok kenapa saya ada disini? seinget saya, dulu orang tua saya nyuruh saya daftar s2, dan kebanyakan kolega gizi itu kalau ga kuliah di UI, UGM ya di UB ini, dan karena Jakata dan Jogjakarta terlalu asing untuk saya, saya mencoba tes di UB. Dan gag tau salahnya siapa, saya ketrima di UB ini, dan kalo akhirnya gag linier terus salah siapa mbah?
*malah nanyain si mbah*
dan saat itu yang berdebat malah teman-teman saya, sebut saja sinur dan supermayang, mereka membela cita-cita saya untuk menjadi tenaga pengajar yang kata mbah ndak bisa tercapai karena kuliah saya tidak linear. Mereka semangat mbantah mbah dan saya, yang memang lagi ga mood marah cuma bilang, ya kalo ndak bisa jadi tenaga pengajar ya sudah prof, ndak jadi, saya tak jadi ibu rumah tangga saja!
*lalu sinur dan supermayang ini seperti mau ngelempar piso saja ke arah saya*

skakmat kedua
terjadi hari ini, di saat saya BT level empat, kelaperan dan keseleo kaki, ketambahan dengan kekecewaan karena yang datang kuliah mbah cuma 4 dan ada satu orang mbolos tapi ndak ijin saya.
Sebenarnya awalnya kita membahas kanker, seperti presentasi teman saya, lalu mbah berkomentar, kenapa banyak kanker usia muda, menurut beliau adalah karena sekarang makanan ndak aman, lalu menyarankan saya untuk mengambil tesis tentang saos bakso, karena menurut beliau yang bikin kanker adalah saos bakso. Menurut beliau, ndak usah cari tesis yang jelimet dan terlalu dalam, lebih baik satu bidang tapi kamu dalami sedalam-dalamnya, kalo kamu ambil tesis tentang saos, kamu bisa menyelamatkan banyak orang dari kanker lo, dan kamu nanti bisa seperti orang-orang besar lain, yang meneliti tentang panganan atau bahan tambahan pangan gitu untuk menyelamatkan banyak orang.
tapi masalahnya,  peneliti besar yang dicontohkan mbah itu adalah orang yang sekarang sudah almarhum, jadi maksud mbah apa ini?
dan memang, saat saya, nantinya benar-benar ambil tesis tentang saos, saya memang menyelamatkan banyak orang, tapi saya tidak selamat di tangan pembuat saos!T_T
*saya belum nikah mbah*

Dan masih menurut mbah, kalau saya mau ambil saos, saya minta aja dibimbing sama salah satu prof yang juga dokter hewan, bukannya saya mengunderestimate prof dokter hewan ini, beliau ini memang sudah tidak diragukan kepinterannya, beliau punya banyak paten, tapi setahu saya beliau mendalami bidang vaksinasi, masak iya disuruh mbimbing tentang saos?
 Dan saat itru saya beneran pengen bilang, mbah mau piso?

 Semakin lungset saja muka ini rasanya, guyonan-guyonan mental malah saya jadi marah-marah seharian. Maaf ya yang saya marahi saat itu.

Entah kenapa saya semakin bedmut dan pengen marah-marah, atau mungkin otak saya lagi rada eror dan ingin mengenang kejadian setahun yang lalu. Tahun lalu, di tanggal yang sama, saya juga bedmut tingkat tinggi, lalu, seorang sahabat yang dekat dengan saya kala itu, sms saya, emang masih sebel? kan udah ada aku di sini?
memang itu hanya sebuah sms, memang dia saat itu tidak benar-benar ada di depan saya, tapi entah kenapa, smsnya kali itu berasa menyetrika muka saya, maksud saya, membuat tekukan-tekukan di muka saya hilang dan berubah jadi senyum,
Dan tahun ini, bukan dia yang menghadirkan senyum di hari saya , tapi teman-teman yang bilang, lebih baik mengorbankan satu orang untuk keselamatan seribu orang!
nyesek sih, masak iya saya di korbankan?
tapi mengacu ke perkataan teman juga, di kelas geje ini, tak akan ada galau atau marah, sekali ada orang galau atau marah, yang ada malah jadi olok-olokan teman sekelas. karena itulah saya sangat bahagia dan bersyukur ada diantara mereka 

dan selain mereka, anak inilah yang menghilangkan bedmut saya hari ini!

saya menghentikan kecerewetannya dengan bilang, 
nduk, kamu bisa diem ga? mbak lagi emosi  ni, kamu jangan cerewet2, kamu tahu nggak emosi?
gag tau, yan ini !@#!$!@$!@$@$%@$, (ceritanya malah dia yang marahin saya)

hmmmm, this only about my 26 april, dua tahun pada tanggal ini saya bedmut, dan akhirnya bisa tersenyum manis lagi!:)


2 komentar:

Unknown mengatakan...

aduh mak,
ntah gimana aku gak pernah gak ngakak baca postinganmu,
ntar kalo udah genap 100 postingan bisa dibuat nerbitin biografi XD

dhiyan kisno mengatakan...

saya cerita sedih dan bete ini, kok malah ngakak?

bahagia diatas keBTan orang lain!:(