Selasa, 27 September 2011

Jalanmu bukan jalanku

Tak bisakah Kau lihat diriku
Tak cukupkah Bahasa tubuhku
Katakan padamu Bahwa ku tlah bosan

Tak bisakah Kau baca hatiku
Bahwa diriku tak menginginkanmu lagi
Katakan padamu Bahwa ku tak tahan

Kini ku tak mampu lagi
Tuk ikuti caramu
Hanya buatku sakit hati
Kini ku tak mau lagi
Jalanmu bukan jalanku
Dan kau tlah memilih kau tlah  memilih
Tak mudah bagiku untuk Meninggalkan dirimu
Tapi ku tak tahan lagi
Denganmu oh denganmu

Hari ini, tidak sengaja mendenarkan lagu dari Andra and the backbone ini. Intinya sih tentang orang yang sudah tidak mampu bersama lagi, tidak dijelaskan alasannya, hanya dikisahkan bahwa sekarang mereka sudah tidak sejalan lagi.

Tulisan ini bukan untuk mengkritik, memprotes atau semacamnya, hanya untuk memikirkan beberapa kata dalam liriknya. Ada beberapa hal yang membuat saya berfikir, apa memang ketika seseorang sudah merasa bahwa pasangannya sekarang sudah tidak sejalan dengannya lagi, apa harus langsung ditinggalkan tanpa diberi tahu letak perbedaan jalannya?

Hanya sebuah pemikiran dari sebuah cerita. Ketika seseorang sudah merasa tidak sejalan lagi. Saya setuju jika kejadian itu memang ada, maka langkah yan diambil adalah mengambil jalan sendiri-sendiri, ini jalanmu dan itu jalanku. Tapi, bukankah kita pernah berjalan bersama? Apa tidak lebih baik jika sesuatu juga dibicarakan bersama?

Di lirik lagu ini dikisahkan bahwa ketika seorang sudah merasa berbeda jalan, dia ingin pasangannya mengetahuinya dari perbedaan sikap dan bahasa tubuhnya. Tapi apa semua orang bisa mengartikan sendiri perubahan sikap dan bahasa tubuh itu?
Tak semua orang akan bisa menyimpulkan arti perubahan itu, menurut saya.
Tiap orang pasti akan merasakan bila pasangannya mengalami perubahan sikap, tapi apa iya bisa menyimpulkan artinya?
Misalnya ketika pasangan kita, sebut saja soul berubah menjadi seorang yang lebih cuek dari sebelumnya. Mungkin maksudnya adalah memang karena soul sudah bosan dengan pasangannya, sebut saja mate, sehingga dia sudah tidak mau perhatian dan semakin cuek, tapi apa mate bisa  menyimpulkan maksud perubahan itu? Jika mate hanya mengira jika perubahan itu karena soul  ingin mengurangi rasa manja mate padanya, bukankah berarti mate hanya akan menyakiti dirinya sendiri?
Di kehidupan nyata, mungkin banyak yang yang berfikiran deperti mate ini, dan akhirnya menjudge si soul jika dia bukan orang baik.
Begitu juga untuk bahasa tubuh, jika suatu saat soul memberikan bahasa tubuh yang kurang menyenangkan kepada mate, dengan tujuan karena mate, menurut soul sudah tidak sejalan lagi dengannya, tanpa dibicarakan, apa mate bisa menangkap maksud soul? Bisa saja mate justru mengira jika soul seperti itu karena soul butuh waktu untuk sendiri tanpa adanya mate, dan jika waktu itu sudah cukup, soul akan kembali ke mate. Tapi jika mate berfikiran seperti itu, sekali lagi, itu hanya akan menyakiti mate.

Jika semua permasalahan bisa dibicarakan dengan baik, kenapa harus dibaca lewat perubahan tingkah laku atau bahasa tubuh? Tak semua orang bisa mengartikan perubahan itu dengan baik.

Selebihnya, tulisan ini sama sekali tidak berhubungan dengan lagu diatas. Hanya pemikiran yang terlintas ketika ada yang ingin memutuskan kebersamaan perjalanan hanya dengan perubahan tingkah laku dan bahasa tubuh.

Tidak ada komentar: