Sabtu, 20 Desember 2014

171214

Hari ini, benar-benar full day dan full emotion

Hari ini dimulai lebih pagi dari biasanya
Sekitar jam setengah 5 pagi
Karena sudah janjian mau nganter seseorang, sekalian pulang juga sih, jadi pas bangun jam segitu sudah bingung sendiri
Takut yang dianterinnya kesiangan

Alhamdulilah yang dianterinnya biasa aja, belum siap-siap pulang malahan

Karena sama-sama ndak enak, akhirnya kita berangkat jam 5an
Malam sebelumnya saya menginap di rumah om yang di daerah Jatiasih, karena yang mau dianter ini mau ke Bandung, jadi saya sekalian pulang ke rumah om yang di Pengasinan
Bis ke Bandung melewati daerah sini soalnya

Masih pagi dan masih dalam keadaan batuk-batuk
Yang biasanya tidur lagi sudah harus berangkat
Tapi seneng sih pulang pagi, takut kena macet kalau agak siangan soalnya

Sepanjang perjalanan, seneng sih, ngobrol dengan orang baru itu pasti menghasilkan sesuatu

Sampai akhirnya berhenti di "lewatannya" bis Bandung, Allah masih memberi kesempatan untuk ngobrol lebih lama
Bisnya nggak dateng-dateng
Ngobrol dari pekerjaan, sekolah dan sedikit tentang rencana masa depan masing-masing
Lumayan lah ya, timbang tidur lagi

Meski hari dimulai lebih pagi, tapi malah jadi senyum-senyum sepanjang hari


Sampai kantor,
Entah sudah merasa ndak nyaman atau memang badan yang sedang tidak mau diajak ke kantor, hawa kantor berasa ndak enak gitu pagi ini
Diawali dengan tawaran terakhir berjudul win win solution, saya sudah merasa akan ada ketidak enakan hari ini
Tapi kalau inget kejadian di pagi harinya, obrolan tentang "dunia kerja" saya berusaha senyum

Benar, win win solution ini terasa aneh
Saya tahu saya yang menginginkan solusi ini, tapi entah ya terasa bukan win win
Kalau sebelumnya saya punya posisi dan sekarang posisinya digantikan, saya terima, itu memang win win
Tapi kalau pengganti posisi saya langsung dibuatkan sesuatu yang selama 8 bulan ini saya ndak dapatkan itu rasanya kok sakit ya?
Ah mungkin karena saya masih manusia, masih punya iri, semoga cuma sebentar

Selanjutnya, saat mencoba membuat orang merasa baik, pastinya dengan membuat orang yang tidak baik disebelahnya. Ini bener-bener  bekerja. Agar yang menggantikan posisi saya mau menerima, saya seolah dijatuhkan dulu
Bukan sakit dijatuhkannya sih, tapi sakit cara pandangnya
Saya punya kesalahan, mungkin memang terlihat besar,  saya berusaha memperbaiki kesalahan itu, sekuat tenaga, karena kalau misalnya ditanya dari lubuk hati terdalam, saya ndak akan mau memperbaikinya, karena saya merasa bukan saya yang salah. Tapi saya ngalah, mecoba sekuat tebaga, tapi tetaplah perubahan itu ndak semudah membalik telapak tangan
dan mereka hanya bilang, saya lihat kamu nggak ada usahanya

Subhanalloh ya
Sekuat itu saya berusaha, hanya karena belum ada hasilnya langsung dianggap gagal
Sakit rasanya
Berusaha menergarkan diri dengan segala peguatan dari orang terdekat dan dari diri sendiri

Mungkin ini saatnya pembuktian, apa akan tetap berubah untuk memperbaiki diri, atau berhenti hanya karena merasa tidak dihargai

Tetap berusaha senyum
Di tengah batuk-batuk

Badan ini, sebenernya kalau bisa ngomong, dianya pasti sudah mau istirahat
Tapi apa daya, malah disuruh dinas luar, keliling bekasi, nyamperin 7 sekolah untuk sebar proposal
Kadang merasa miris, ayah yang cuma lewat telfon tahu sedang batuk saja sempat ngomong, kamu itu berobato, suaramu wes kedenger ga enak gitu lho
Tapi orang kantor, udah tahu muka lecek gini, masih dibiarin aja dinas luar
Ah biarkan,  InsyaAllah badannya kuat

Kelilingnya sampai sore, dan saat perjalanan terakhir, saya sempat mengeluh sama teman seperjalanan,
Aku nggak kuat, capek banget rasanya, boleh nggak kita langsung pulang?
Dia hanya menjawab, kamu cuma ngebonceng, aku yang nyetir kayaknya jauh lebih capek-an aku deh
Saya terdiam,
Dia benar
Tapi saya juga benar-benar merasa lelah, mungkin karena memang badan sedang tidak fit

Entah, hanya badan atau juga hati yang sedang tidak fit  

Tidak ada komentar: