Kemanapun kita mencoba berlari menjauhi kenyataan yang
tak sesuai harapan, usaha kita akan sia-sia, karena kenyataan itu akan selalu
mengejar kita, kemanapun kita pergi menjauhinya
Kenyataan, tak bisa kita atur bagaimana kejadiannya
Tak bisa kita ubah seperti apa yang kita rencanakan
Sesempurna apapun rencana kita itu
Karena rencana paling sempurna, hanya milikNya
Sepahit apapun bagi kita kenyataan itu, sesakit apapun
rasa kita karena kenyataan itu, kita hanya bisa menerimanya, dan pastinya
menjalaninya dengan baik
Bukan maslah pesimis, bukan masalah hanya bisa
menerima, tapi hanya tentang bagaimana menjalani kenyataan ini dengan baik,
karena tiap kenyataan pastilah sebuah rencana terbaik dariNya untuk kita.
Allah melihat semua sisi dari tiap kenyataan, bukan
hanya satu atau dua sisi seperti kita melihatnya.
Dan berlari dari kenyataan itu, bukanlah pilihan yang
tepat
Kenyataan paling pahit yang saya rasakan akhir-akhir
ini adalah tentang perpisahan
Saya tahu, saat saya bertemu dengan seseorang, saat
itu pula saya meningkatkan risiko sakit karena kehilangan seseorang. Karena
dimana ada pertemuan, pasti disitu akan terjadi perpisahan, dan setiap
perpisahan, pasti akan membuat kita kehilangan. Dan kehilangan itu sakit.
Intinya sih saat kita bertemu seseorang, kita harus
siap sakit karena suatu saat kita akan kehilangan dia.
Jadi, jangan pernah menggantungkan seluruh hidupmu
pada orang, karena orang tak ada yang abadi, termasuk orang tua ataupun
orang-orang yang kita sayangi
Bukan berarti mengajarkan untuk egois atau ga peduli
dengan orang lain, tapi apa ya
Ehm, gini, saat kita merasa kita punya keluarga dan
orang-orang yang menyayangi kita sehingga kita menggantungkan hidup kita pada
mereka, bahkan sampai kita tak bisa melakukan apa-apa karena kita rasa mereka
akan selalu bisa ada dan membantu kita, lebih baik, jangan pernah lakukan itu.
Usahakan kita bisa melakukan segalanya, meski kita yakin ada yang bisa membantu
atau menemani kita seperti apapun keadaan kita.
Mereka, akan meninggalkan kita, atau mungkin kita lah
yang akan meninggalkan mereka, kita tak pernah tahu, yang pasti adalah kita
pasti akan berpisah dengan mereka.
Jadi saat perpisahan itu ada, kita masih bisa bertahan
Bukan mengajari untuk tak peduli orang lain atau tak
sedih karena kepergian orang lain, hanya ingin menunjukkan bahwa jikalau
kenyataan memaksa kita menerima bahwa perpisahan itu terjadi, maka yang harus
kita lakukan bukan berlari menjauh agar tak merasakan perpisahan, tapi yang
kita lakukan adalah menerima kenyataan bahwa perpisahan itu terjadi, dan yang
penting kita masih bisa melanjutkan hidup setelah perpisahan itu, karena hidup
bukan hanya tentang dia yang berpisah dengan kita, tapi jugta tentang kita dan
Allah dan orang lainnya.
Okeh, semakin mbulet
Misalkan saya harus berpisah dengan sahabat saya, dia
harus pergi jauh dari kehidupan saya, bukan karena apa-apa, karena lebih baik
kita tak lagi bersama
Mungkin saya bisa mencari sahabat yang lain, tapi itu
hanya salah satu cara saya berlari dari kenyataan, kenyataan bahwa saya
sebenarnya merindukan sahabat saya itu dan mencari sesosok orang lain yang
seperti dia.
Kemanapun saya pergi dan berusaha untuk melupakan
sahabat saya itu, saya hanya akan menemukan kenyataan bahwa saya kehilangan
sahabat seperti dia.
Tapi jikalau itu kenyataannya, saya hanya bisa ikhlas,
ikhlas kalau memang yang terbaik adalah tidak lagi bersahabat dengan dia, dan
tak perlu mencari orang yang mirip seperti dia, karena tiap orang punya
kekhususan sendiri-sendiri, dan biarkan mereka menjadi diri mereka sendiri
Saya memang kehilangan sahabat saya itu, tapi jikalau
sahabat saya lebih senang untuk berpisah dengan saya, maka saya juga harus
menghargai keputusannya. Saya hanya bisa
mendoakan dia selalu bahagia dan sukses dalam hidupnya, kalaupun ada kesusahan,
InsyaAllah dia bisa melewatinya, dan saat butuh saya, saya akan berusaha untuk
tetap disampingnya.
2 komentar:
kalau itu yang terbaik bagi kita ataupun dia yang harus diterima karena itu juga merupakan kenyataan yang nggak bisa diubah ya heheheheh
iya ri, tiap kenyataan pahit pasti ada manisnya, juga kenyataan manis, pasti ada pahitnya, diseimbangkan aja biar manis sama pahitnya sama-sama kerasa =D
Posting Komentar