Setiap hari, setiap jam bahkan mungkin setiap detik akan ada suatu berita yang muncul, belum tentu bener, meski banyak yang bener juga
Seringnya, salah mungkin lebihtepatnya beberapa orang terkadang saking tertariknya dengan suatu berita dia sudah menyebarkannya sebelum dia sendiri menyelidiki kebenaran dari berita. Kalau cuma menyebarkan sih saya masih terima, yang ndak terima dan ndak suka banget adalah ketika berita yang disebar ditambahi dengan pendapat dia dan dikemas sesuai dengan opini dia tentang berita itu. Karena itu biasa bikin AMBURADUL, *eh maaf caps lock nya kepencet
Simpelnya ada berita kalau misal rumput si a lebih subur dibanding rumput si b, kalau cuma nyampein kalimat ini ke orang lain sama persis sih saya masih terima, ndak terimanya adalah saat menyampaikan ke orang lain ditambahi, kalau misal cuma ditambahi jenis rumputnya sih oke, tapi biasanya berita yang tersebar bisa macem-macem, misalnya
golongan yang masih bisa ditoleransi
rumput si a lebih subur dibanding rumput si b, ya iyalah ya wong si a memang sarjana pertanian, pantes dia bisa ngerawat rumput jauh lebih subur dibanding si b
rumput si a lebih subur dibanding rumput si b, ya secara si b itu kan jarang di rumah, ya pasti ndak bisa ngerawat rumputnya
golongan lebih butuh banyak toleransi
rumput si a lebih subur dibanding rumput si b, ya iyalah secara si a ndak punya kerjaan lain selain ngurusi rumput
rumput si a lebih subur dibanding rumput si b, tapi ni ya, biasanya si a ini melakukan hal-hal yang bikin rumput si b keliatan ndak subur, kan subur ndak subur memang tergantung pembandingnya
rumput si a lebih subur dibanding rumput si b, ya iyalah, si b kan emang males, dia cuma asal punya aja ndak mau ngerawatnya
golongan yang perlu dihindari daripada nambah dosa
rumput si a lebih subur dibanding rumput si b, ya pasti lah si a kan bla bla bla, sedangkan si b bla bla bla, disini akan muncul banyak sifat negatif dan atau positif dari si a dan b, tergantung penyampai berita, kalo penyampai berita lagi ndak suka si a, akan jelekin si s, kalau lagi ndak suka sama si b akan jelekin si b, ya begitu seterusnya
sering menemui kisah seperti itu?
detektif itu biasanya diidentikkan dengan penyelidikan untuk tindak kejahatan, tapi bagi saya, ndak harus tentang kejahatan, tentang hal sepele ya perlu.
Kita perlu jadi detektif biar kita ndak dianggep tukang fitnah
Kita harus jadi detektif biar kita disebut amanah
dan Kita musti jadi detektif biar kita tetap jadi orang netral
Ndak jarang kasus si a dan si b ini terjadi pada orang dekat kita, entah memang kenyataan, pencarian citra, pencarian temen atau apapun lah namanya. Kalaupun misalnya si a dan si b ini bukan orang yang kita kenal pun saat mereka adalah orang menarik akan menarik pula menyebarkan berita tentang mereka. Lebih baik ya, sebelum menyebarkan sesuatu jadilah detektif dulu, carilah kebenaran berita, kalaupun misalnya ndak sempet nyari kebenerannya, cantumkan sumbernya, jadi sebarkan seperti saat sedang menulis karya ilmiah kalo perlu, menurut si c kemarin, si a dan si b seperti ini, bahkan lebih amannya jika ditambahi, saat itu ada si d dan e juga.
Jika berani seperti itu, berarti kita bertanggungjawab dengan apa yang disampaikan, meski seperti itu juga kurang tepat, karena tepatnya dicari tahu dulu berita itu benar atau salah
Kalau misal belum ketemu juga benernya gimana, cobalah jadi netral, jika mendengar berita dari si a, maka carilah si b untuk mendengar berita menurut si b. Ini PENTING, karena saat kita hanya mendengar dari satu pihak maka itu bukan netral namanya
Kalaupun misalnya kita ndak kenal si a dan si b jadi ndak bisa konfirmasi, maka tenanglah, cukup dengarkan berita, ndak usah disampaikan ke orang lain dan ndak usah berprasangka apapun ke si a dan si b
Pastinya jadi detektif susah, lebih enak jadi gosip-ers aja
Yo sakkarepmu si
Tapi nanti kalau kamu yang digosipin, jangan kaget kalo banyak orang yang lebih seneng mencelamu dibanding membelamu
Tapi nanti kalau kamu yang digosipin, jangan kaget kalau misal berita aslinya apa yang berkembang jadi apa
Tapi nanti kalau kamu yang digosipi, jangan kaget kalau jadi korban bullying
Perubahan itu berawal dari kamu, kalau kamu ndak mau berubah karena mungkin sebelah kamu juga ndak berubah, ya selamat deh ya ada di lingkaran yang mbuletisasi.
Meski ndak bisa jamin juga kalau misal sekarang kamu jadi detektif sebelahmu juga bakal jadi detektif, tapi InsyaAllah saya percaya kalau misal sekarang jadi detektif, suatu ketika saat jadi bahan gosip, ada seorang yang bersedia jadi detektif bagi kasusmu, karena pastinya apa yang kita kerjakan akan ada balasannya, banyak juga yang mengatakan bahwa saat kita memudahkan urusan seseorang maka kita akan dimudahkan juga, atau saat kita memperlakukan orang lain lebih baik seperti apa yang diperlakukan. Intinya si menurut saya kita harus mencari yang benar dulu atau mencari sumber yang terjamin dulu baru menyebarkan, biar kita juga terhindar dari seorang yang lebih kejam dibanding pembunuh alias si pemfitnah.
Selain itu, kalau kita jadi detektif dan netral, maka InsyaAllah suatu saat juga akan ada yang bersifat sama ketika kita berada dalam posisi itu
Dan yang perlu diingat, cobalah jadi orang yang sedang dibicarakan jika kamu mau menilai orang itu.
Karena salah atau benar terkadang bukan hanya tentang kesepakatan umum, tapi juga tentang latar belakang sesuatu
2 komentar:
oh iya... ngomong2 soal yang bener...
kayaknya tulisan yg bener itu detektif atau detective deh...
udah itu aja si komennya...
*dan dilempar mejo*
lho iya salah judul ya? haha
nulise mbek luwe2 gara2 ga ada yang ngasih makan
tapi isine bener kan ya, haha
Posting Komentar