Plin Plan itu ndak punya pegangan
Plin Plan itu ndak konsekuen
dan plin plan itu menyebalkan
Mungkin orang tidak sadar dirinya plin plan, mungkin juga dia sedang tidak tahu apa yang dia rasakan. Tapi saat ada orang di dekatnya plinplan, harusnya sih dia sadar kalau ke-plinplan-nannya menimbulkan bencana
*sedikit improv di kata terakhir*
antara si a, b, c
di depan b
a: iya ndak papa kok, kamu melangkah seperti itu aja
di belakang b
a: itu si b ngapain ya ambil langkah itu?
antara si d,e,f
di depan e
d: aku sih lebih suka itu, meski kayaknya bagusan ini
di belakang e
d: tapi kalau itu banyak negatifnya, aku harus begini harus begitu, kayaknya enakan ini aja deh
Mungkin plin plan itu boleh ya, kalo penyebab plin-plannya karena memang sesuatu itu masih abu-abu di matanya jadi ndak bisa ambil keputusan, tapi kalau misal udah tahu keputusan menurut dia sendiri, ya lebih baik dijaga lah ya omongannya, jangan di depan bilangnya iya di belakang bilangnya endak.
Etapi masih banyak juga si ya orang di depan orang lain bilangnya apa, di belakangnya bilangnya apa, kalo udah kayak gitu si nanti ujung-ujungnya bakal keluar kalimat, sak karep-karepmu
Jadi kalau semuanya masih abu-abu, dan belum tahu harus memutuskan yang mana, mending jangan ngomong deh. Boleh ngomong, tapi jangan sok bener dengan yang kamu omongin sementara kamunya aja belum yakin.
Dan buat yang berdekatan dengan orang yang masih suka plin-plan, maklumin aja, tapi sambil diingetin plin-plan itu ndak baik, atau kalau mau aman mending dijauhin aja, bukan untuk mutus silaturahmi, tapi untuk mengamankan diri sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar