Kamis, 19 Januari 2012

Ketika Banyak Orang Berpendapat

Kebebasan berpendapat memang dijamin oleh undang-undang, dan berpendapat tentang orang lain itu bebas adanya, Mau pendapat yang baik atau menjatuhkan sekalipun. Tak jarang, banyak orang yang berpendapat ndak baik tentang itu, lalu apa yang akan kita lakukan????

Berpendapat negatif kepada orang itu memang enak, gampang, simple dan ndak mengandung beban yang berat
#eh?
orang-orang akan cenderung mudah berpendapat negatif daripada positif, disinilah gunanya akal manusia, untuk menyaring semua yang negatif itu menjadi positif. Saat melihat perilaku orang lain, gag sesuai sama perilaku "dia",maka tak jarang "dia" akan langsung berpendapat kalau orang lain itu salah. Inilah yang saya maksud pendapat negatif. Padahal belum tentu kalau "dia" ini yang bener, bisa saja si orang lain itu yang bener. Jadi sebaiknya saat kita berpendapat tentang orang lain, kita beli kaca atau cermin dulu, untuk melihat apakah yang ada di cermin itu sudah bener muka kita, eh salah, maksud saya apakah sudah bener pendapat kita itu!

Dan karena "dia" ini ada dimana-mana, maka disini saya ingin berbagi pendapat bagaimana mengatasi pendapat dia.


This is my opinion!:D
#diiringi musik kayak pas sinichi mecahin sebuah kasus

Pertama, jika "dia" ini banyak jumlahnya, maka kitalah yang harus introspeksi diri. Mungkin memang ada tingkah, perilaku atau perkataan kita yang memang salah. Dan lagian ya, kata ibu saya yang ternyata konsisten sama perkataan orang yang pernah deket sama saya, orang-orang seperti dia ini justru orang yang sayang sama kita, karena mereka memberi tahu letak kesalahan kita, memberikan kesempatan kita untuk berubah, jika kita memang berubah dan gratis lagi. Coba kalau kita sakit dan butuh obat, beli obat bayar kan?
orang-orang seperti "dia", mereka ngasih tahu kalo kita ini "sakit" dan kita juga dikasi resep, tapi kita tak perlu bayar si "dia" ini.
kok jadi geje bahasanya
singkatnya, jika memang banyak orang yang berpendapat negatif tentang kita, maka kita harus introspeksi, mungkin itu bukanh pendapat, melainkan kenyataan, kenyataan bahwa kita bertingkah, berperilaku atau berkata negatif.

Kedua, jika pendapat negatif itu bener adanya, maka kewajiban kita adalah mencoba menghilangkan sesuatu yang negatif itu dari kita. Ini pilihan, karena adan banyak orang idealis atau egois dan sebangsanya, meskipun sudah tahu kalo dia salah, masih tetep saja ndak mau berubah. Berubah atau tidaknya kita, kita sendiri yang akan merasakan akibatnya
Jika pendapat negatif itu salah, maka yang bisa kita lakukan hanya menarik nafas panjang, melapangkan dada dan makan nasi goreng pak sabar, eh maksudnya sabar. Kita tidak perlu membalas atau menanggapi pendapat negatif yang salah itu, ndak ada gunanya, Yang pasti adalah, orang-orang yang mengenal kita, pasti tahu jika itu hanya pendapat negatif tentang kita, bukan kenyataan tentang kita. Disini kita malah akan semakin membuka mata kita, siapa yang benar-benar sayang sama kita.

Ketiga, jika itu memang hanya pendapat negatif, jangan sampai kita membalas si dia itu dengan mengatakan pendapat negatif kita padanya. Selain karena dendam itu tidak baik, kalo akhirnya kita melakukan itu, lalu apa bedanya kita sama "dia"? Ketidakbaikan tidak harus dibalas ketidakbaikan juga!:)
#inget perkataan seseorang

Keempat, yang paling sering adalah ketika ada pendapat negatif tentang kita, kita mendengarnya bukan langsung dari si "dia" yang berkata pertama, seringnya adalah katanya ini yang katanya si itu yang katanya katanya dan katanya. Sebenernya si, kalo diusut, pasti si katanya pertama ini tidak jelas adanya, Tapi, jika jelas adanya, maka akan lebih baik kita selesaikan empat mata dulu dengan si katanya pertama ini. Karena belum tentu si katanya pertama ini berkata seperti yang dikatakan si katanya terakhir. Aduh, kok mbulet yo? Maksudnya, biasanya ada sedikit pendapat yang ditambahi atau dikurangi yang akhirnya merubah isi pendapatnya. Jika ini terjadi, lebih baik kita konfirmasikan kepada yang berkata kepada kita, apa dia memang berpendapat seperti itu tentang kita, jika iya, kita tanyakan alasannya.
#melakukan ini harus sangat hati-hatim dengan bimbingan saya, eh maksudnya, harus hati-hati agar si dia mau mengklarifikasi pendapatnya kepada kita.

Kelima, yakinkan diri kita sendiri kalau kita mendengar ada pendapat negatif tentang kita, jangan hanya gunakan perasaan. Jika kita hanya menggunkan perasaan, yang ada kita berburuk sangka sama orang. Misalnya ni ya, kita ngerasa kita dikucilkan dari suatu peradaban, yakinkan diri kita jika memang kita benar-benar dikucilkan, jangan cuma karena perasaam aja kita akhirnya berburuk sangka bahwa peradaban itu mengucilkan kita!!!!

Mungkin cuma itu yang bisa saya share, intinya si, pasti akan ada orang yang berpendapat negatif tentang kita, dan jika itu terjadi, kita harus introspeksi diri, jangan cuma karena perasaan, idealis atau egois, membuat kita berburuk sangka kepada orang lain!:)

3 komentar:

Unknown mengatakan...

i know.
i'm sorry..
#ehsalahya?

M. Ivan Ariful Fathoni mengatakan...

lek thiz yoo.. :p

dhiyan kisno mengatakan...

siennra, itu intinya biar orang INTROSPEKSI dan TIDAK BURUK SANGKA ko mbak, bukan menyuruh orang menyori ke saya!:p
#eh?


lek=kalo