Semua orang pasti ingin jadi yang terbaik
Untuk itu mereka memiliki rencana terbaik, doa terbaik, dan usaha yang terbaik
Namun, apa yang terjadi ketika rencana, doa dan usaha yang mereka rasa terbaik ternyata kejadianya bukan seperti itu?
Masih terbaik kah kenyataan yang ada?
Menurut saya IYA
Untuk menerima kenyataan yang berbeda dengan rencana kita sebagai sesuatu yang terbaik buat kita itu emang sulit si
Ga pake contoh orang lain deh, saya aja
dulu saya merencanakan untuk tidak melanjutkan studi saya dalam waktu dekat, yah minimal sampai saya menemukan seseorang yang mau menerima saya kalau saya melanjutkan studi, tapi kenyataannya adalah saya sekarang sudah jadi mahasiswa lagi, tingkat dua lo
#eh?
Dulu, saat masih fiftyfifty kerja dan studi, saya hanya berusaha untuk menyenangkan orangtua saya, karena menurut saya, mereka akan lebih bahagia jikalau saya melanjutka studi, maka saya mulai mencari informasi studi
alternatif melanjutkan studi di perguruan tinggi negri saat itu ada 4
di jakarta, di sini, sudah jauh dari kampung, ayah saya aja menyerah kalau menghidupi saya idup di kota ini, apalagi gelar yang didapet, kurang cantik menurut saya, alhasil kota ini langsung dicoret dari daftar
di semarang, lumayan deket si dari rumah, tapi saya masih kurang mengenal lulusan dari kampus ini, bukan berarti lulusannya kurang baik, baik kok, cuma saya aja yg cupu, jadi ga tahu kalo ternyata di kampus ini juga ada program magister, saya juga ga tahu nanti gelarnya apa, dan dengan mengacu pada lagu bahwa kota ini sering bajir, maka dia dicoret dari daftar
di jogjakarta, kota ini, sejak saya sma, saya sudah takut aja, deket si dari rumah, tapi perjalanan rumah ke sana itu tidak begitu menarik, menurut saya, lalu gelarnya juga, saya kurang sreg aja, coret lagi dari daftar
di malang, haha, kota ini, meski saya sudah berkelana keliling jawa timur, ujung2nya juga kesini lagi, disini magisternya kurang linear si dengan s1 saya, tapi masih boleh dan bisa kok saya ngelanjutin disini, gelarnya saya suka lagi, M.Kes, haha, salah fokus saya
di surabaya, kota ini, tempat saya pertama kali idup ngekos sendirian, tanpa teman, sering nyasar lagi, haha, disini panas, dan meski gelarnya sama dengan yang di malang, saya ogah jadi adek kelasnya seseorang, jadi coret deh dari daftar
NB: ALASAN SAYA DIATAS ITU CUMA ALASAN KONYOL SAJA, INTINYA SIH SAYA MASIH NDAK MAU NGELANJUTIN STUDI, JADI CARI ALASAN2 YANG NYELENEH, MAAF KALO ADA YANG TERSAKITI
intinya sih saya pengen ngelanjutin ke fkub aja deh, tapi disini itu prodinya biomedik, yang apa maksudnya aja saya nggak ngerti, baru mengerti di awal semester 2 kalo biomedik itu darikata biologi dan medik atay kedokteran, jadi bahasa awamnya adalah biologi kedokteran, kenapa saya bisa nyasar kesini? begini ceritanya
jaman masih punya uang sendiri dulu, ada dua teman saya yang ingin sekali melanjutkan studi, mereka mengajak saya nyari info studi, dan ujung2nya nyasar kesini, mereka bilang si mau cari yang dimalang aja, karena memang mereka asli arema si
pas pertama nanya, katanya pendaftaran sudah ditutup bulan lalu, namun karena kaprodinya baik, penutupan pendaftaran diundur sampe minggu depan, danentah demi apa gitu saya nanya syarat2nya, kalo ndak salah si legalisiran ijazah+transkrip, surat rekomendasi dosen golongan 4, tes TPA, tes Toefl dan biaya pendaftaran. Lalu saya nantangin pak adminnya, pak adminnya ini baik banget, sabar pisan, saya bilang, Pak, kalo dalam waktu seminggu saya belum bisa memenuhi syarat, terutama tes TOEFL sama TPA, gimana? Pak adminnya bilang, ya dicoba dulu aja, nanti akan dipertimbangkan sekprodi
oia, tepatnya waktunya bukan seminggu, tapi 4 harian, entah demi apa saya rela kejar2an dengan waktu untuk memenuhi syaratnya, legalisiran sih ada, daftar tes TPA dan TOEFL juga sudah, lalu rekomendasi dosen, kata beberapa temen si dosen pembimbing waktu skripsi aja, tapi saya dengan santainya pakd rekomendasi dari ortu yang kebetulan sudah golongan 4. Santai banget ya saya!:p
syarat beres, saya daftar
singkat cerita, saya termasuk 15 orang yang ketrima dari 19 pelamar
kok bisa?
ga salah ta ini?
disini, saya mulai mikir
kalau ini bukan jalan terbbaik bagi saya, nama saya tidak akan tercantum dalam 15 besar itu
mana rekomendasi dosen dan tes TOEFL saya belum memenuhi syarat lagi
kan berarti ini terbaik bagi saya
tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
bukannya masih lebih baik pas saya kerja ya? kan saya ndak nyusahin ortu dengan ndak minta uang lagi sama mereka
dan setelah setahun
(waktu yang lama memang untuk akhirnya bener2 sadar)
saya tahu bahwa yang terbaik itu adalah yang terjadi sekarang
yang menurut saya bukan yang terbaik
tapi ternyata memang inilah yang terbaik
disini saya menemukan arti persahabatan
disini saya mengerti makna ikhlas
disini saya mengetahui maksud realistis
disini, saya selalu bisa tertawa
dan disini, saya menemukan keluarga baru
Allah tahu apa yang terbaik untuk kita
Allah melihat dari semua sisi tentang yang terbaik untuk kita
dan kita terkadang hanya melihat satu atau dua sisi saja yang membuat kita yakin kalau ini bukan yang terbaik untuk kita
Dan terbaik itu, memang hanyalah rencanaNya
dan setelah setahun
(waktu yang lama memang untuk akhirnya bener2 sadar)
saya tahu bahwa yang terbaik itu adalah yang terjadi sekarang
yang menurut saya bukan yang terbaik
tapi ternyata memang inilah yang terbaik
disini saya menemukan arti persahabatan
disini saya mengerti makna ikhlas
disini saya mengetahui maksud realistis
disini, saya selalu bisa tertawa
dan disini, saya menemukan keluarga baru
Allah tahu apa yang terbaik untuk kita
Allah melihat dari semua sisi tentang yang terbaik untuk kita
dan kita terkadang hanya melihat satu atau dua sisi saja yang membuat kita yakin kalau ini bukan yang terbaik untuk kita
Dan terbaik itu, memang hanyalah rencanaNya